Part 1

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Aku bersyukur dapat dipertemukan kembali dengan bidadari cantik seperti dirimu, akan aku gapai dirimu dengan caraku sendiri.

_Azie_

Jam menunjukkan pukul enam pagi gadis berhijab putih sudah siap dengan seragam sekolah dan beberapa atribut yang dipakai untuk MOS hari pertama, berjalan menuju sekolah bersama ketiga sahabatnya Indri dan Tiwi. Disepanjang perjalan menuju sekolah, pikiran Dila hanya terfokus pada kegiatan yang akan dilakukannya hari ini. Tak memakan waktu lama untuk mereka sampai di depan pintu gerbang sekolah, ketiganya jalan beriringan sambil melewati tangga pemisah antara SMK dan SMA. Tanpa mereka sadari ada seseorang yang memperhatikan ketiga wanita itu dari dalam pintu kelas SMA, dengan senyuman manis pria itu menatap punggung wanita itu yang mulai menjauh dari pandangannya.

Bel masuk pun berbunyi dimana jam pertama MOS SMK Kosgoro dimulai, semua siswa mendapatkan pengarahan dari OSIS. Dila yang sedang menulis sambil melamun pun tak sadar jika di depan nya sudah ada seseorang yang mendekati nya, laki-laki itu tersenyum sambil menatap wajah sejuk wanita itu. Tiwi yang melihat kelakuan teman sebangkunya hanya bisa menggeleng kepala, tanpa sengaja Dila menjatuhkan bulpointnya tepat di bawah sepatu seseorang.

"astagfirullah, sepatu siapa itu!" Lirih Dila dalam hati

Dila langsung berdiri dan menatap kakak Osis itu, wajah tampan rupawan, dengan kumis tipis dan jaket almamater yang dia pakai menambah kedewasaannya. Dila terus menundukkan pandangannya sambil memegang kedua tangannya yang mulai bergetar.

"kenapa kamu sejak tadi melamun dek, padahal kan tadi banyak tugas-tugas yang kakak kelas kamu sampaikan untuk materi hari ini," Ucap Irfan Ramadhan sambil tersenyum pada Dila.

"Afwan kak, bukannya tadi Dila tidak memperhatikan kalian yang menjelaskan materi hari ini. Tetapi kepala Dila sangat pusing." Alibi Dila agar tidak dimarahi oleh kak Irfan.

"yasudah sebaiknya kamu ke UKS saja jika masih sakit lagi pula lima menit lagi waktu jam istirahat, bisa kalian gunakan semaksimal mungkin." Setelah mengucapkan itu Irfan berjalan keluar kelas diiringi dengan para siswa/i yang mengikuti MOS.

"kamu kenapa Dil, tumben hari ini engga semangat buat ke sekolah baru. Padahal dari awal kita lulus SMP kamu paling antusias loh buat memilih sekolah ini." Ucap Tiwi sambil merapihkan bukunya dan berjalan keluar kelas mencari Indri.

"entahlah Tiw, semenjak kemarin aku males banget ikut MOS ini." Dila mulai berbohong lagi pada sahabatnya tak lama kemudian Indri mengagetkan mereka berdua.

"Doorrrrr,, kalian nyariin yah maaf banget aku telat keluar kelas karena tadi dapat tugas dari kakak pembina Osis itu." Indri tersenyum dan merangkul kedua sahabatnya.

"Yaudah kita istirahat aja kesian Dila dari tadi kurang fokus terus pas ditanya sama kakak kelas."

Tiwi tersenyum dan akhirnya mereka bertiga memutuskan menuruni tangga untuk ke kantin yang berada di lantai bawah, saat kaki mereka menginjakkan anak tangga dilantai 2 tepat dimana anak SMA sedang berkumpul didepan pintu. Sontak tatapan kedua insan itu bertemu siapa lagi kalau bukan Dila dan Azie, Indri menarik tangan kedua sahabatnya untuk segera ke kantin karena cacing-cacing diperutnya sudah memberontak meminta untuk segera diisi, sesampainya di kantin mereka duduk dan memesan makanan pada salah satu penjual makanan diarea kantin itu.

"Indri, tadi pas dilantai 2 siapa sih yang ngeliatin kita sampai segitunya?" Tanya Tiwi yang mulai dilanda penasaran pun akhirnya membuka suara.

"entahlah, aku engga memperhatikan karena perutku sudah keroncongan minta di isi tau," Indri melahap makanan yang mereka pesan sebelumnya, Dila hanya menghela napas karena Indri tidak memperhatikan dia dan pria tadi.

"Ya Allah kenapa pada saat menatap bola matanya, hati ini merasakan kenyamanan yang sebelumnya aku dapatkan, wajah itu adem sekali apalagi saat tadi rambutnya basah seperti sudah melakukan wudhu." Lirih Dila sambil mengaduk makanannya.

Ada lima anak lelaki SMA berjalan menuju tempat jualan yang tepat berada diseberang tempat Dila dan kedua sahabatnya itu duduk, salah satunya adalah pria yang tadi dia lihat dilantai dua. Pria itu menghampiri meja Indri dan menepuk bahunya.

"kunyuk lu jatuh!" Ucap Indri terkejut siapa yang menepuk bahunya dan menoleh kearah seseorang.

"Indri kamu sekolah disini, sejak kapan kok engga bilang sih?" tanya Pria itu yang memakai baju SMP dengan dasi dilehernya.

"eeh,, ada sipit sejak 1 bulan yang lalu aku sudah mendaftar disekolah ini bersama mereka berdua." Indri menunjuk kedua sahabatnya.

"eeh, bukannya dia yang kemarin kamu ajak pas joging yah?" Tanya Azie sambil menatap Dila, wanita yang ditatapnya hanya menundukkan pandangannya sambil meminum jus pesanannya.

"astagfirullah aku lupa, kenalin mereka berdua nah untuk yang kemarin aku ajakin joging itu nama nya Nurfadilah Kusumawati dan sebelahnya Tiwi Indriyani. Oh iya sejak kapan kamu Sekolah disini kok aku engga tau yah?" Ucap Indri penasaran sambil memainkan ponselnya.

"Baru daftar 2 minggu yang lalu sih, oh ya minta kontak Wa nya dong," ucap lelaki itu.

"Ye dasar, yasudah mana hp kamu!" Indri yang baru saja akan mengambil hp Azie bel masuk pun malah berbunyi.

"maaf Zie, sepertinya kita harus masuk kelas dulu yah nanti kapan-kapan kita ketemu lagi." Indri dan kedua sahabatnya berdiri lalu meninggalkan Azie bersama teman-temannya, Azie tersenyum melihat wanita itu dan Dila membalikkan badannya melihat Azie.

Setelah mereka bertiga memasuki kelas untuk mengerjakan beberapa tugas dari kakak pembina OSIS, Dila dan Tiwi disuruh membuat beberapa puisi mengenai cinta atau bahkan beberapa ungkapan Cinta pada pria yang dia kagumi. Mereka sekelas pun mulai mengerjakan tugasnya, Dila membuat beberapa untaian kata untuk lelaki yang dia kagumi saat ini. Setelah tugasnya selesai Dila berjalan menuju meja guru dan memberikan pada kakak kelasnya. Tak lama kemudian bel pulang pun berbunyi pertanda jika MOS hari ini selesai, mereka bertiga melangkahkan kakinya menuruni anak tangga dan menuju lantai 2. Saat ingin melangkahkan kakinya kembali menuju tangga yang mengarah ke lantai satu, tiba-tiba tangan Indri ditarik oleh Azie sontak membuat kedua sahabatnya menatap mereka. Ada gejolak aneh di hati Dila saat melihat Azie lebih menarik tangan Indri dari pada tangannya.

"ekhem, maaf yah aku mau pinjem dulu Indri kalian bisa duduk dulu di bangku itu." Tunjuk Azie ke bangku sebelah kanan tepat dimana depan kelas X IPA 1.

"kenapa sih Zie pake acara narik tangan segala sakit tau iih, engga pakai perasaan lagi narik tangannya huh nyebelin." Indri menatap sinis lelaki yang berada dihadapannya itu.

"maaf narik nya kekencangan yah," Azie menjeda ucapannya sebentar dan melanjutkannya "kenalin aku sama temen kamu yang kemarin pas joging bareng dong," Ucap Azie tersipu malu.

"ekhem kayanya ada yang suka pada pandangan pertama nih." Bukan Indri yang berbicara melainkan Eka saudara dari Mugni Azie.

"sepertinya sih Ka, lihat aja muka nya udah seperti lobster rebus!" Indri tertawa terbahak-bahak sambil memegang perutnya membuat Azie mulai panik dan mencubit pipi Indri.

"Itu ketawa kayak nenek lampir tau, cewek itu seharusnya jaga prilakunya. Lah ini ketawa udah kaya apaan tau." Azie sambil menatap Indri.

"Biasa aja kali ngeliatnya udah ah mending pulang aja, nanti malam aku chat di WA aja yah bye. Assalammu'alaikum" Indri berlari meninggalkan kedua saudara itu dan menghampiri kedua sahabatnya, mereka bertiga pun berjalan menuju gerbang sekolah untuk kembali pulang kerumah masing-masing tanpa salah satu dari mereka sadari buku tulis catatan mereka terjatuh Azie memungutnya dan membaca siapa pemiliknya.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro