GIRL IN THE RED DRESS

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

!!! VOMMEN VOMMEN !!!

Benar saja, tahun terakhirnya di Hogwarts benar-benar menyenangkan. Meskipun ada beberapa siswa yang masih berduka karena kehilangan yang mereka rasakan saat perang, tapi Hermione berhasil melewatinya.

Malam ini adalah malam yang sangat ditunggu Hermione. Malam kelulusannya. Ada yang aneh dengan Harry dan Ron malam ini. Mereka tidak biasanya menghilang tanpa memberitahunya terlebih dulu. Sebenarnya dia sedikit kesal karena Ron sudah berjanji akan pergi bersamanya, namun dia akhirnya memilih untuk pergi bersama Cho dan Luna.

"Sudahlah Mione, nanti juga mereka pasti akan datang. Mungkin mereka sedang di pusingkan oleh beberapa Nurgle". Ujar Luna sambil tersenyum. Hermione tersenyum canggung pada temannya itu. Meskipun sudah lama berteman dengan Luna, tapi dia masih belum terbiasa dengan hal-hal aneh yang sering di ucapkan gadis itu.

Selama berjalan di koridor, Hermione merasa menjadi sorotan semua pandangan mata yang ada. Dia memang senang di perhatikan oleh orang-orang disekitarnya, namun bukan dengan tatapan seperti ini.

Setelah mereka sampai di aula besar untuk upacara pelepasan siswa, ternyata tempat itu sudah ramai dengan semua siswa yang akan dinyatakan lulus. Namun matanya masih mencari pacar dan sahabatnya yang menghilang bagai ditelan bumi.

Pembukaan acara pun dimulai, dan jantung Hermione terasa akan jatuh ke lambung mendengar namanya dipanggil. Dia gugup luar biasa.

"Dan sekarang, pembacaan pidato dari siswa terbaik tahun ini, Hermione Jean Granger". Tepuk tangan yang meriah menggema di seluruh ruangan. Dia benar-benar gugup sekarang. Yang diharapkannya ada untuk menenangkannya ada Ron Weasley.

Akhirnya dia maju dan naik ke podium. Seluruh siswa kini menatap ke arahnya namun dia berusaha menenangkan diri.

"Jadi, aku ingin berterima kasih pada semua teman-teman yang sudah berjuang bersama selama ini. Kita tahu beberapa bulan kebelakang, kita semua kehilangan banyak orang yang kita sayang, bahkan mereka yang berkorban tak terhitung jumlahnya, tapi akhirnya kita mendapatkan kemenangan yang pantas. Dan semua itu tidak lepas dari jasa para Professor yang sudah mengajarkan banyak hal pada kita. Mulai dari mantra, ramuan, sejarah, dan itu semua menjadi bekal kita untuk menjalani hidup ke depan. Jadi kita semua harus selalu mengingat jasa para Professor yang telah memberikan kita ilmu dan persiapan. Untuk hari esok. Mungkin sekian dari saya".

Tidak ada tepuk tangan. Semua orang hanya menatap kearah Hermione dengan senyum menghiasi bibir mereka, beberapa bahkan terlihat saling berbisik. Jantung gadis itu terasa benar-benar berhenti berdetak. Apa ada perkataannya yang memalukan? Atau dia melakukan kesalahan?.

Begitu dia menatap Cho di barisan anak Ravenclew, dia seperti menyadari satu hal. Gadis bermata sipit itu mengisyaratkan dengan telunjuknya agar menengok ke belakang. Dan saat Hermione menoleh,

"Will you be mine, forever?". Ron berada di belakangnya dengan satu kaki berlutut dan tangan yang menawarkannya cincin berlian yang sangat mewah.

Hermione hampir menangis melihatnya. Dia bahkan sangat bingung ingin berkata apa saat ini.

"Ron, ini... Ini... Apa kau serius?".

Ron tersenyum manis pada pacarnya itu lalu berdiri di hadapan Hermione.

"Yes. Aku serius. Aku ingin kau ada di sisiku selamanya. Menjadi pendampingku, menjadi ibu dari anak-anakku. Dan menjadi nenek dari cucu-cucuku nanti". Ron lalu mengambil tangan kanan Hermione lalu mengecupnya dengan lembut. "Soo, Miss Granger. Will you marry me?".

Hermione tersenyum girang sekarang. Dia tidak mengira sama sekali kalau pacarnya akan melamarnya pada saat acara pelepasan siswa. Di umurnya yang masih sangat belia yaitu 18 tahun. Tapi dia sangat senang dengan hal itu. Itu artinya dia bisa bersama dengan kekasihnya seumur hidupnya.

"Yes Ron. Of course I will".

Ron dengan gembira menyematkan cincin berlian itu ke jari Hermione, lalu menciumnya dengan mesra. Semua siswa berdiri dan langsung orang bertepuk tangan dengan gembira. Pasalnya Ron dan Hermione adalah pahlawan dunia sihir sekaligus pasangan yang sangat berpengaruh dan fenomenal. Kisah cinta mereka menjadi bahan perbincangan seluruh penjuru Hogwarts saat itu. Semua orang tahu kalau mereka adalah sahabat, tapi ternyata mereka memendam perasaan pada satu sama lain dalam kurun waktu yang lama hingga akhirnya bisa bersama seperti sekarang.

Bukan hanya para siswa, staf pengajar pun sangat bahagia mereka bisa bersama. Tiba-tiba dari muncul hujan kelopak mawar merah dari langit-langit aula. Rupanya itu adalah perbuatan dari salah satu the golden trio. Siapa lagi jika bukan Harry Potter.

"Jadi, ini alasan kenapa kau dan Harry menghilang selama upacara pelepasan?". Tanya Hermione acara selesai. Mereka kini berjalan berdua menuju ke asrama mereka Griffindor.

"Emmm, sebenarnya ada kendala kecil yang terjadi. Sahabatmu yang sangat jenius itu sempat menghilangkan kotak cincin ini sebelum acara".

Hermione tertawa lepas mendengar cerita Ron. "Aku sedikit penasaran kemana orang itu".

"Merindukanku, Mione?". Tiba-tiba dari belakang Ron dan Hermione muncullah pria berkacamata dengan senyum yang memamerkan gigi putihnya.

"Oh Harry, tentu saja aku rindu padamu. Jadi, apa kau akan menceritakan padaku dimana kau menghilangkan kotak cincin itu?".

"Astaga, ayolah Ron. Apa kau harus mempermalukanku seperti ini?".

Hermione dan Ron tertawa mendengar keluhan Harry.

"Ok. Jadi Mione, kapan kita akan mengadakan upacara pernikahan kita?". Tanya Ron membuka pembicaraan lagi.

"Mengadakan apa?". Tanya Hermione kaget.

To be continued...

Hyhy everything... Kangen gak nih sama cerita aku. Maaf ya ini masih part part awal jadi masih belum terlalu banyak lah ceritanya nya, pemanasan dulu tenang. Nanti kalo udah lanjut makin panjang kok. Hope you enjoy that.

Sabar dulu ya yang nunggu scene DraMione nya, jangan teror aku 😅 nanti juga muncul sendiri kok :P

Yaudah deh, segitu dulu.

Salam,
- aulZAlia

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro