18. Gadis Hujan Di Perempatan Jalan (Dina)

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Nama: Dina Putt
Jurusan:
1. THAM
2. Science Fiction

❤❤❤

Namanya Violet Suri, seorang siswi SMA biasa, dengan kehidupan yang biasa-biasa saja dan orangtua serta saudara yang membosankan. Namun sebuah keganjilan yang terjadi beberapa minggu yang lalu membuat Violet berpikir bahwa, apa yang terjadi dalam dirinya ini?

Ia selalu memiliki impian lain, yaitu dapat menjadi bintang theater. Namun karena warisan dari keluarganya, ia harus mengurus perusahaan keluarganya. Dan ia tidak memiliki pilihan lain.

Kegiatan Violet selalu sama hampir di setiap hari. Ia bangun di pagi hari, mandi, lalu sarapan di dapur tanpa sepatah kata pun yang keluar dari mulutnya dan dari ayah, ibu, dan dua adik perempuannya. Dan sisa hari ia lakukan dengan bersekolah. Tidak ada yang pernah berubah dari kegiatan kesehariannya itu. Hingga suatu kala...suatu hal terjadi.

Hari itu merupakan sebuah hari di musim semi. Langit tiba-tiba saja menghitam dengan cepat saat Violet masih dalam perjalanan pulang sekolah, ia pergi dan pulang sekolah dengan sepeda. Hujan tiba-tiba saja turun. Memaksa Violet untuk segera menepi di depan toko kelontong Mr. Eagle's. Namun di persimpangan jalan yang terletak tak jauh dari sekolahnya, ia melihat sesosok gadis dalam balutan gaun hitam tengah berdiri di tengah hujan, tanpa payung. Ia mirip dengan Violet Sama-sama berambut coklat yang sedikit bergelombang dan kulit yang putih pucat.
Rambut gadis itu terlihat basah kuyup, menutupi wajahnya yang terlihat putih pucat. Violet yang merasa penasaran pun mengambil payung kecil di tas hijau army miliknya. Violet pun menghampiri gadis itu dengan payung yang melindunginya dari hujan. Telinga kiri Violet tiba-tiba berdengung. Ia memegang telinga kirinya dan terus berjalan ke arah gadis itu. Violet menyapa gadis bergaun hitam tersebut.
Gadis itu hanya mengangkat wajahnya sedikit.

"Apa yang kau lakukan di tengah hujan seperti ini?" tanya Violet. "Kau bisa sakit."
"Aku sedang menunggu seseorang." Jawab gadis muda itu.
"Rumahku tak jauh dari sini. Kau mau mampir sambil menunggu? Aku memiliki baju ganti untukmu."
"Tidak usah." Balas gadis itu. "Orang itu sebentar lagi akan datang. Terima kasih atas tawarannya."

Violet pun tak ingin memaksa, ia berbalik dan kembali berteduh. Meski begitu, Violet tidak dapat menghilangkan bayang-bayang gadis itu dari dalam kepalanya. Sekilas wajahnya sangat amirip dengan Violet. Apakah Violet mempunyai kembaran? Entah apa yang salah. Mungkin saja hanya kemiripan biasa.

Hujan kini telah berhenti. Violet mengayuh cepat sepedanya menuju rumah. Violet ingin cepat sampai rumah, makan, mandi, dan kemudian merebahkan diri.

Namun Violet pergi tidur malam dengan banyak pertanyaan masih memenuhi kepalanya.

Keesokan harinya, di hari Sabtu yang cerah, Violet tiba-tiba saja teringat kembali dengan gadis yang berdiri di tengah hujan itu. Karena ia tidak bisa menyimpannya sendiri, maka ia menceritakan hal itu pada sahabatnya, Diana.

"Apanya yang aneh?" balas Diana. "Dia hanya gadis yang sedang menunggu temannya. Mungkin dia tidak mengira akan hujan, dan tidak membawa payung."
"Tapi aneh." Balas Violet. "Aku merasa aneh saja. Ia basah kuyup, namun tetap berdiri disana bahkan hingga hujan telah berhenti. Dan pertanyaan lainnya, dari mana sebenarnya gadis itu? Wajahnya sangat mirip denganku."

"Violet, kau tidak perlu memikirkannya." Ucap Diana. "Mungkin hanya kebetulan wajah kalian mirip. Apa mungkin Doppelganger? Tak ada yang mustahil di dunia ini kan?"
"Baiklah." Jawab Violet seraya berdiri dari kursi yang ia duduki.

Dari pagi hingga siang hari setelah ia bercurhat, Violet sibuk membersihkan loteng atas rumahnya. Ia juga harus mengurus kedua adik Esther dan Lilly yang tiba-tiba demam karena kedua orangtuanya bekerja. Sebelumnya, Violet bertemu dengan tetangganya, Jasper yang seolah ingin berkata sesuatu namun rasanya pendengaran Violet mendadak menghilang. Tak hanya itu, banyak kejadian yang aneh disekitarnya.

"Ada yang tidak beres dengan diriku. Atau mungkin sekitarku." Ucap Violeta pada dirinya sendiri sambil berjalan menuju dapur untuk mengambil susu, ia akan membuat sereal untuk Estyer dan Lilly. Namun tak ada susu. Violet berjalan ke gudang penyimpanan makanan, namun tak ada susu di tempat itu juga. Violet kemudian mengambil jaketnya, ia akan pergi ke minimarket untuk membeli susu.

Langit tiba-tiba kembali mendung saat Violet keluar dari rumah. Hujan lagi, namun tak sederas saat pulang sekolah kemarin.

Violet berjalan di tengah hujan dengan payung. Namun ketika Violet akan berbelok ke perempatan yang mengarah ke minimarket, ia melihat kembali gadis itu. Gadis yang sama, dalam balutan gaun ungu yang sama. Berdiri di tengah hujan. Violet kembali menghampiri gadis tersebut.

"Kau lagi." ucap Violet. Gadis itu kembali melepas satu senyum tipis.
"Apa yang sebenarnya kau lakukan?" tanya Violet, ia sungguh penasaran dengan apa yang dilakukan gadis itu. Karena ia berpikir tingkah gadis itu sudah tergolong aneh dan tidak wajar.

"Aku menunggu seseorang." Jawab gadis itu. Jawaban yang sama seperti yang terucap sehari sebelumnya.

"Orang itu sepertinya bukan teman yang baik, membuatmu menunggu dalam hujan seperti ini."

Dia mungkin hanya terlambat." Ucap gadis itu. "Kurasa dia akan datang sebentar lagi." Ucapan gadis itu membuat Violet membuat Violet mengerutkan dahinya.
"Kau yakin?" tanya Violet. "Mampir ke rumahku. Kau bisa menggunakan telepon untuk..."
"Tidak apa-apa." Potong gadis itu.
"Terima kasih."
"Kenapa kita sangat mirip. Gaun yang kau kenakan juga sama dengan yang ku pakai saat pertama kali bertemu denganmu."
"Entahlah." Jawab gadis itu.

Sekali lagi, Violet meninggalkan gadis itu berdiri dalam hujan deras. Dan Violet, ke minimarket membeli susu dan pulang ke rumah dengan berjuta pertanyaan soal gadis misterius yang berdiri di tengah hujan itu.

Violet melempar jaketnya di sofa. Ia meletakkan susu di atas meja, mengambil kotak sereal, dan membuatkan sereal untuk kedua adiknya. Ia kemudian meletakkan sereal tersebut di meja belajar Esther dan Lilly di kamar mereka. Kedua gadis kecil itu masih tertidur lelap. Violet naik ke lantai atas dan menuju kamar. Violet membuka lemari pakaian, mengambil gaun asal dan mengganti baju yang sebelumnya memakai kaus biru pastel dan celana jeans menjadi gaun hitam selutut. Violet kemudian merebahkan dirinya dan tertidur.

Violet terbangun saat Ia mendengar suara gonggongan anjing. Violet mengintip keluar jendela. Ia melihat seekor anjing berbulu coklat. Anjing itu adalah anjing Jasper, yang sering Violet beri makan. Jasper memang jarang berada di rumah karena ia adalah mahasiswa kedokteran yang selalu sibuk.

Violet keluar dari kamar dan menuju ruang tengah. Ia memperhatikan sekitar. Sepi. Adik-adiknya masih tertidur, sereal yang dibuatnya pun belum di makan.
Ia kemudian duduk di sofa dan melihat koran diatas meja.
Ada beberapa artikel kecil lainya yang tidak begitu penting, dan secara tak sengaja Violet menemukan sebuah berita kecil yang menarik di halaman dua. Sebuah berita yang membuat kedua matanya terbelalak.

Violet melempar koran tersebut keatas meja.

Apa maksud semua ini?

Pada artikel kecil yang dimuat di dalam koran itu berjudul,
SEORANG REMAJA TEWAS DI DEPAN TOKO KELONTONG MR. EAGLE'S.

Remaja yang disebutkan di dalam artikel itu memiliki ciri-ciri yang begitu mirip dengannya dan sekaligus gadis yang selalu Violet temui di persimpangan jalan. Berambut coklat bergelombang sebahu, terlihat terakhir kali memakai baju kaus Ungu dan tas hijau army, dengan tinggi sekitar 165 cm.

Nama gadis itu adalah Violet Suri, berusia 16 tahun.

Violet mulai kalang kabut. Apa maksud semua ini? Violet menghilang? Violet bahkan baru beberapa jam yang lalu pulang ke rumah. Dan tanggal 16, Violet bahkan makan malam bersama Ayah, Ibu, Esther, dan Lilly.

Tanggal 16, pertama kalinya Violet bertemu gadis dengan fisik yang sangat sama dengannya.
Violet teringat perkataan Diana. Doppelganger.
Violet kembali ke kamar dan menyalakan laptopnya.
Ia pun mencari informasi tentang Doppelganger.

Menurut mitos, doppelgangers dianggap sebagai pertanda buruk. Bertemu dengan doppelganger mu sendiri, berarti akan segera meninggal.

"Tidak mungkin!" Violet menendang kaca di samping meja belajarnya.
"Aku menghilang? Tidak!" Violet berteriak sekuat tenaga. Ia berlari keluar rumah. Ia berlari menuju rumah Jasper.

Violet menekan bel rumah Jasper. Ada mobil Jasper di depan rumah. Pertanda bahwa Jasper ada di rumah.
Violet melihat anjing coklat Jasper menggonggong ke arahnya.

Guk! Guk!

"Hei, Woody." Violet mengelus bulu halus Woody, anjing Jasper.
Violet kemudian berlari menuju rumah di depan kediamannya. Itu adalah rumah Jodelle.

Violet menekan bel rumah Jodelle. Namun tak ada respon. Violet makin kehabisan akal. Ia berlari menuju jalan raya. Violet menepuk pundak pejalan kaki, namun tak ada respon sama sekali, seakan Violet adalah angin yang berhembus.

"Aaaaaa!!" Violet kembali berteriak sekuat-kuatnya, namun nihil, tak ada respon dari pejalan kaki disekitarnya. Keberadaannya seperti tak nyata.
Violet menemukan genangan air di perempatan jalan. Ia ingin memastikan bahwa dirinya hidup. Namun, tak ada pantulan dirinya di genangan air.

Violet seakan tak mampu berdiri. Ia terjatuh.

"Ada apa semua ini? Ada apa dengan diri ku?"

Langit hitam mulai siap untuk mengguyur kawasan itu. Hujan kembali dengan derasnya. Bahkan lebih deras.

Ia kembali memikirkan soal gadis yang ditemuinya di tengah hujan itu. Apakah benar gadis itu adalah dirinya? Jika dirinya benar-benar sudah meninggal, apa penyebabnya?

Violet berlari menuju toko kelontong Mr. Eagle's. Banyak orang tengah berteduh. Dan lagi-lagi tak ada yang memperhatikannya. Tak ada lagi gadis misterius kembaran Violet ditengah hujan lebat ini.

Violet lemah semangat. Ia berdiri diperempatan, ditengah hujan.
Perhatiannya kini teralihkan oleh seorang gadis yang menaiki sepeda, berteduh di depan toko kelontong Mr. Eagle's dengan kaus ungu dan tas hijau army. Ia tampak mengambil payung dan menyebrang, berjalan ke arah Violet.

Piitt! Piitt!

Suara klakson mobil sedan putih yang melaju membelah jalanan, menerobos hujan diantara banyaknya pejalan kaki yang berteduh.
Dapat Violet lihat pengendara mobil tersebut dengan muka cemas, tampaknya ia tak bisa mengendalikan laju kendaraannya.

Dan ia akan menabrak gadis berkaus ungu dengan tas hijau army dan payung kecil di genggamannya.

Brak!

Sebuah suara hantaman dan lanjutkan dengan teriakan histeris pejalan kaki yang berteduh beradu dengan bunyi derasnya hujan.
Aliran darah mengalir dari sekujur tubuh gadis berkaus ungu tersebut.
Payung digenggamnya terlempar jauh.
Orang-orang yang awalnya berteduh kini mengerumuni gadis bergaun ungu yang tertabrak, mereka kini seakan tak takut kebahasan.

"Seseorang, hubungi ambulans!" Teriak seorang wanita paruh baya yang memangku gadis itu. Violet mendekat, memperhatikan wajah gadis itu. Membuatnya terbelalak kaget.

"Apakah dia masih hidup?"

Seorang wanita memeriksa denyut nadi gadis itu.

"Ia sudah tiada."

Semua orang disekitarnya terdiam ditengah derasnya hujan. Violet menjauh. Violet menangis diantara derasnya hujan.

Karena gadis bergaun ungu yang tertabrak adalah dirinya.

Sejatinya, Ia telah tiada sejak hujan pertama di musim semi, tanggal 16, dan di saat pertama kali ia bertemu doppelgangernya. Dan semua kegiatan setelah hujan pertama terjadi ternyata tidak nyata.

–Selesai–

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro