20. The Late Regret

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Seoul, South Korean.
December 16, 2013.

“Kau di mana?” Hyun Ae berbicara dengan seorang lelaki di telepon.

Aku sudah di perpustakaan, jawab lelaki itu.

“Benarkah? Aku segera ke sana.” Hyun Ae menutup teleponnya. Ia kemudian bergegas menuju perpustakaan yang berada di seberang taman tempat ia berada saat ini.

Hyun Ae masuk ke perpustakaan. Ia mengedarkan pandangannya.

Itu bukan, ya? Hyun Ae mengamati seorang lelaki yang tengah duduk tak jauh dari tempatnya berdiri.

Ia kurang yakin. Pasalnya, ini pertama kali dirinya bertemu dengan lelaki itu. Ia mengetahui lelaki itu dari sebuah grup di media sosial. Keduanya memutuskan untuk bertemu karena mereka berada di kota yang sama. Sebenarnya Hyun Ae baru saja pindah ke Seoul beberapa bulan yang lalu. Ia merupakan siswi baru di salah satu SMA di Seoul.

Hyun Ae melangkahkan kakinya mendekati pria itu. “Mmm ... Kyuhyun ... Oppa?” tanya Hyun Ae ragu-ragu.

Pria itu menatap Hyun Ae lamat-lamat. Terpesona. “Ah, Hyun Ae?”

Hyun Ae mengangguk seraya tersenyum malu. Dia lalu duduk di salah satu kursi di samping Kyuhyun. Hyun Ae menduduk malu. Pasalnya, ini pertama kalinya Hyun Ae bertemu dengan lelaki asing. Keringat dingin keluar melalui pori-pori kulitnya. Diam-diam, Hyun Ae melirik Kyuhyun.

Entah siapa yang memulai, keduanya terlibat percakapan ringan. Awalnya hanya membicarakan hal-hal yang umum. Sesekali Hyun Ae tertawa ringan. Kyuhyun menikmati suara tawa yang diciptakan Hyun Ae. Ia terkikik geli ketika Hyun Ae bertingkah malu-malu.

Ya. Kyuhyun tahu jika Hyun Ae belum pernah berkencan sekali pun. Gadis itu yang menceritakannya pada Kyuhyun. Dalam hati, Kyuhyun bersorak riang. Ada secercah harapan untuknya. Karena sejak pertama kenal hingga memutuskan untuk bertemu, Kyuhyun sudah menaruh minat pada Hyun Ae.

Gadis yang polos. Begitu pikir Kyuhyun.

“Bagaimana jika kita melanjutkan pembicaraan kita di sana?” Kyuhyun menunjuk sebuah gazebo di luar perpustakaan.

“Boleh.” Hyun Ae tersenyum hingga kedua matanya tak terlihat.

Mereka lantas berjalan beriringan menuju gazebo yang dimaksud oleh Kyuhyun. Keduanya duduk di sana dengan suasana yang masih sedikit canggung.

Kyuhyun dan Hyun Ae melanjutkan kembali obrolan mereka yang tertunda. Terkadang Hyun Ae menepuk pundak Kyuhyun ketika tertawa. Terkesan lancang, memang. Namun, itu sudah menjadi kebiasaan Hyun Ae jika gadis itu sudah merasa nyaman dengan seseorang.

Nyaman? Entahlah. Yang pasti, sejak pertama kali melihat Kyuhyun, Hyun Ae mendapatkan sebuah kenyamanan. Jarang sekali Hyun Ae cepat nyaman dengan orang lain. Sangat jarang.

“Mau berfoto?” Kyuhyun mengeluarkan ponselnya dari balik saku celananya.

Hyun Ae tampak berpikir, sebelum akhirnya ia menerima tawaran Kyuhyun. Ia langsung memosisikan diri di samping Kyuhyun. Kemudian berpose banyak sekali. Jangan heran jika Hyun Ae terlihat sangat bersemangat jika sudah berhadapan dengan kamera. Dia hobi selca!

Tak terasa sudah empat jam mereka mengobrol banyak hal. Dari hal penting hingga hal yang tidak penting pun tak luput dibicarakan. Itulah Hyun Ae. Jika sudah nyaman dengan seseorang, akan lupa waktu. Karena terlalu menikmati waktu yang dilalui.

“Hyun Ae?” Kyuhyun menatap Hyun Ae lamat-lamat. Dan itu membuat Hyun Ae gugup setengah mati.

“Iya?”

“Ada satu lagu yang mencerminkan perasaanku padamu.”

“Eh? Lagu apa?”

“Coba kau dengarkan lagu ‘Why I Like You’ milik Super Junior. Lalu cari artinya.”

Wajah Hyun Ae bersemu merah. Walaupun ia belum pernah berkencan apalagi menjalin hubungan dengan lawan jenis, tapi ia tahu makna apa yang tersembunyi di balik ucapan Kyuhyun. Bolehkah ia berasumsi jika Kyuhyun juga menyukainya?

***

Hari demi hari Hyun Ae lewati dengan saling mengirim pesan pada Kyuhyun. Hingga akhirnya mereka memutuskan untuk bertemu lagi karena Kyuhyun mengatakan ada sesuatu yang ingin ia bicarakan dengan Hyun Ae.

Dan hari itu pun tiba. Tepatnya tanggal 27 Desember 2013. Hyun Ae mengatakan pada Kyuhyun untuk menjemputnya di sekolah. Karena ia harus latihan tari bersama teman-temannya.

Hyun Ae masih berada di sekolah bersama temannya, Jung Ji Soo. Mereka berdua berada di dalam kelas yang kosong. Karena memang sedang libur sekolah.

Hyun Ae menatap ke luar jendela. Ia mencari sosok Kyuhyun di sana. Hyun Ae mendapat pesan dari Kyuhyun. Lelaki itu sudah ada di depan sekolahnya.

Itu dia!

Di seberang sana. Pria yang mengenakan kaos berwarna putih dan celana jeans berwarna hitam. Hyun Ae mengulum senyum, ia bahkan sampai melompat-lompat saking senangnya.

OPPA!!” Hyun Ae berteriak dari balik jendela kelas yang berada di lantai tiga gedung sekolahnya. Tangannya melambai heboh ke arah Kyuhyun.

Pemuda itu terkekeh melihat tingkah Hyun Ae yang menurutnya tidak tahu malu.

Bagaimana tidak? Di luar sana ramai sekali orang berlalu-lalang dan Hyun Ae dengan santainya berteriak “Oppa!”

***


Hyun Ae sudah selesai dengan latihannya. Ia bergegas menuju gerbang sekolah. Di sana, Kyuhyun sudah menunggu.

Mereka pun pergi ke taman kota. Hyun Ae duduk berhadapan dengan Kyuhyun. Gadis itu terlihat malu. Jantungnya berdegup lebih cepat dari biasanya. Ia bahkan menunduk untuk menyembunyikan wajahnya yang merah.

“Hyun Ae?”

“Ya?” Hyun Ae mendongak. Menatap manik milik Kyuhyun.

Kyuhyun mengatakan sesuatu menggunakan bahasa Inggris. Tidak jelas apa yang Kyuhyun ucapkan. Intinya, Kyuhyun tengah mengungkapkan isi hatinya dan itu membuat Hyun Ae terharu.

“...Would you be my girlfriend?”

Hyun Ae membulatkan matanya. Terkejut.

Untuk beberapa saat, mereka terdiam. Kyuhyun harap-harap cemas menunggu jawaban dari Hyun Ae.

Oppa.” Suara Hyun Ae terdengar lirih. Manik hazel-nya menatap Kyuhyun sendu. Pria itu sudah pasrah dengan segala kemungkinan terburuk.

“Maaf, aku tidak bisa—”

Runtuh sudah harapan Kyuhyun untuk memiliki gadis keturunan Korea-Jepang di hadapannya. Kyuhyun berusaha tersenyum walaupun itu terasa sulit untuk di lakukan.

“—menolakmu menjadi kekasihku.”

APA?

Kyuhyun menatap Hyun Ae. Siapa tahu saja pendengarannya sedang bermasalah. “Maksudmu?”

“Aku,“—Hyun Ae menunduk—“tidak bisa menolakmu sebagai kekasihku.”
Detik itu juga, Kyuhyun merasa menjadi orang paling beruntung di dunia.

***

March 19, 2014.

“Hubungan kita berakhir.”

Kalimat itu sukses membuat Hyun Ae terdiam. Ia merasa jika suhu di sekitarnya menjadi dingin. Dadanya sesak.

“Hahaha ... Oppa, kau becanda? Ini tidak lucu!” Hyun Ae tertawa miris.

“Maaf.”

Hyun Ae menoleh cepat pada Kyuhyun yang duduk di sampingnya. Saat ini, mereka sedang berada di sebuah taman di Incheon. “Kenapa?”

“Kau terlalu kekanakan. Kau selalu saja marah pada hal-hal yang tidak jelas. Aku sudah memberimu kesempatan untuk berubah. Tapi ....”

Emosi Hyun Ae tersulut begitu mendengar alasan Kyuhyun mengakhiri hubungan mereka. “Kau pikir, memperbaiki diri itu semudah membalikan telapak tangan, hah?!” Persetan dengan panggilan 'Oppa'! Hyun Ae sudah tidak peduli.

“Semuanya butuh proses! Tidak mungkin aku bisa memperbaiki diriku dalam waktu sesingkat itu!”
Hyun Ae menangis. Pertahanannya runtuh. Ia tidak ingin menangis. Tapi, mau bagaimana lagi? Ini terlalu menyakitkan untuknya yang baru menjalin hubungan dengan lawan jenis.

Hyun Ae mengusap kedua matanya dengan kasar. “Karena Lee Eun Kyung, ‘kan? Gadis yang satu tahun di bawahku. Gadis yang mencari kesempatan untuk menghiburmu di saat kita sedang bertengkar.”

Kyuhyun sedikit terkejut. “Hyun Ae—”

Hyun Ae berdiri, lalu menatap Kyuhyun nyalang. “Eun Kyung bukan gadis baik-baik. Aku bisa melihatnya walaupun kami baru bertemu satu kali. Ingatlah, hukum karma itu berlaku, Cho Kyuhyun. Nikmatilah kebahagiaanmu saat ini.”

***

July, 2016.

“Hai. Lama tidak bertemu.”

“Iya. Sudah lama sekali.”

“Hyun Ae?”

“Apa?” Hyun Ae menatap Kyuhyun. Mata pria itu menyorotkan kerinduan yang mendalam padanya. Dan Hyun Ae tahu akan hal itu.

“Kau benar.”

“Benar? Tentang apa?” Hyun Ae menautkan alisnya. Ia bingung.

“Tentang Lee Eun Kyung. Semua yang kau katakan tentangnya ... benar. Kami sudah berpisah.”

Hyun Ae tersenyum sinis. Hati kecilnya tertawa mengejek. “Lalu?”

“Bagaimana kalau kita kembali seperti dulu? Aku masih menyayangimu.” Kyuhyun menatap Hyun Ae penuh harap.

Hyun Ae tertawa. “Kau yakin? Bukankah kau itu tipe pria yang tidak bisa menjalin hubungan jarak jauh?”

Kyuhyun tertegun. Seakan kehilangan kata-kata untuk menjawab pertanyaan Hyun Ae.

“Kau tidak lupa, ‘kan? Jika sekarang aku sudah kembali ke Jepang dan aku datang ke Korea karena urusan sekolah. Dan kebetulan sekali kau mengajakku bertemu.”

“Tapi, Ae ....”

“Dan aku sudah memiliki kekasih. Dia yang menemaniku di saat aku memperbaiki diri. Dia dengan sabarnya menghadapi semua sikapku yang menurutmu kekanakan itu. Dan kau dengan santainya mengajakku kembali padamu?” Hyun Ae mendecih.

“Hyun Ae, maafkan aku.” Kyuhyun benar-benar menyesal.

“Kekuranganmu adalah,”—Kyuhyun menatap Hyun Ae—“kau kurang sabar menghadapi sikapku. Jika saja kau memiliki kesabaran seperti kekasihku saat ini, mungkin hubungan kita sudah berjalan hampir tiga tahun.”

Hyun Ae memandang wajah Kyuhyun. Lalu melanjutkan ucapannya, “Kau bilang ‘maaf’? Aku bisa saja berkata ‘aku sudah memaafkanmu’. Tapi, jangan berharap jika aku akan melupakan semua pengkhianatanmu dan juga Eun Kyung!”

Hyun Ae berbalik pergi. Namun, sebelum itu, ia berhenti beberapa meter dari tempat Kyuhyun. Hyun Ae menyeringai. Sangat mengerikan. “Inilah hukum karma dariku. Aku tidak menyangka akan menunggu selama ini.” []

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro