#14: Duo Twins Duel

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

"Baiklah, sekarang kita bereskan saja semua urusan di antara kita berempat!"

Ucapan Chloe tadi spontan menyemprotkan langsung unsur ketegangan ke seisi ruangan bawah tanah itu dengan sangat.

"Apa yang kalian inginkan dari kami?" tanya Cheryl menantang setelah maju dengan berani dan penuh percaya diri.

Chelsea spontan tertawa mengejek sambil melecehkan, "Kalian tidak tahu apa yang kami inginkan? Sungguh bodoh!"

"Siapa yang bilang kami ini bodoh? Kalian yang justru berperilaku seperti perempuan barbar saja di zaman secanggih ini," balas Chester sekalipun gerak-gerik fisiknya dibatasi oleh Chloe.

"Apa yang kau bilang? Kami ini barbar?" tantang Chelsea sambil memelototinya.

"Ya, tentu saja. Lihatlah, tindakan kakakmu ini membelenggu aku dengan cara kekerasan fisik serta tenaga yang kuat. Apa coba kalau tidak barbar?"

"Hei! Dari mana kau kalau dia itu adikku?" tanya Chloe ketus tanpa melepaskan cengkeramannya pada sang korban.

"Kalian juga--," balas Cheryl tak mau kalah, "--dari mana kalian tahu kalau kami ini Chester dan Cheryl?"

Perempuan itu langsung menutup mulutnya sesudah melontarkan pertanyaan tadi. Sebuah pertanyaan konyol yang menghasilkan ekspresi spontan--kaget, kecewa, dan pasrah--di wajah sang kembaran laki-laki.

"Ouw, jadi nama kalian Chester dan Cheryl?" spontan pula Chloe merespons begitu, bersamaan dengan pertanyaan milik Chelsea, "Dari mana kau bisa mengetahui fakta bahwa kami tahu nama kalian?"

"Tebaklah dari mana kami mengetahuinya," Chester buru-buru menjawab sebelum kembarannya mengulangi kesalahan konyol lagi. Langsung saja jawaban itu 'disambar' oleh Cheryl yang memberikan tantangan, "Bagaimana kalau dalam waktu enam puluh detik kalian tidak bisa menebaknya, saudaraku ini harus dilepaskan?"

Chloe dan Chelsea saling berpandangan sementara Cheryl agak mengungkapkan kegirangannya. Mereka menyudahi dengan saling menganggukkan kepala.

"Baiklah, Cheryl," jawab Chloe sangat percaya diri. Dia mengajukan balik sebuah tantangan, "Bagaimana kalau salah satu dari kami berhasil menebaknya? Apa kau mau menuruti kemauan salah satu dari kami?"

"Jadi dia yang menebak," tanya Cheryl pada Chloe sambil menelengkan kepala ke arah Chelsea, "dan keinginanmu yang harus dituruti?"

"Kau cerdas sekali," puji Chloe datar, sebelum menyuruhnya cepat, "Jangan buang waktu lagi, sebelum pikiranku beralih dengan singkat!"

"Oke, apa maumu?" tanya Cheryl yang sudah tidak sabaran.

Chester sempat merasakan ketidaknyamanan dari aura milik sosok penyanderanya yang berdiri di belakang dirinya. Bukan karena tidak bebas, tetapi bakal ada hal buruk yang terjadi pada dirinya sebagai sosok sandera.

Intuisi itu terbukti saat Chloe menjawab mantap, "Seandainya adikku itu bisa menebak, akan kubunuh kakak kembarmu ini."

Terlihat jelas dari gerakan sekilas bola mata keduanya kalau dalam hati masing-masing, baik Chester dan Cheryl sama-sama menyimpan kekagetan. Apa yang tersimpan dalam benak mereka ya? Masalahnya, tidak kutangkap pancaran ekspresi ketakutan loh.

Chelsea tertawa mengejek. "Kenapa kau sempat berpikir? Takutkah kau kalau aku menjawab dengan benar?" tanyanya melecehkan.

"Pastilah kau bisa menebak dengan benar, karena bersama dengan kakakmu ini, kalian telah kecolongan dengan menyangka kalau kedua rekaman rahasia itu akhirnya bisa terbuka tanpa kedua orang perekamnya harus meninggal lebih dahulu," satu kalimat panjang itu meluncur secara cepat dari mulut Chester tertuju pada Chelsea di luar dugaan siapa pun. Hasilnya jelas membatalkan kesepakatan antara Cheryl dan Chloe.

Keruan saja Chloe jadi naik pitam. Sambil menarik Chester mengikuti gerakan badannya ke belakang, dia melangkah mundur ke arah dinding. Membuat sosok mereka berdua luput dari sorotan kamera pengawas.

"Begitukah tindakan profesionalmu, Chloe?" tantang Cheryl semakin berani. Membuatku jadi semakin takut akan lebih menjerumuskan dirinya dan Chester untuk dibantai duo tuan rumah ini. "Kau ini seperti anak kecil yang ketahuan isi kartu-kartu yang sengaja disembunyikan dalam genggaman tangannya saja."

Marah atas perlakuan dari Cheryl terhadap kakaknya, tanpa diduga Chelsea maju menghampiri sosok kembaran Chester itu, dan menarik paksa rambut pirangnya. Merasa kesakitan, Cheryl balas mencengkeram leher kaos Chelsea. Terjadilah perkelahian fisik yang sengit dan terlihat mengerikan di antara keduanya.

Kurasakan sebuah gelombang energi yang kuat kembali terpancar di ruangan bawah tanah itu. Hampir bersamaan dengan terhempasnya Cheryl ke tembok samping tanpa ada yang menarik tubuhnya. Hempasan yang cukup kencang membuat mulutnya mengaduh dengan jelas.

Dalam perkelahian singkat tadi, ada beberapa bagian pakaian Chelsea yang terobek oleh kekuatan tangan Cheryl. Kini, gadis itu terlihat sekali ingin menuntut balas di saat musuhnya tak berdaya.

"Apa yang akan kau lakukan, Chelsea?" aku berteriak mencegahnya. "Kalau kau mau membalas di saat musuhmu tak berdaya, kau sungguh seorang pecundang!"

Chelsea balas meneriaki diriku, "Kau sendiri juga pecundang, Stevan! Kau putarkan kedua rekaman kami di hadapan mereka!"

"Hei! Bukankah Chloe sudah mengunci kedua rekaman rahasia kalian itu dengan kata 'murder'? langsung kuungkapkan saja fakta yang mereka sembunyikan dengan bentakan amarah. "Aku sendiri tidak mengerti kenapa dan bagaimana keduanya bisa terbuka secara otomatis."

Tahu-tahu saja terdengar suara Chester menyahut, "Apa kau sudah melupakan istilah a perfect clues tadi, Stevan? Kaulah satu paket petunjuk yang terlalu sempurna!"

Meski tanpa melihat sosoknya, kubalas kata-kata Chester tadi, "Aku berhasil melihat proses keseluruhannya sekarang, Chester. Bakat indigo Cheryl yang mampu membawa dirinya ke masa lalu bersama kehadiranku di dalam kepalanya, akhirnya melengkapi data yang tersimpan di dalam memoriku ini. Banjir informasi pada sistemku sanggup mengaktifkan kunci dokumen terkuat yang disembunyikan oleh Chloe dan Chelsea. Tidak hanya misteri pasangan Landon dan Mama Lynn yang terungkap, kejahatan para penghuni rumah ini juga otomatis terbongkar."

"Oh, jadi bakat clairvoyance milikmu yang memulai semuanya ini," terdengar kata-kata Chelsea membuka kekalapannya untuk menghabisi Cheryl. Diangkatnya perempuan malang yang masih kesakitan itu naik ke atas dengan satu jari telunjuk. Frekuensi gelombang energi yang mengusik sistemku kian meningkat intensitasnya.

"Baguslah Chester, aku yang akan membuatmu tercekik dengan bakat indigo yang sama," terdengar suara Chloe di balik kebisingan yang semakin memuncak. Aku mengerti sekarang, betapa kemampuan indigo mengganggu kesadaranku sebagai sosok sistem komputerisasi rumah.

Mendadak saja, semuanya hilang dalam sekejap. Kemudian terdengar suara desingan laser yang lembut. Ruangan bawah tanah dipenuhi oleh terangnya sinar biru hijau yang sangat kuat. Terpantul oleh tembok tempat Cheryl terhempas tadi. Artinya sinar yang terlihat berputar melingkar itu berada tepat di tembok seberang yang agak luput dari sorotan kamera pengawas.

Apa yang sebenarnya telah terjadi di dalam sana?

☆☆☆☆

Gimana keseruannya menurut kamu?

Gimana dengan semua dialog kedua pasangan kembar ini?
Terasa klimaksnya atau justru membosankan?
Tuliskan aja di sini 👇

Ada sesuatu jugakah yang bisa kamu pelajari dari APC sampai sejauh ini?
Kalau memang ada, silakan share di sini 👇

Gimana kelanjutan klimaksnya ya?

Mulai chapter 15, APC akan hadir di kedua platform:
baik Wattpad maupun TinLit

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro