PART 2

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Menjauhimu bukan keinginanku, tetapi dengan cara ini aku akan mencoba melupakan perasaanku padamu.

_Dila_

Azie mengembangkan senyumnya saat membaca buku itu, disitu ada goresan pena seoramg wanita yang sengaja dia tulis untuk tugas dari kakak pembina Osis tadi. Dimana tulisan itu menggambarkan isi hati wanita itu yang tengah mencintai seseorang dalam diam membuat Azie semakin dirundung rasa penasaran oleh wanita itu sebenarnya.

Di tempat lain wanita yang baru saja pulang sekolah sedang merapihkan tas dan sepatunya lalu merebahkan badannya di atas ranjangnya, ketika dia hendak memejamkan matanya terdengar suara ketukan pintu kamarnya. Lalu Dila membuka knop pintunya dan menatap siapa yang mengetuk pintu kamarnya itu.

"kenapa bu, Dila baru aja mau tidur siang lelah banget hari ini dengan kegiatan di sekolah."

"sebaiknya kamu makan siang dulu, barusan Indri mampir kesini bilangnya sih mau ketemu kamu nanti sore." Ibu fatma melihat sang putri sulungnya di tempat tidur

"bilang aja bu sama Indri, kalau aku lagi engga enak badan dan lagi engga mau di ganggu," lirih Dila dengan mata berkaca-kaca ingat kedekatan Indri dengan Azie.

"jangan gitu sayang dia udah baik mau nengokin kamu loh, udah lebih baik kamu sholat dulu dan makan. Sebentar lagi Indri akan kesini, Ibu mau menyiapkan cemilan dulu." Fatma keluar kamar Dila dan menuju dapur.

"ibu jika engkau tau bahwa anakmu ini mencintai seorang pemuda yang sangat akrab dengan Indri sahabatku, aku tau ini salah karena mencintai orang yang sangat sahabatnya sayangi. tapi apa boleh buat jika rasa cinta dan kagum ini tumbuh dengan tiba-tiba," lirih Dila tanpa dia sadari setetes airmata telah turun tanpa adanya perintah.

Indri menuju rumah Bunda Fatma untuk menemui Dila sahabatnya dengan membawa makanan kesukaannya, saat langkah kakinya akan sampai tepat di gerbang rumah Bunda Fatma lagi-lagi ponsel Indri berdering dengan sigap dia mengangkatnya.

"Assalammualaikum Zie kenapa?" tanya Indri pada orang disebrangnya.

"Gini Ndri nanti malam sibuk engga aku mau ketemu dong."

"InsyaAllah sih nanti malam engga ada acara, yaudah kabarin dimana tempatnya dan jam berapa yah!"

"Siap deh, kamu bener-bener the best deh. Oh iya sekalian ajak temen kamu yang pas jogging itu ya!"

"Oh Dila yaudah nanti aku kabarin kamu lagi yah kalau dia mau ikut atau engga, soalnya tadi pas pulang muka dia pucet gitu Zie kayaknya sakit deh."

" Hah! serius kamu Ndri sakit apa temen kamu? yaudah nanti malam ketemu di gang rumah kamu aja yah sekalian tengok temen kamu si Dila."

"Yaudah soalnya ini aku lagi di depan rumah dia kok, udah ah di tutup dulu yah Assalammualaikum Zie."

"Wa'alaikumussalam Ndri hati-hati jaga kesehatan juga yah."

Telpon pun akhirnya terputus, saat kakinya mulai melangkah Indri sudah melihat sahabatnya didepan pintu rumah dengan wajah yang sangat pucat. Lalu sahabatnya itu mempersilahkan Indri untuk masuk kedalam rumahnya, Bunda Fatma menyajikan makanan ringan dan jus kesukaan Indri dan Dila.

"silahkan dicicipi yah Indri, tadinya Dila engga mau menemui kamu dia bilang kalau lagi engga enak badan eeh taunya keluar kamar juga."

"ish, Ibu udah deh mending masak yah buat nanti takutnya Ayah pulang tapi masakan belum jadi."

"kamu yah kebiasaan deh suka mengusir Ibu secara halus teh." Ibu Fatma meninggalkan kedua gadis itu dan berjalan ke dapur.

"oh iya Dil, nanti malam kamu engga acara kan soalnya tadi Azie telpon ngajakin aku ketemuan. Tapi dia bilang suruh ngajakin kamu, yaudah aku bilang aja kalau kamu kayaknya engga bisa karena lagi sakit dan pucat anehnya pas aku bilang gitu dia langsung panik loh tau kalau kamu sakit. Apa jangan-jangan dia naksir kamu yah Dil?" Tanya Indri sambil meminum jus buatan Bunda Fatma, sedangkan Dila hanya tersipu malu saat mendengar ucapan sahabatnya itu.

"engga mungkin deh dia khawatir, lagian aku kenal aja sama dia engga Ndri dia kan pacar kamu juga!" lirih Dila namun terdengar oleh Indri.

"astagfirullah sejak kapan aku jadian sama species seperti dia Dil, hellow lagian aku sama dia udah kenal dari SD kok mana mungkin kita pacaran mulai halu nih. Oh iya atau mungkin kamu cemburu yah Dil hehehehe."

"kamu ini kebiasaan yah kalau ngeledek orang suka jujur Ndri, ehh tapi aku engga suka tau sama dia bahkan aku sama sekali belum mengenal sejauh mana sifat Azie itu." Ucap Dilla sambil memegang jam tangannya.

"jujur aja Dil, kalau kamu suka sama Azie tenang aja aku engga bakalan nikung kok lagian dia hanya temen engga lebih." Pembicaraan mereka terhenti karena dering ponsel Indri, saat melihat layar ponselnya tertera nama Azie untuk video call.

"astagfirullah, nih anak ganggu mulu deh aahhh nyebelin." Indri menaruh ponselnya di atas meja ruang tamu lalu dengan sengaja Dila menekan tombol hijau dan terlihatlah wajah Azie.

"Assalammu'alaikum Ndri kamu dimana? aku di depan gang rumah kamu." Sontak mereka berdua membelakakan matanya.

"Hah! ngapain depan gang aku lagi di rumah," Indri menjeda ucapannya dan menatap Dila dengan rasa berkecambuk sahabatnya itupun mengangguk. "aku ada di rumah Dila, bukannya nanti malam yah mau ketemuannya kenapa harus sekarang sih! Ini masih jam lima sore Zie biasanya juga kamu sama rudi ngaret kan kalau ngajak ketemuan!" Indri menatap sinis wajah Azie di ponselnya.

"Dimana Dila, aku mau ngasih tau kalau barang dia ketinggalan pas di aula SMA," ucap Azie to the poin.

"astagfirullah iya aku baru inget Ndri, kalau buku catatan harian aku ilang aduh kemana yah disitu banyak rahasianya lagi," ucap Dila terdengar oleh Indri dan orang disebrang sana.

Azie tersenyum menatap wajah Dila yang tanpa hijab itu, lalu memegang buku catatan harian Dila dan menunjukkannya pada mereka berdua.

"Pasti ini yah yang kamu cari, tenang saja aku kok yang menemukannya dan saat aku baca nama di depan sampul bunga ini. Jadi inget sama Indri yang suka sekali sama dengan sampul bercorak bunga ini, jangan-jangan kalian memang satu favorit yah?" Tanya Azie pada mereka berdua.

Dila yang melihat bukunya berada di genggaman tangan Azie sangat terkejut dan menutup mulutnya. "kenapa buku harianku bisa berada di genggamannya." Lirih Dila dalam hati.

"memang benar sampul bercorak bunga itu adalah favorit kita berdua, tetapi ingat jangan pernah samakan aku dengan orang lain Zie. Udahlah aku mau nemenin Dila dulu lebih baik bersiap aja nanti malam kita ketemuan dan jangan lupa bawa buku harian Dila, engga sopan tau kamu kalau sampai membacanya." Ucap Indri dengan ketus.

Dila yang melihat sahabatnya membelanya tersenyum "benar yang diucapkan Indri sebaiknya kamu bersiap nanti malam kita kan akan ketemuan ditempat biasa." Dila berdiri dan melangkahkan kedua kakinya memasuki kamar.

"aku suka sama cewe itu Ndri, aku ingin mengenalnya lebih dekat lagi." Setelah Dila berjalan ke kamarnya Azie jujur akan perasaannya pada sahabatnya itu.

"Ta,, tapi Zie ini kan baru pertemuan kedua kalian bahkan kamu saja belum tau sifatnya lebih baik kamu buang jauh-jauh perasaan kamu terhadapnya karena aku takut tidak akan terbalaskan." Indri sedikit menasehati Azie.

"Aku tau itu, tetapi ya wajar saja jika cinta datang bisa kapan saja bahkan saat pertemuan pertama itu bisa jadi." Azie tersenyum menatap Indri

"yasudah jika itu mau kamu, semoga aja kamu engga akan menyakiti Dila karena hanya dia sahabatku. Aku akan mendukungmu dan membantumu untuk mengungkapkan isi hati kamu kepada dia." Indri mencoba tersenyum meski hatinya sangat sakit.

"aku akan ikhlas melepaskan dirimu dengan sahabatku meski berat melepas cintaku padamu, walaupun tidak terbalaskan olehmu melihat senyummu dan kebahagiaanmu bersama wanita yang kau cintai aku sangat bahagia," Lirih Indri dalam hati dengan mata berkaca-kaca.

"Indri kamu baik-baik aja kan, hei Ndri kenapa malah melamun sih kamu!" Azie sedikit menaikkan nada bicaranya sontak membuat Indri terkejut dan menghapus airmatanya.

"ma, maaf tadi hanya tidak fokus aja ya sudah serahkan semuanya padaku kamu bersiap-siap untuk malam nanti yah." Indri langsung memutuskan sambungan video call dan menangis.

"kenapa mencintai kamu harus sesulit ini, kenapa saat aku sudah melepaskan cintaku pada Giri dan harus bertemu dengan orang seperti kamu tapi mengapa kalian sangat sulit untuk aku gapai, kenapa ini sangat tidak adil." Indri menundukkan pandangannya dan menutup wajahnya dengan kedua tangannya.

Dila yang sejak tadi memperhatikan Indri dia langsung berjalan menghampirinya dan merangkul dia. "mungkin dulu Giri adalah cowo yang pernah kamu cinta selama tiga tahun belakangan ini, Allah sangat membenci ummatnya yang lebih mencintai ciptaannya daripada penciptanya. Mungkin ini teguran untukmu lebih dewasa lagi Ndri jika Giri bukanlah pasanganmu kelak, tetapi akan ada saatnya kamu dipertemukan oleh lelaki yang akan membimbingmu dalam jalan kebenaran dan memberimu cinta tulusnya bukan cinta palsunya." Dila mengusap punggung Indri yang bergetar karena isak tangisnya.

"jika melupakan masa lalu mudah seperti membalikkan telapak tangan maka dengan mudah aku akan melupakan cintaku pada pria yang pernah singgah dihatiku," Lirih Dila.

Indri melepaskan pelukan Dila dan menghapus airmatanya, "ucapan kamu benar Dil, ini adalah teguran untukku selama ini aku salah karena mengagumi ciptaannya daripada penciptaku sendiri." Dengan nada sendu Indri tersenyum tipis

"udah jangan nangis, lebih baik kita bersiap sebentar lagi kita akan berangkat buat menemui temanmu tadi dan mengambil buku harianku." Dila tersenyum dan mereka berduapun bersiap untuk menemui Azie dan Rudi ditempat yang sudah mereka janjikan di BTM mereka berempat akan menghabiskan waktu malamnya bersama dengan dinner malam karena Azie akan membuat hari-hari yang dilalui oleh wanita yang dia cintai akan semakin bersinar.


______________________________________TBC_________________

selesai revisi. bogor 21 November 2019.

salam hangat sekarpuji07

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro