• P R O L O G •

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Detik jarum jam yang terus bergerak maju, sama sekali tak membuat seorang perempuan bernama Thalita ini mau bergerak dari tempatnya. Sudah sejak setengah jam yang lalu ia hanya bisa terdiam, menatap pantulan dirinya yang terlihat begitu cantik dengan riasan wajah flawless, kebaya abu-abu yang memperlihatkan sedikit bahunya dan tak lupa pula sebuah mahkota berukuran sedang yang dipasang dikepalanya, benar-benar membuat Thalita tampak mengagumkan. Namun meski sudah tampil dengan begitu cantik, hal itu tetap tidak membuat Thalita merasa bahagia, yang ada ia justru merasa tertekan dengan semua ini. Mati-matian ia berusaha untuk menahan air mata agar tidak menetes, namun sayang semua itu sia-sia karena air matanya tetap lancang keluar.

"Tha?"

Panggilan pelan dari sahabatnya itu, membuat Thalita perlahan menoleh dengan tatapan yang menyedihkan. "La," ucapnya pelan. Dan tanpa menunggu lama, Sheila pun langsung mendekat untuk memeluk Thalita.

Tangis yang sejak tadi sudah Thalita coba tahan akhirnya pecah juga, dipelukan sahabatnya itu Thalita menumpahkan segala keresahan dan kesedihan yang ia rasakan sejak berhari-hari yang lalu. Ia bahkan sudah tidak peduli meski air matanya bisa merusak riasan wajahnya, karena yang terpenting bagi Thalita saat ini adalah menenangkan perasaannya.

"Gue harus gimana, La? Gue nggak tahu harus gimana lagi ngadepin semua ini. Disini..." Thalita menunjuk ke dada kirinya, tepat ditempat detak jantungnya berada. "...rasanya sakit banget, La. Rasanya gue kayak mau mati!"

"Sssttt...jangan gitu, Tha. Nggak baik. Suami lo pasti sedih kalo dia denger omongan lo barusan."

"Tapi gue nggak cinta dia, La. Perasaan itu udah nggak ada" ucap Thalita pelan. "Apa ini balasan untuk apa yang udah gue lakuin selama ini, La? Apa gue emang nggak berhak untuk Bahagia?"

"Lo nggak boleh ngomong gitu, Tha. Mungkin ini jalan terbaik yang Tuhan kasih buat lo. Gue yakin lo pasti bisa balikin cinta lo ke dia kayak dulu." Sheila mengurai pelukannya, mengusap air mata Thalita dengan perlahan. "Apa pun yang terjadi, gue akan tetap ada di samping lo. Jadi sekarang hapus air mata lo, dan temuin suami lo." ucap Sheila sambil menunjuk seseorang yang berdiri di belakang Thalita, sebelum bergegas pergi meninggalkan Thalita yang tertunduk dengan perasaan campur aduk.

To be continue...

Sepertinya udah banyak yang lupa ya dengan cerita yang satu ini, karena kelabilan aku yang selalu publish dan unpublish cerita ini berkali-kali sejak tahun 2017. Aku juga nggak tahu harus minta maaf gimana lagi untuk semuanya. Aku cuma bisa berterima kasih sebanyak-banyaknya sama kalian yang tetap mau menunggu aku update cerita-ceritaku yang lain, meski pun kadang updatenya bisa sampai 2 bulan sekali 🥲

Sekali lagi aku minta maaf yang sebesar-besarnya ya semuaaa. Aku sayang kalian ❤️❤️❤️❤️

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro