PP VII | H-5

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

H-5 by Safitria Arlita

||

Menikah adalah suatu keseriusan yang sangat penting.

||

Selamat membaca, Fams!

Wanita itu menangis dalam diam, entah sudah berapa jam lamanya ia menunduk. Pria yang dihadapannya hanya diam saja menatap wanitanya yang menangis, ia tahu bahwa wanitanya butuh mencurahkan hatinya yang sedang sakit.

Lama, pria itu menunggu, beberapa menit kemudian wanitanya berhenti menangis, lalu dengan pelan perlahan tangannya menarik dagu wanita itu.

"Sudah?" Wanita itu hanya mengangguk tanpa menatap mata sang pria yang ada di hadapannya.

"Tatap aku Lyn..." Wanita itu langsung mengalihkan tatapannya ke arah sang pria.

"Kamu, kenapa jahat sekali? Lion." Lyne menatap Lion dengan tatapan amarah, sakit dan kecewa.

"Bukan aku, kamu lebih percaya dengan orang lain dari pada aku?" tanya Lion menatap Lyne yang mengalihkan tatapannya lagi.

"Aku mohon, percayalah padaku. Sebentar lagi.. Sebentar lagi Lyne, kita ingin menikah." Lion menatap Lyne dengan intens, lalu menarik kedua tangan Lyne dan menggenggamnya.

"Itu sudah pasti benar Lion! Tara mantan kamu! Bagaimana bisa aku tidak percaya, bahwa kamu tidak ada apa-apanya sama ia sedangkan dulu pernah bersama?" tanya Lyne, tatapannya tajam sekali seperti ingin membunuh dalam diam.

"Lyne, cobalah kita mau menikah, mengatur hubungan ke yang lebih serius lagi dan kamu beranggapan bahwa aku akan berpaling ke dia lagi?" sungguh, Lion sebenarnya sudah lelah sekali menghadapi Lyne yang keras kepala. Tapi, ia harus apalagi? Ia mencintai Lyne. Sungguh.

"Lion.. sudah berapa kali teman-temanku bilang jika dirimu terus saja dengan Tara ketika kita sudah ingin mengikat janji?" nada suara Lyne merendah, menunduk, lalu menghapus air matanya lagi yamg terjatuh.

"Demi Tuhan Lyne, aku sama sekali tidak dekat dengan Tara."

"Buktinya?"

"Aku lebih memilih menikah denganmu, dari pada menikah dengan ia. Sedangkan menikah adalah suatu keseriusan yang sangat penting bukan?"

"Lion.."

"Lyne, dengarlah. Kita sudah dewasa, sudah ingin menikah mengapa kau selalu saja membesarkannya?"

"Tidak, aku hanya curiga saja."

"Sama saja." Kata Lion lalu memeluk Lyne begitu saja.

"Jangan nangis lagi, mukamu sudah jelek, nanti tambah jelek." Lion melepas pelukannya lalu menatap lagi ke arah Lyne.

"Lion, aku selalu cantik! Lebih dari Tara lihat saja nanti di altar!" Lyne mematap Lion dengan cemberut, Lion tertawa. Benar mood Lyne cepat sekali berubah.

"Iya cuma kamu doang, sayang." Lion mengacak rambut Lyne dengan gemas, sesekali mencubit pipi Lyne.

Malam itu dihabiskan kebahagiaan setelah tepat dengan kesalah pahaman yang besar, lagi.

Setelah pulang Lyne langsung memasuki kamarnya dengan cepat, ia masih memikirkan pembicaraan tadi siang bersama Arel.

Kata Arel, ia melihat Tara teman dulunya dekat dengan ia ketika sedang duduk di bangku SMP.

"Aku melihat Tara menggandeng Lion tadi di taman biasanya kita bermain, Li. Tapi aku kurang tahu sungguh mereka atau bukan." Suara itu terngiang-ngiang tepat di kepala Lyne. Ia teringat lagi omongan yang dilontarkan oleh Arel..

"Lion sudah bilang bahwa ia tidak ada apa-apa dengan Tara. Tenanglah Lyne." Kata Lyne berbicara kepada dirinya sendiri, ia duduk di depan meja riasnya. Lalu terdiam menatap dirinya sendiri.

Saat larut dalam sedih
Tak berhenti putaran ini Bumi
Saat gentar hela nafas,
Tak berhenti cepatnya laju masa

Lagu itu terngiang di antara sunyinya kamar Lyne, entah siapa yang memulai lagu itu, tiba-tiba Lyne terpaku oleh pemikirannya lagi diantara keraguan.

Ia berfikir, akan lebih baik mengkahiri hubungan sebelum hubungan itu jauh lebih serius, daripada mempertahankan hubungan yang seharusnya berhenti.

Lekas
Hentikan tangismu
Lekas
Berbinar matamu
Lekas
Waktumu sangat terbatas
Lekas
Hentikan tangismu
Lekas
Hargai nafasmu
Lekas
Waktumu sangat terbatas

Lagi lagu itu berlanjut, Lyne segera menghapus air matanya ketika sebuah ponselnya memunculkan sebuah pesan.

From Arel;

Maaf atas pembicaraan ku tadi siang Lyne, ternyata itu bukan Tara, melainkan Melani sepupu Lion, maaf membuatmu salah paham. Jangan dipikirkan dan jangan bersedih lagi, kamu sudah ingin menikah.

Lyne terpaku, benar apa yang dibilang Lion, ia tidak ada apa-apa dengan Tara, sugesti ia terlalu tinggi. Lyne jadi tidak enak sebab tadi marah-marah di hadapan Lion.

Sebuah pesan terkirim lagi.

From Arel;

Sebentar lagi kamu ingin menikah, berbahagialah. Ini adalah sekali da seumur hidupmu, kamu tidak boleh menyia-nyiakannya. Maaf ya soal tadi! Nanti kubelikan mie ayam dengan tiga kaki ayam! Haha.

Lyne tersenyum lalu membalas pesan Arel dengan perasaan yang sakit telah hilang.

To Arel;

Hei! Karenamu aku jadi salah paham dengan Lion, Arel! Awas saja kau nanti! Haha, terima kasih.

Lyne langsung beranjak ke ranjangnya dan melemparkan ponselnya. Ia membanting tubuhnya dengan perasaan yang lega, sepertinya sudah tidak ada lagi keraguan.

"H-5 Lion Adelson." Ucap Lyne tersenyum puas lalu tertidur.

[]

—P e k a n  P e r t a m a—


Jangan lupa beri kritik dan saran, Fams~

Terima kasih.

Salam,
Idiot Watty Fams 💕

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro