Pertemuan.

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Suara burung dan sinar menyinari Deva yang sedang tak sadar dari antara dedaunan.

"Apa kau tidak apa-apa?" Tanya sebuah suara.

Deva menggerang lalu perlahan membuka matanya dan menutupi matanya dengan tangan sambil mengintip kecil dari sela-sela tangannya. Deva melihat di depannya ada anak laki-laki yang melihatnya cemas.

"Siapa?" Tanya Deva serak.

"Harusnya aku yang berkata seperti itu, namaku Katryson Silvai. Kau boleh memanggilku Katry" kata Katryson mengenalkan diri.

"Son aja boleh? Lebih singkat" Tanya Deva yang mulai mendapatkan kekuatannya.

"Boleh, siapa namamu?" Tanya Katryson

"Aku Deva Andrean salam kenal," kata Deva datar.

"Ngomong-ngomong kenapa kau bisa ada di situ?"

"Aku terpeleset."

"Apa kau bisa berdiri?"

"Sepertinya tidak."

Suasana hening sejenak. Lalu Katryson merangkul Deva untuk membantunya berdiri. "Apa sakit?"

"Lumayan, mungkin terkilir."

"Mau aku pijit?"

"Tak perlu, kalau terkilir malah tidak boleh di pijit. Nanti lukanya tambah besar."

"Luka?"

"Kalau terkilir sarafnya yang terluka. Karena itu tidak boleh di pijit agar luka di sarafnya tidak membesar. Itu yang ada di internet," kata Deva dengan tampang datar.

"Oh, satu lagi kenapa pakaianmu seperti itu?" Tanya katryson yang membuat Deva melihatnya bingung.

"Kau itu sebenarnya cewek kan? Kok berpakaian tertutup banget?" Tanya Katyson polos.

"Kau, apakah kau punya indra ke-6? Eh salah, maksudku kau punya kekuatan untuk membaca pikiran orang lain?" Tanya Deva kaget.

"Ah itu, iya kalau sihirku lebih kuat, sekarang sih belum."

"Lalu kenapa kau tau aku cewek?" tanya Deva.

"Gampang saja, bahumu tidak lebar. Saharusnya masa pertumbuhan cowok itu bahunya agak melebar. Suaramu agak cempreng seperti perempuan, sedangkan suara cowok seharusnya lebih berat," Kata Katryson santai tetapi berhasil membuat Deva terperanga.

"Ngomong-ngomong, kau mau kemana? Dari tadi kita berjalan tampa tujuan loh," kata Katryson.

"Hmm... ke rumahmu aja," jawab Deva

"Mm.... oke deh, kau juga pasti nggak ada tempat tinggal yakan?"

"Sembarangan! Ada tau.... cuman... aku terpisah sama yang lainnya," ucap Deva malu-malu

"Hahahaha... oke."

"Eh! Ini jalur timur bukan?" Tanya Deva tiba-tiba.

"Ah iya, kamu dari bumi ya?" Jawab Katryson sekaligus bertanya.

"Hehehe... iya, kelihatan banget ya?"

"Iya kelihatan kau tidak tau arah," ejek Katryson.

"Oh terimakasih banyak."

"Sama-sama," kata Katrson dengan santainya.

Sementara itu di rumah lipat, Chloe menghampiri Leo yang berada di ruang makan.

"Pagi," sapa Chloe.

"Selamat pagi" kata Leo

"Apa Deva sudah kembali?" Tanya Chloe sambil melihat sekelilinya.

Leo mengeleng. "Aku sudah melihat kamarnya kosong. Tetapi aku dapat emailnya tadi beberapa menit yang lalu. Dia bilang kalau ia ada di jalur timur ini, nanti coba kita cari" kata Leo sambil tersenyum.

"Benarkah?! Baguslah..." kata Shafira tiba-tiba sudah ada di belakang Chloe.

"AH! Shafira... kau mengagetkanku!" Seru Chloe gemas.

"Maaf, aku terlalu gembira mendengar itu," kata Shafira sambil terkekeh pelan.

"baiklah... em... di mana Hayate dan Edward? Apa mereka sudah bangun?" Tanya Leo kepada dua anak gadis di depannya.

Mereka saling melihat satu sama lain dan mengangkat bahu bersamaan.

"Mungkin masih tidur," tebak Chloe.

"Mereka habis intripeksi diri bukan?" Tanya Shafira.

"Akan ku bangunkan mereka" kata kata Leo mulai berjalan.

"Tak perlu" kata Edward tegas.

"Oahm.. pagi," kata Hayate sambil tersenyum.

Leo, Chloe dan Shafira kaget melihat kedua orang yang menjadi bahan pembicaraan sudah datang tanpa beban.

"Apa kalian sudah berbaikan?" Tanya Leo.

"Tidak!" Kata Edward dan Hayate tegas sambil menutup mata mereka acuh.

"(kupikir mereka sudah....)" pikir Shafira pasrah.

Edward dan Hayate sama-sama membuka matanya sebelah untuk melihat reaksi teman-temannya

"Bercanda~" seru Edward tiba-tiba.

"AH! kalian mengagetkanku! Kukira kalian masih bertengkar!" kata Chloe.

"Ya... gara-gara dinasehati oleh Deva kemarin sih," kata Edward sambil mengaruk-garuk kepalanya yang sepertinya tidak gatal itu.

"Ngomong-ngomong Deva kemana?" Tanya Hayate sambil melihat sekeliling.

"Itu bisa di bahas nanti, ayo kita lanjutkan perjalanan."

"Iya," kata Edward, Chloe, Shafira dan Hayate

Saat mereka berjalan di hutan, mereka tetap melihat kiri dan kanan mereka mencari seseorang.

"Sebenarnya Deva di mana? Apa dia tidak apa-apa?" Tanya Hayate kawatir.

"Kau akan tau nantinya," kata Leo dengan santainya.

Tiba-tiba ada seseorang yang melompat dari tanah yang agak tinggi di dekat mereka ber-5. Ternyata anak perempuan bersurai hitam yang memakai jaket abu-abu gelap dengan mengenakan celana pendek dan kaus polos berwarna putih. Edward, Leo, Chloe, Shafira, Hayate dan cewek itu melihat satu sama lain. Saat cewek itu mendarat dengan mulus tiba-tiba saja ada pohon yang mempunyai batang yang tentur dan bisa bergerak. Edward, Hayate, Chloe dan Shafira siap-siap mengeluarkan serangan.

Xby Albireo

"Jangan, dia itu penjaga hutan ini. Kalau kalian bunuh hutan tidak akan seimbang," kata cewek itu datar.

"APA?!" teriak Chloe.

"Trus kita harus ngapain?!" Tanya Shafira panik.

"Hanya ada satu cara," kata cewek itu sambil berbalik.

"Apa?" Tanya Hayate.

"Lari" kata Leo sambil lari di tempat.

Pohon penjaga hutan itu mencabuk dengan rantingnya yang membuat tanah terasa bergetar.

"KITA HARUS BAGAINANA INI?!" Teriak Edward putus asa.

"Jangan berisik," kata cewek itu berpaling.

"Kenapa?" Tanya Edward

"Nanti kau tak bisa lari lebih jauh" kata cewek itu melihat lurus lagi.

Setelah beberapa menit akhirnya mereka berhenti karena tidak merasakan tanda-tanda penjaga hutan itu.

"Hosh hosh... apa sudah aman?" Tanya Chloe sambil menenangkan deru nafasnya yang tak beraturan.

"Ya... di sini sudah lumayan, pohon itu sudah tidak mengejar. Tak ku sangka kalian bisa lari secepat itu," kata cewek itu memasang muka kaget.

"Apa?! Tidak sopan!" Kata Edward dengan nada marah.

"Hahahahaha maaf maaf, aku hanya bercanda," tawa cewek itu yang terlihat manis.

"(tawa ini... seperti....)" Hayate melihat cewek itu dengan seksama tetapi ia masih diam di tampatnya.

Xby Albireo

"Ah Va! Kau mencari masalah lagi dengan penjaga hutan lagi ya!" Kata seorang cowok mendekati mereka.

"Oh Son, hehehehe iya..." tawa cewek yang di pangil 'Va' itu cengengesan.

"Dasar..." kata cowok yang di panggil 'Son' itu kesal.

"Bolehkah aku memanggilmu 'Va' juga?" Tanya Chloe tiba-tiba dengan wajah penuh harap.

"Boleh! Kalian juga boleh," kata cewek itu sambil tersenyum.

"Ayo kembali Va," kata cowok itu. Cewek itu hanya mengangguk sambil tersenyum mengerti.

"Bolehkah kami ikut dengan kalian?" Tanya Leo.

"Oh, tentu saja! Di rumahku masih ada beberapa ruangan kosong. Ayo!" Ajak cowok itu senang.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro