22. Don't Love Him! He's Forbidden!

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

September 8, 2014.

Saat itu aku berjalan menuju tangga sekolah bersama Jung Ji Soo, sahabatku. Karena sudah waktunya pulang. Jam yang melingkar di pergelangan tanganku menunjukkan pukul tiga sore.

Ji Soo, ayo cepat! Nanti ketinggalan bis.” Aku menarik tangan Ji Soo dengan tergesa. Aku tidak mau sampai di rumah ketika matahari sudah terbenam.

Santai saja, Ae,” jawab Ji Soo dengan entengnya.

Aku mengembuskan napas pasrah. Saat kami akan melewati kelas 1-2, aku sengaja memelankan langkahku. “Ji Soo?

Hm?” Ji Soo menoleh ke arahku.

Jalannya pelan-pelan saja.” Aku memberi isyarat pada Ji Soo agar memelankan langkahnya.

Huh?” Ji Soo masih tidak mengerti. Aku lantas menunjuk seseorang yang berdiri tak jauh dari kami. “Ah, Kyuhyun?

Aku mengangguk. Aku tersenyum melihat seseorang di sana. Dia adalah Cho Kyuhyun, siswa dari kelas 1-2, sedangkan aku dari kelas 2-3 dan Ji Soo dari kelas 2-1. Yang artinya, Cho Kyuhyun adalah adik kelas kami.

Sepertinya dia sedang menunggu seseorang, Ae.” Ji Soo menyadarkanku dari lamunan.

Huh? Menunggu siapa?” Aku pun ikut-ikutan memikirkan siapa yang ditunggu oleh Kyuhyun.

Tak lama kemudian, beberapa gadis mendekati Kyuhyun. Yang aku tahu, mereka semua adalah murid kelas satu. Bocah itu tersenyum pada mereka, tapi tatapan matanya hanya tertuju pada salah satu di antara mereka. Aku menggelengkan kepalaku. Tidak! Tidak! Itu tidak mungkin.

Ayo, Ji Soo!” Aku sengaja berjalan di belakang mereka.

Kyuhyun, tolong jaga Ye Na.

Jangan sakiti dia. Kalau kau berani menyakiti Ye Na. Habislah kau!

Jangan coba-coba untuk mengkhianati Ye Na.

Aku terdiam. Percakapan macam apa ini?

Jujur saja, aku tidak ingin berpikiran buruk. Ji Soo menepuk pundakku. Aku menatap Ji Soo yang juga menatapku dengan tatapan prihatin.

Sudah tidak ada harapan, Ae. Lupakan saja Kyuhyun.” Ji Soo beberapa kali menepuk pundakku, memberikan semangat.

Ya. Sepertinya kau benar.” Aku tersenyum miris. “Lagi pula, aku baru menyukainy dan belum sedalam itu.

Aku berusaha menguatkan hatiku.
Ya. Tenang saja, Hyun Ae! Kau hanya menyukainya. Tidak lebih, ‘kan?

Aku tertawa aneh. “Hahaha ... Aku rasa, perasaan ini tidak bertahan lama.

Tapi, pada kenyataannya, perasaan yang kumiliki sejak dua tahun yang lalu, kini berkembang semakin jauh. Perasaan yang sebenarnya tidak kuinginkan tumbuh justru semakin mengakar.

Sepertinya aku benar-benar sudah gila mencintai adik kelasku sendiri. Ini ... benar-benar gila! []

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro