Your Eye's

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Seorang gadis yang masih mengenakan seragam berdiri di tepi trotoar menunggu lampu merah menyala bersama orang-orang yang tak dikenalnya. Handphone yang ia simpan di saku bergetar, ada sebuah pesan dari ibunya yang menyuruhnya untuk pulang dan ia membalas pesan tersebut bahwa ia akan pulang secepatnya.

Lampu merah menyala. Kendaraan mulai berhenti dan mempersilahkan orang-orang yang telah menunggu di trotoar untuk menyeberang. Semua orang berjalan dengan cepat untuk sampai di sisi jalan yang lain dan tentu saja agar tidak perlu menunggu lagi.

"Anakku!!" teriak seseorang yang sontak membuat semua orang yang ada di tepi jalan berbalik, tak terkecuali gadis itu.

Seorang anak kecil berada di tengah jalan sambil menangis. Sepertinya anak itu lepas dari genggaman ibunya dan terdorong oleh orang-orang yang mau menyeberang tadi. Lampu lalulintas masih merah, gadis itu berusaha secepat mungkin menyelamatkan anak tersebut. Di saat yang bersamaan, ada sebuah truk tengah melaju kencang. Semua orang dan ibu anak itu mulai panik.

Karena jalanan yang licin, truk itu menjadi tak terkendali. Tanpa pikir panjang lagi, gadis itu berlari dan mendorong anak tersebut ke tepi trotoar. Namun sayang, meskipun anak tersebut dapat ia selamatkan, tapi ia tidak bisa menyelamatkan dirinya sendiri. Dirinya tertabrak, darah mengucur deras di beberapa bagian tubuhnya, dan ia telah kehilangan kesadarannya.

***

Buram, itu yang pertama kali ia lihat. Ia belum bisa menyesuaikan cahaya yang masuk ke dalam matanya. Tubuhnya masih lemas, tenggorokan dan bibirnya kering. Entah sudah berapa lama ia tertidur.

"Miya! Syukurlah kamu sudah bangun," seru seorang wanita dewasa sambil menghampiri gadis bernama Miya tersebut. Pria yang tadi bersamanya segera keluar untuk memanggil dokter.

Miya mulai dapat melihat dengan jelas, ia sekarang berada di dalam ruangan asing dan beberapa bagian tubuhnya terbalut perban. Miya teringat tragedi kecelakaan yang hampir meregang nyawanya. ‘jadi aku masih hidup.’ Pikirnya.

"Kondisimu sudah cukup baik. Bagaimana dengan penglihatanmu? Apa ada masalah?" tanya dokter memastikan.

"Penglihatanku dari dulu memang tidak bermasalah. Hanya saja, aku merasakan nyeri di mataku," jawabnya jujur.

"Jadi kamu tidak tahu ya? Kecelakaan yang menimpamu mengakibatkan kerusakan parah di beberapa bagian tubuhmu. Beberapa tulangmu patah, dan kamu juga kehilangan banyak darah. Kita harus melakukan operasi untuk mengembalikan kondisi tubuhmu seperti semula. Apalagi matamu. Bukan hanya mendapatkan transplantasi darah, kamu juga mendapat transplantasi organ mata. Jika saja tidak ada yang rela mendonorkan matanya untukmu, mungkin kamu tidak akan bisa melihat sekarang," jelas dokter panjang lebar.

Mendengar hal itu, membuat Miya syok. Apalagi saat ia mengetahui kenyataan kalau Indra penglihatannya ini, milik orang lain yang dengan sukarera menyerahkannya kepada dirinya.

"Lalu siapa yang rela mendonorkan matanya untukku dok?"

"Kamu tidak perlu khawatir, orang yang mendonorkan matanya untukmu telah meninggal dunia. Sampai disini dulu pembicaraan kita. Kamu harus istirahat sekarang. Aku permisi dulu." Dokter pamit undur diri meninggalkan ruangan itu.

Pintu tertutup, di kamar itu hanya ada Miya dan orangtuanya. Namun, Miya merasakan kehadiran orang lain di dalam sana. Miya melihat seseorang berambut panjang berdiri di dekat pintu. Orang itu menunduk dan kulitnya terlihat pucat. Karena merasakan aura aneh dari sosok tersebut, Miya mengedipkan matanya beberapa kali untuk memastikan.Tapi setelah ia melakukan hal itu, sosok itu tak ada di tempatnya. ‘Mungkin itu hanya halusinasiku, ‘ begitu pikir Miya.

Setelah beberapa hari, Miya kembali pulang dan menjanani aktivitasnya seperti biasa. Tentu saja ia telah sembuh, meskipun ada beberapa kejadian aneh yang menimpaanya dan Miya tidak peduli dengan hal semacam itu. Saat ini, Miya masuk sekolah seperti yang semestinya. Mungkin ia akan kesulitan menyesuaikan materi pembelajaran karena kecelakaan yang menimpanya membuat ia ketinggalan materi sangat jauh. Saat di kelas, teman-temannya menyambut kedatangan Miya dengan senyuman hangat. Mereka semua nampak sangat senang.

Saat jam istirahat tiba, Miya merasa harus menggunakan kamar mandi saat itu juga Miya meminta sahabatnya yang bernama Kelly untuk menemaninya ke kamar mandi. Saat perjalanan menuju kamar mandi, Miya melihat ada beberapa murid berlalu lalang, diantaranya ada yang seragamnya dipenuhi bercak merah dan ada juga yang menatap Miya. Miya berpikir bahwa beberapa murid tadi sengaja menumpahkan saus diseragam mereka atau mereka berusaha membuat Miya takut dengan tatapan yang mereka buat.

"Mereka lucu sekali, mencoba menakut-nakutiku. Sudahlah, ayo cepat Kelly aku sudah tidak tahan!"

"Siapa yang mencoba menakutimu?" tanya Kelly bingung dengan ucapan sahabatnya. Namun pertanyaan Kelly tidak sampai ke telinga Miya karena gadis itu telah berjalan lebih dulu dan meninggalkan Kelly.

Setelah sampai di toilet, Kelly menunggu di luar dan membiarkan Miya masuk ke dalam. Sudah beberapa menit Kelly menunggu dan Miya belum juga keluar dari dalam toilet. Hal itu membuat Kelly khawatir. Saat hendak masuk untuk memastikan, tiba-tiba Miya berteriak.

"Aaaaahh!" Mendengar itu, Kelly bergegas masuk. Kelly melihat sahabatnya itu terduduk dengan wajah pucat pasi dan tubuhnya gemetar. Miya terlihat sangat ketakutan.

"Ada apa Miya? Kenapa kau tadi berteriak?" tanya Kelly dengan panik.

"Itu ... kaca itu ... T–tadi aku melihat sesuatu. se–seorang gadis tanpa bola mata dan darah keluar dari lubang matanya," jawab Miya terbata-bata.
Mendengar hal itu membuat Kelly mengkhawatirkan kondisi sahabatnya itu. Ia membantu Miya berdiri dan menemaninya menuju kelas mereka.

Setelah kejadian itu, hidup Miya menjadi tidak tenang. Ia terus dihantui oleh sosok yang dilihatnya di kamar mandi sekolah. Sosok itu terus mengikuti kemanapun Miya pergi. Setiap hari Miya selalu dilanda rasa ketakutan. Sosok itu pernah mencoba untuk merasuki, mengancam, bahkan pernah mencoba melukai tubuh Miya. Ia pernah bercerita tentang hal ini kepada orangtuanya, namun mereka tidak percaya dengan apa yang dikatakan Miya dan mereka menganggap Miya sedang berhalusinasi.

Pukul 11 malam, Miya tidak bisa tidur. Ia telah mencoba mencari posisi yang nyaman untuk tidur, namun tetap saja tidak bisa. Tiba-tiba terdengar suara langkah kaki, Miya bangkit dari ranjangnya dan berjalan kearah pintu. Dengan ketakutan yang ia paksakan, Miya membuka pintu itu dan menemukan sosok yang tak ingin ditemuinya berdiri di depannya. Sosok itu menyeringai saat melihat Miya mundur perlahan dengan wajah pucat.

"Pergi! Pergi kau!" teriak Miya. Tapi sosok itu terus mendekati Miya dan merasuki tubuhnya.

Tubuh Miya yang dirasuki sosok itu, meraih sebuah gunting yang ada di atas nakas dan menusukkannya berkali-kali ke tubuh Miya. Tubuhnya tergeletak ke lantai dengan darah yang terus mengucur deras. Sosok itu lalu keluar dari tubuh Miya yang telah mati tersebut. Ia menyeringai lalu berbicara.

"Bukankah menyenangkan Miya, merasakan penderitaan yang aku alami dulu. Seperti itulah orangtuaku membunuhku dulu dan dengan seenaknya menjual mataku. Semoga kau tenang disana Miya."

Keesokan harinya kedua orangtua Miya terkejut saat menemukan jasad anaknya dengan kondisi yang mengenaskan. Mereka juga menemukan tulisan dicermin yang diyakini ditulis dengan darahnya Miya. Tulisan itu berbunyi.

"Donorkan mataku kepada orang yang membutuhkan. Agar orang itu bahagia." Lalu terdapat sebuah emotikon senyum yang mengerikan.

                                                                 Tamat

A/N
Saat sedang sibuk membersihkan file lama aku malah menemukan cerita ini. Awalnya aku berencana tidak mengepostnya karena..., gimana ya? Ah kalian pasti ngerti sendiri setelah membaca cerita ini.// malu...

Maafkan diriku dahulu yang berusaha nulis cerita horror tapi jadinya malah seperti ini. Entah mengapa aku yang sekarang tidak merasakan adanya genre horror di sini // huhu...

Tapi ya gapapa deh. Maklum aku belum bisa nulis dengan benar sehingga membuat kalian membaca ceritaku yang masih berantakan.

Aku akan berlatih lagi! Semangat!!

Oke sampai di sini dulu ya~

Sampai jumpa lagi :)

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro