10. Es Campur

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Ps: terdapat kalimat kasar dasar. Jadi mohon jangan di tiru ya
= ̄ω ̄=

^esoknya^

Deva sedang duduk di atas ranting dengan wajah datar sedatar-datarnya sambil melihat malas teman-temannya yang sedang bertarung.

"Hei... apa benar aku tak perlu membantu?" Tanya Deva dari atas pohon.

"Sudah kau diam saja di sana!" Seru Leo.

Deva hanya bisa menghembuskan nafas pasrah.

Dengan bosan Deva hanya bisa melihat tanpa membantu.

"(Kalau aku bantu bisa lebih cepat selesai...)" pikir Deva dengan wajah yang ditekuk.

Tiba-tiba Deva merasa kalau rambutnya di tarik ke kebelakang.

"Ah? WAAA!"

Bruk!

"Aw... hei! Jangan ditarik se'enakmu! Sakit tau!" Ronta Deva.

Saat Deva melihat ternyata yang menariknya adalah 2 ekor monyet.

"DEVA!" Seru Leo panik yang sudah menjadi cowok kembali.

"Woi! Monyet b*d*! Lepasin kagak?!" Teriak Deva sambil terus meronta.

"HEI! LEPASKAN DEVA!" Seru Hayate.

"Kagak!" Seru salah satu monyet.

"MONYET BISA BICARAAAAA!"

"Huh? Kaukan juga ras jauh monyet." Kata monyet lainnya datar yang masih menarik Deva.

"ENAK AJA AKU DISAMAIN MA MONYET!!!"

"Ah... bawel banget dah ni cewek..." kata monyet pertama kesal.

"Apakah dia benar-benar bakal jadi ratu kita?"

"EH?! RATU?! YANG BENER AJA! LEPASIN NGGAK!!!"

"Hei! Jangan ambil Deva!"

"Entahlah, kita lihat saja nanti" kata monyet kedua cuek.

Akhirnya kedua monyet itu tetap berlari sambil menarik Deva tanpa menghiraukan teriakan dan seruan Deva dan teman-temannya.

Akhirnya setelah bermain tarik dan mengejar sampailah mereka di sebuah tempat dan ada kursi batu dan daun dan buah sebagai hiasannya. Di atas kursi itu duduk seekor monyet yang tingginya seperti pria dewasa pada umunya. Di sebelah kiri dan kanannya ada monyet-monyet yang mengipasnya dengan daun yang lebar.

"RAJA! Kami sudah menemukan orang yang kau suruh." Seru kedua monyet tadi yang masih menarik rambut Deva dengan cepat ke depan monyet semanusia itu.

"Woi-woi! Sakit tau!(untung nih rambut nggak rontok.)" Jerit Deva.

"Maafkan atas kekasaran kedua hambaku. Terimakasih kau sudah menerima permintaanku." Kata raja monyet itu dengan gaya bak pangeran tapi nggak cocok dengan muka kayak gitu.

"Itu pemaksaan! Terima aja nggak!" Kata Deva ketus sambil berdiri.

"DEVAAA!" Panggil Chloe.

Akhirnya yang lainnya juga sampai.

"Lagian kamu siapa sih? Sun go kong?" Tanya Deva datar.

"Huh? Ternyata aku terkenal ya? Sampai-sampai calon ratuku tau." Kata raja monyet alias Sun Go Kong itu sok pangeran.

"Huh?"

"HAH?!" Teriak Deva dan yang lainnya kaget setelah beberapa detik kemudian.

"JADI BENER NAMAMU SUN GO KONG?!"

"Tentu saja ratuku." Kata Sun Go Kong sambil mengedipkan sebelah matanya yang membuat Deva merinding.

"GUE NOLAK JADI RATU LO!" Seru Deva tak terima.

"Lalu aku dengan siapa?" Tanya Sun Go Kong dengan puppy eyes.

"Sama pohon aja wahahahaha.....-huh?"

Tiba-tiba Sun Go Kong berlari ke belakang dan memegang kedua telapak tangan Shafira.

"Hm?"

"Hai cantik." Kata monyet playboy sambil mengedipkan sebelah matanya.

"Huh... raja monyet playboy..." kata Deva pelan.

"Hai juga. Tampan." Kata Shafira sambil tersenyum.

"Buzet! Dia sadar pas ngomong tampan tuh?" Bisik Deva kaget.

"Sembarangan! Raja itu yang paling tampan kau tau!" Seru monyet yang tadi menariknya.

"Weh! Masih di sini toh..." kata Deva kaget lalu kembali cuek.

Saat Deva melihat kembali terlihat Edward melihat Shafira dan monyet playboy itu bermesraan. Deva melihat bingung ke Edward yang respon datar oleh Edward.

Edward tiba-tiba menyibak rok Shafira dan membuat mata Deva dan monyet playboy itu melotot kaget.

"NJIR! CEWEK BERBATANG!" Seru monyet playboy kaget.

Sedangkan Deva hanya diam karena kaget lalu tiba-tiba gelap begitu saja.
.
.
.
"...va..."

"Dev... a..."

"Deva, bangun." Panggil seseorang.

Deva membuka matanya pelan.

Ternyata Hayate dan yang lainnya melingkari Deva dengan wajah cemas.

"Apa ada yang sakit?" Tanya Hayate cemas.

"Aku kenapa?" Tanya Deva bingung sambil mengambil posisi duduk.

"Tadi kau jatuh dari atas pohon." Kata Shafira sambil menyodorkan segelas air.

"Aku ketiduran?" Tanya Deva bingung.

"Iya kayaknya. Ntahlah, tiba-tiba kau jatuh dari pohon sih!" Kata Devis kesal.

"Sorry, kalian nggak bolehin aku ikut nyerang sih..."

"Tentu saja! Nyawamu dalam bahaya tau!" Seru Leo.

"Sek... dalam... bahaya?" Tanya Deva bingung.

"Tentu saja! Kau itu..."

"Manusia! Dari bumi!" Seru Deva cepat.

"Kami semua tau, tetapi kau itu juga sumber kekuatan monster kegelapan sekaligus juga penolong kami!" Seru Eric.

"ADA YANG NGGAK BERES DISINI!" Teriak Deva.

BUM!

"Dia sudah datang kah?" Tanya Hayate.

"Huh? Siapa?" Tanya Deva sambil melihat ke sumber suara tadi.

"Nggak ada sia....-" saat Deva menoleh ternyata ada power rangers di sebelahnya.

"Ranger kuning bergerak ke arah barat! Ranger biru (klo nggak ada, anggep aja ada (Lol))kearah timur!" Perintah ranger merah.

"Baik!" Kata ranger kuning dan biru.

"BAIK APANYA?! INI SAMA SEKALI NGGAK BAIK!!!!" Seru Deva sambil memegang kepalanya keras sambil menutup mata.

DUM!

DUM!

DUM!

Tampaklah manusia dengan ukuran raksasa tanpa baju dan larinya...-

"BANCI TITAAAAAAN!" Teriak Deva frustasi.

"Jangan berisik! Nanti dia akan dengar!" Seru ranger hitam.

"DIA SUDAH BERLARI KE SINI TAUK!" Seru Deva histeris.

"Oh iya." Kata ranger hitam polos.

Deva langsung melemparkan batu kecil didekatnya ke ranger hitam.

"Aw..."

"KASIH TAU APA YANG TERJADI DI SINI SEKARANG! KENAPA ADA TITAN DAN POWER RANGER?! DAN JUGA KENAPA TITANNYA NGEDIP-NGEDIP MATANYA GAJE DENGAN SENYUM MENGGELIKAN?!?!?!?!?!?!?!" Histeris Deva.

"Mereka ingin menjadikanmu ratu...-"

"Njir! Ratu lagi!" Potong Deva kaget.

"Betul, kalau kau menjadi ratu mereka, mereka akan menjadi manusia lalu...-"

"Kanibal?"

"Betul sekali." Kata ranger hijau(anggap aja ada) datar.

"HUAAAAH! DEMI OPO IKI KOK AKU KOYOK NGENE?!?!?!(artinya demi apa ini kok aku seperti ini(bagi yang nggak tau))." Teriak Deva histeris.

"Deva! Kau selamatkan dirimu sekarang!" Perintah ranger merah.

"Aku emang mau kabur sekarang!" Seru Deva yang langsung berlari.

"(Nih kenapa sih?! Tunggu... apa aku lagi mimpi? Kalau aneh begini biasanya mimpi! Aduh! Aku mau jatuh sa....-)"

Karena Deva berlari tak menentu arah tak sengaja ia jatuh ke jurang yang sebelumnya melayang dulu (LOL! ( ̄∀ ̄))
.
.
.
Deva membuka matanya pelan. Sejenak ia berpikir lalu ia ingat kalau cat dinding itu adalah ruang uks sekolahnya. Deva mengambil posisi duduk dan melihat sekeliling.

"DEVAAA!" Panggil Loly sambil memeluk Deva.

"Berat... kenapa nih?"

"Oh, tadi pas upacara bendera kamu pingsan Dev. Jadi aku yang membawamu ke sini." Jelas Loly sambil tersenyum.

"Oalah... hm? Perasaan... aku terahir kali di..." ingatan mengenai mimpi-mimpinya kembali terulang.

"Napa Dev?" Tanya Loly sambil menyodorkan botol minum di tangannya.

"Ndak... ingatanku ancur." Kata Deva lesu.

"Oh..."

"Ho'o. Ngomong-ngomong kok sepi?" Tanya Deva sambil melihat kiri dan kanannya.

"Soal itu..."

"Opo'o? Trus... kok aku bru tau ya uks di lantai atas? Biasane kan di bawah. Kapan pindahnya?" Tanya Deva berturut-turut.

"Itu..."

"Ish... lama, aku liat ae langsung." Kata Deva sambil berdiri.

"Tunggu!" Seru Loly sambil menyusul Deva.

Sesampainya Deva di balkon ia melihat di lantai bawah banyak kadal yang bisa berdiri layaknya manusia.

"NJIR!"

"Deva! Jangan keras-keras!" Seru Loly.

Tiba-tiba ada kadal yang melihat Deva dari bawah. Mereka langsung saling memanjat agar sampai ditas.

"Deva! Mundur."

"Hah? Kenap...-"

"Ka... me... ha... me... HA!" Seru Loly lalu keluarlah sinar dari tangan Loly dan...(aku jamin kalian tau kamehameha = ̄ω ̄=)

"Wanjir!"

Tuk! Tuk!

"Huh? Suara apa tuh? Kamu denger loly?" Tanya Deva.

"Iya, dibawahmu." Kata Loly polos.

"Dibawa.....- AH! WANJIR TELUR!"

"Jadi kau sudah ada malaikat penjaga."

"Malaikat penjaga... SHUGO CHARA NDASMU!"

"eh? Tau ya?" Tanya Loly polos.

"Ah! Masa bodo!" Teriak Deva sambil melempar telur itu.

"Deva! Jangan!"

Krak!

Tiba-tiba ada sinar keluar dari telur. (Ada lampu di dalam telur wakakakaka)

|Selamat, anda menang.|

"MENANG NDASMU!" Teriak Deva frustasi.
.
.
.
Deva membuka matanya dengan cepat.

"Huh? Di mana ini?"

"Di kamarmu."

"Hm?"

Deva melihat ke sumber suara, ternyata itu Hayate yang sedang membawa baskom kecil dengan handuk di pinggir baskom.

"Mimpi lagi?" Tanya Deva sambil tersenyum kecut.

"Mimpi lagi? Memangnya kau bermimpi apa?" Tanya Hayate bingung.

"Bermacam-macam." Kata Deva sambil menutup matanya.

Deva memegang haduk basah di dahinya.

"Oh maaf, akan aku ganti sekarang." Kata Hayate sambil melakukan seuatu.

"Memangnya... aku kenapa?" Tanya Deva.

"Begini, saat pertarungan selesai kami memanggil-manggil namamu untuk turun. Tetapi kau tidak menyaut. Akhirnya Leo memanjat dan melihatmu tertidur. Saat Leo menyentuh badanmu terasa panas. Jadi kami membawamu ke sini. Tak mungkin kalau kita menggunakan tenda saat ada yang sakit." Cerita Hayate sambil menaruh kompres es di dahi Deva.

"Oh... karena itukah mimpiku aneh-aneh?"

"Aneh bagaimana?"

"Begitulah..."

"Apa maksudmu?"

"Ah! Jangan mengingatkanku mengenai mimpi itu!" Seru Deva sambil menarik selimutnya.

"Ayolah... aku sudah terlanjur penasaran." Kata Hayate sambil terkekeh.

Akhirnya Deva menceritakan secara garis besar ke Hayate. Setelah cerita selesai Hayate langsung tertawa, sedangkan Deva menyembunyikan setengah wajahnya dengan selimut.

"Lucu sekali... kenapa kau bisa bermimpi seperti itu?" Tanya Hayate sambil meredakan tawanya.

"Entah!" Kata Deva ketus.

"Maaf-maaf..." kata Hayate sambil terkekeh kecil.

"Dan juga... tak ada yang menolongku selain Loly." Kata Deva kesal.

Hayate kaget dan berpikir sejenak.

"Mungkin di dunia mimpi kau bermimpi tak ada yang menolongmu, tetapi di dunia nyata ini pasti aku akan menolongmu. Aku janji." Kata Hayate sambil tersenyum lembut.

Deva menoleh ke arah Hayate. "Benarkah?" Tanya Deva.

"Tentu saja." Kata Hayate yang masih tersenyum.

"Terimakasih." Kata Deva sambil tersenyum senang.

"Ah, tentu saja dengan yang lain." Kata Hayate polos.

"Hah... aku juga tau..." kata Deva yang sudah menebaknya.

Setelah hening beberapa detik, Hayate dan Deva akhirnya tertawa bersama.
.
.
.
Esok paginya Shafira membawa bubur ke kamar Deva.

"Pagi Shafira."

Shafira langsung menoleh ke arah suara ternyata itu Deva yang sedang tersenyum kearahnya.

"Kau membuatku takut Deva..." kata Shafira sambil tersenyum kecil.

"Maaf, aku tak bisa bergerak." Kata Deva.

Shafira tak sengaja melihat Hayate yang tertidur dengan posisi duduk dengan kepala di atas kasur Deva sambil memegang salah satu tangan Deva.

"Romantis sekali..." bisik Shafira sambil tersenyum penuh arti.

"Ti-tidak juga kok..." bisik Deva sambil melihat ke arah lain.

Shafira terkekeh pelan melihat tingkah Deva.

"Aku tidak sedang bermimpikan?"

"Hm?"

"Kalau bermimpi... aku rasa lebih baik aku tidak terbangun." Kata Deva sambil tersenyum lebar.

"Hm... sayangnya ini bukan mimpi loh..." kata Shafira sambil tersenyum jail.

Hayate mulai membuka matanya.

"Oh... pagi..." kata Hayate setengah sadar.

"Hahahaha... kalau matamu sudah sipit kalau setengah sadar seperti itu jadi tambah tak kelihatan." Kata Deva sambil terkekeh.

"Hm... terserahmu saja." Kata Hayate sambil tersenyum.

"Hehe... sepertinya aku menganggu, jadi... Hayate bantu Deva makan ya." Kata Shafira jail.

"Hah? Tapikan aku sudah bisa....-"

"Ini kesempatan yang jarang! Gunakan dengan baik!" Seru Shafira yang langsung mendekatkan wajahnya ke wajah Deva.

"Dah..." kata Shafira sambil berjalan keluar kamar.

"Uh..."

"Jadi... kau mau makan sekarang? Selagi panas?" Tanya Hayate.

"Ugh... aku bisa sendiri..." kata Deva sambil mengambil mangkuk bubur itu dengan gemetar.

"Sudah aku saja. Kau kemarin demam tinggi. Keajaiban kau bisa bangun kemarin." Kata Hayate sambil mengambil mangkuk bubur itu.

"Tapi..."

"Sudahlah tak apa." Kata Hayate sambil menyodorkan sesendok bubur.

Akhirnya Deva mengalah.
.
.
.
.
.
.
KYAAAAA SO SWEET BANGEEEEEET!!!
Aku sampe geregetan! Jadinya geregetan!

Oke, aku tau itu terlalu lebay. Tapi beneran! Kayaknya aku bakal terus-terusan pake sikap tsundere ke Deva. Soalnya seru klo Deva tsundere XD.

Ohy, ada yang sadar nggak sih... ada keanehan dalam percakapannya...
Sadar nggak? Sadar nggak? Kayaknya nggak deh... coba cek lagi deh...

★☆♠♤♣♧♥♡

Udah ketemu?
Klo Nggak tau ya udah aku kasih tau = ̄ω ̄=
1. Bahasa indo yang percakapan biasa, bukan yang sopan.
◆"Kagak!"
◆ "Ah... bawel banget dah ni cewek..."
"NJIR! CEWEK BERBATANG!"
"Iya kayaknya. Ntahlah, tiba-tiba kau jatuh dari pohon sih!"
2. Kata yang aneh bin ajaib.
◇ "Oh, tadi pas upacara bendera kamu pingsan Dev. Jadi aku yang membawamu ke sini." Kerasa aneh? Ituloh... yang aku yang mem-ba-wa-mu! Lolykan cewek, masak bawa Deva sendiri? Dari lapangan ke lantai atas lagi...

Itu aja sih... bagus kalau kalian tau kenehan hehehe... untuk percakapan biasa di dunia sihir aku pake bahasa sopan, bukan bahasa gaul, alay ato adat. Ada yang sudah tau? Ituloh... kuncinya di S1 pas temen2 Deva ketemu Deva yang versi cewek sama Katryson.

Yang blom bener2 baca S1 tolong baca biar lebih ngerti, dan mohon maaf ada 1 part yg kehapus karena pas mau di privat ada masalah... ^^v dan saya juga terpaksa privat karena web mirror yang nyebelin itu.

Jangan lupa kasih vote and comment ya.
-(07/04/2016)-

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro