26. Tsundere-chan

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

“Bby!”

Ah, aku sudah lama tidak mendengar suara itu memanggil namaku secara langsung. Dia melambai-lambaikan tangannya heboh ke arahku. Kedua kaki jenjangnya berjalan menghampiriku yang saat ini tengah berdiri di bawah pohon besar yang cukup rindang dengan memakai seragam militer.

Aku merentangkan kedua tanganku, bersiap untuk menerima pelukannya. Ia pasti akan memelukku. Pasti.
Namun, hingga satu menit berlalu, dia tak juga memelukku. Dirinya hanya berdiri di hadapanku dengan raut wajah bingung.

Heee? Apa yang sedang kau lakukan, Bby? Peregangan otot, huh?” dia bertanya dengan nada polos. Matanya mengedip imut.

Ugh! Boleh tidak aku menjitak kepalanya?

Aku menurunkan kedua tanganku dengan canggung dengan wajah yang masam. Dia tidak peka atau bagaimana, sih? Ia masih menatapku dengan tatapannya yang ... rrr... polos.

Oh, ayolah! Dia lupa berapa umurnya?

“Bby? Bby?” Dia mencolek lenganku. Aku masih tidak membuka suara walaupun dia berdiri di depanku.

“Kau kenapa?” tanyanya heran.

Aku mengalihkan pandanganku darinya. Mataku mencari dua sosok yang seharusnya ikut dengannya. Karena dua sosok lagi tidak mungkin ikut hari ini. Mereka masih sekolah di Jepang dan belum memasuki libur musim panas.

“Kau tidak membawa Hae Jun dan Yeong Ri, Ae-chan?”

Ia menggeleng dengan polosnya. “Aku menitipkan mereka ke Raemi Eonni.”

Aku membulatkan mataku. Heish ... dia benar-benar wanita yang tidak peka.

Oh. Choi Hyun Ae, ralat, CHO Hyun Ae, istriku memang kurang peka dari dulu. Yeah, aku memakluminya.

Dia tsundere. Dan kadar kepekaannya pun rendah. Oke! Sempurna.

“Padahal aku merindukan mereka.”

Ia mengerucutkan bibirnya. Hyun Ae melipat kedua tangannya di depan dada. “Kau tidak merindukanku, Bby? Kau hanya merindukan Hae Jun dan Yeong Ri, huh?”

Hah? Apa dia sedang cemburu pada anaknya sendiri?

Oh, satu lagi! Hyun Ae juga tipe wanita yang memiliki tingkat kecemburuan di atas rata-rata. Tapi, dia jarang sekali memperlihatkan rasa cemburunya. Dia lebih sering mengelak dan mengeluarkan kata-kata andalannya, “Bodoh! Mana mungkin aku cemburu? Yang benar saja!Tapi, nada bicaranya terdengar kesal dan marah. Setelah itu, dia akan mengumpat dan mengeluarkan sumpah serapah di dalam kamar. Dan sifatnya itu membuatku gemas.

Aku memutar bola mataku lalu menyentil keningnya. “Kau sendiri? Kau tidak merindukanku?”

Padahal tadi aku sudah memberinya kode.

Semburat merah muncul tanpa aba-aba dari pipinya. Ia memalingkan wajahnya ke arah lain. Tidak menatapku. Eerrr ... lama-lama aku gemas dengan tingkahnya. Segera kutangkupkan kedua tanganku di wajahnya dan membuat Hyun Ae memandang ke arahku, walaupun fokus matanya tertuju ke arah ... dadaku?

“A-Aku.. Aku tidak merindukanmu.”

“Bohong!”

“Su-sungguh!”

Aku menyeringai. Kudekatkan wajahku ke wajahnya. Ia tampak terkejut. Aku kembali mengeluarkan seringaian iblis andalanku.

“Kau ... tidak pandai berbohong, Ae-chan.”

Ia menggembungkan pipinya. Aku langsung mencubit pipinya membuat Hyun Ae meronta sedikit kesakitan. Aku menghentikan aksi mencubit pipinya dan tanganku mengusap pipinya yang agak memerah.

Aku menyelipkan rambut panjangnya ke telinganya. Kudekatkan wajahku ke telinganya dan membisikan kalimat yang pastinya akan membuat dia mengaku kalau dia merindukanku.

“Mengaku sekarang atau—” aku merasakan jika Hyun Ae bergidik dan tubuhnya menegang, ”—aku akan masuk ke kamar nanti malam dan membuatmu meneriakkan namaku di tengah desahanmu sepanjang malam. Bagaimana?” Tak lupa aku meniup telinganya. Yeah, telinganya adalah salah satu titik sensitifnya.

Hyun Ae memekik tertahan. Ia menatapku tajam. Aku mengangkat kedua bahuku lalu bersiul. Seolah aku tidak melakukan kesalahan apapun. Hyun Ae terlihat kesal sekaligus malu. Pipinya merona untuk kesekian kalinya.

Tanpa aba-aba dan tanpa persiapan, Hyun Ae langsung menerjang tubuhku. Eh, bukan menerjang dalam artian lain. Dia menghambur ke dalam pelukanku dan kedua tangannya melingkar di leherku. Kulihat kakinya sedikit berjinjit. Aku tersenyum penuh kemenangan. Aku belum membalas pelukannya karena aku tahu dia akan mengucapkan beberapa kalimat yang mungkin sedang ia rangkai di dalam otak cantiknya yang terkadang ... licik.

Tiga.

Dua.

Satu.

“Ya. Ya. Aku merindukanmu. Sangat! Aku benar-benar merindukanmu, Bby. Aku rindu semua yang ada padamu. Matamu, wajahmu, hidungmu, bibirmu, pelukanmu, tubuhmu, suaramu, aroma tubuhmu, semuanya ... aku benar-benar merindukan semuanya. Tunggu! Tunggu! Jangan bergerak! Aku tidak ingin kau melihat wajahku sekarang,” perintahnya saat aku memiringkan kepala untuk menatap wajahnya yang sudah dapat dipastikan merah padam.

“Alasan kenapa aku tidak membawa Cho Twins Generation Two—”

Aku tertawa tanpa suara saat mendengar Hyun Ae menyebut Hae Jun dan Yeong Ri; Cho Twins Generation Two.

“—karena ... karena aku tidak ingin mereka melihatku memelukmu seperti ini. Aku juga tidak ingin mereka melihat Mommy mereka mengucapkan kata-kata menggelikan seperti ini—”

“—dan juga ... aku tidak ingin mereka melihat kita ... umm ... ber-berciu—man.”

“APA?” Aku refleks melepaskan pelukan Hyun Ae dan menatapnya tidak percaya. Haha ... sudah kuduga! Wajahnya sudah semerah tomat. Aku lantas menyeringai. “Oh, jadi kau menginginkan ciuman dariku, Ae-chan?”

Ia menggeleng cepat. “Tidak! Tidak!”

“Lantas, apa maksud perkataanmu tadi, hm?” Aku menggodanya. Dan ini hobi baruku sejak mengenalnya.

“Ah, sudahlah. Intinya, aku merindukanmu, Bby.”

Aku menariknya ke dalam dekapanku. Tanganku bergerak mengusap rambutnya yang lembut. “Aku tahu. Aku tahu. Aku juga merindukanmu, Ae-chan. Padahal, di awal aku sudah memberimu kode, loh. Dasar tidak peka!”

Ia mencubit gemas lenganku. “Bukannya aku tidak peka, ha-hanya saja—”

“Iya. Iya. Tsundere-chan.”

“Aku tidak tsundere!” protesnya kesal.

Aku tergelak.

Aku merasakan jika kedua tangannya bergerak membalas pelukanku. Ia menyandarkan kepalanya di dadaku. Aku memejamkan mataku. Merasakan semilir angin yang menerpa tubuhku dan juga tubuh wanita yang berada dalam dekapanku. Aku mengecup pucuk kepalanya berulang kali.

Aku ... benar-benar mencintai Hyun Ae. []

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro