Chapter 18

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Aku bertanya-tanya apa saja yang telah kulakukan dalam hidup sampai-sampai aku harus membayarnya dengan semua kegilaan ini. Tapi kemudian, setelah berpikir ini semua ulah Winter Blue dan aku harus menagih bayaran pada gadis tolol itu, aku berusaha lebih optimis bahwa kami akan berhasil membujuk Raja Kurcaci dan setelah ini semuanya akan baik-baik saja.

Dad sedang mengoleskan cat putih ke wajahnya seperti tentara yang hendak berangkat perang ketika Levi menyikutku. Dia pasti sudah menemukan sesuatu yang dapat menghitamkan garis matanya dan rambutnya--meskipun mencuat ke segala arah--tidak seburuk kemarin.

"Aku ingin mengakui sesuatu," katanya. "Niat awalku datang ke sini dan mengikutimu sebenarnya adalah karena aku tidak mau berurusan dengan Autumn setelah aku mengakui kalau aku suka padanya. Benar, aku memang pecundang," Levi mengangkat bahu, lalu, dahinya berkerut dan dia kelihatan khawatir. "Kuharap kau tidak marah?"

Aku pasti sedang amat sensitif, maksudku, dengan Mom yang tertinggal, aku dan Spring yang saling minta maaf dan apa yang Dad katakan kemarin, lalu ditambah ini, aku tidak bisa menyalahkan hormon bodohku agar berhenti merangsang air mataku keluar.

Levi melihat mataku yang berkaca-kaca dan kekhawatirannya berubah menjadi kepanikan. "Oh sial. Maafkan aku, Summer. Aku tahu--"

Kudorong bahunya sambil tersenyum. "Bukan seperti itu, bodoh. Aku hanya--" aku tertawa--setengah terisak (terkutuklah hormonku). "Dad, Mom dan Luke serta semua ini begitu sinting," aku mengangkat bahu dan mengerjap cepat. "Dan lagi pula, aku sudah tahu, Levi. Tolong berhenti menatapku seperti itu, aku tidak marah, ini hanya hormon cewek sialan." Aku memutar mata untuk menambahkan efek bahwa aku tidak benar-benar menangis karena marah atau apa.

Setidaknya Levi berhenti menatapku seolah ada cap MUDAH PECAH tertempel di dahiku dan dia tersenyum. "Yeah, ini semua sangat sinting."

"Trims, Levi, karena kau mau membantuku dan sebagainya. Tapi jangan mati di sini, OK?" kukepalkan tanganku ke arahnya, menunggu dia membalas tinju pertemananku. Sewaktu Levi melakukannya, senyumnya semakin lebar.

"Kau juga, Cewek Cengeng."

***

Untuk sampai ke kawasan kurcaci, Spring berkata bahwa kami harus melalui jalur udara yang telah disiapkan.

"Perjalanannya akan singkat kalau langit tidak sedang ingin membunuh," Spring memberitahu dengan nada santai. Kami berada di lorong panjang (bukan Lorong Terkikik, untungnya) menuju tempat landasan kendaraan Terbang Cepat. Pada saat itu kami hanya punya tiga hari waktu yang tersisa (yang sejujurnya sedang berusaha kulupakan kalau aku punya tengat waktu).

Spring menunjukkan benda yang akan kami naiki dengan tatapan kagum. "Tidak dapat kupercaya, Kendaraan Kecoa 7280X2 yang terbaru! Kalian benar-benar beruntung. Kendaraan ini dapat terbang melewati dua galaksi dalam sekejap mata, atau begitulah yang--"

"Kendaraan Kecoa?" Levi mencemooh. "Kenapa semuanya harus memiliki keterhubungan dengan serangga? Bukan apa-apa, Bung. Tapi, ayolah, kenapa tidak hewan mamalia? Atau yang normal saja, manusia?"

Spring melemparkan tatapan maut pada Levi, tapi setelah itu mundur dari sesuatu yang kelihatan seperti batu milik Patrick dalam lomba siput itu. Aku tidak lihat ada pintu masuk, bahkan aku tidak bisa membedakan bagian depan dan belakangnya.

Pria bersetelan yang kemarin mengantarkan kami ke ruang Dewan Keadilan tiba-tiba saja sudah berdiri di dekat Kendaraan Kecoa. Setahuku dia hanya diam di sana, tetapi Spring mengangguk dan berjabat tangan sebelum si pria lenyap dalam kepulan asap.

"OK, bersiaplah kaliah semua manusia payah terkagum-kagum pada kendaraan ini dan pemandangan Starsfall."

***

Aku tidak terkagum-kagum. Tidak sama sekali. Perjalanannya memang singkat, tapi rasanya seperti aku sedang berada dalam botol kemasan yang diguncang-guncang oleh bayi ngamuk. Begitu kami keluar (kepalaku pusing sekali) dengan Spring yang tersenyum lebar dan udara yang mendadak berbau seperti roti panggang, aku menyadari betapa laparnya aku.

"Inilah kawasan kurcaci!" Spring mengumumkan.

Di sebelahku Dad berdecak kagum dan Levi menggumamkan sesuatu yang kedengaran seperti, "Whoa!"

Aku mengangkat kepalaku. Menatap pada istana yang menjulang sangat tinggi dan pulau-pulau melayang.

Semua itu sama sekali tidak terlihat seperti tempat tinggal para kurcaci. []

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro