3. Jantung

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

"Jangan nangis," ucap Aidan sambil memeluk Kana.

"Lo kenapa sih, Dan? Gue kira lo baik," batin Kana. Ia tidak bisa menolak pelukan Aidan karena takut Aidan berbuat macam-macam.

"Lo tunggu di sini. Jangan kemana-mana," ucap Aidan. Kana menatap Aidan bingung. Aidan pergi meninggalkan Kana yang duduk di bawah pohon.

"Gue pergi aja kali ya," gumam Kana, lalu berdiri. Saat ia hendak beranjak, Kana tiba-tiba teringat ucapan Aidan

"Gue gak suka ditolak. Gue gak suka ditentang. Lo berani nolak gue? Artinya lo berani kehilangan salah satu teman lo tadi."

Kana kembali duduk dan merenungkan apa yang terjadi padanya hari ini.

"Aidan, lo siapa sih sebenernya?" batin Kana bingung.

"Ini buat lo," ucap Aidan yang tiba-tiba datang sambil memberikan Kana susu dan roti. Kana pun menerimanya dan memakannya karena ia sudah sangat lapar.

Saat jam pulang sekolah, Kana hendak mencari teman-temannya karena Kana berangkat bersama mereka.

"Lo pulang sama gue," ucap Aidan.

"Tapi gue-"

"Gue gak suka penolakan, Kana."

Kana akhirnya mengangguk menurut. Aidan pun segera ke pos satpam dan menyuruh satpam itu mengambil mobilnya. Aidan pun mengantar Kana pulang menggunakan mobilnya.

Saat sudah sampai di rumah Kana, Kana hanya diam sambil memegang dadanya.

"Kana, lo kenapa?" tanya Aidan. Kana tidak menjawab dan malah meremas tangan Aidan.
"Kana, lo kenapa? Jangan bikin panik deh," ucap Aidan panik.

"Sakit..." lirih Kana. Tak lama kemudian Kana pingsan. Aidan pun segera turun dan menggendong Kana ke rumah Kana.

Aidan memencet bel dengan tidak sabaran. Tidak lama kemudian, keluarlah wanita paruh baya yang merupakan pembantu Kana.

"Ya ampun Non Kana kenapa? Ayo masuk!" ucap Bi Darmi, pembantu Kana.

Aidan pun membawa Kana ke kamarnya dan menidurkannya.

"Dia pingsan tadi," ucap Aidan setelah membaringkan tubuh Kana.

"Ya ampun Non Kana kambuh lagi," ucap Bi Darmi. Kemudian Bi Darmi menelpon seseorang.

"Tuan, Non Kana kambuh lagi," ucap Bi Darmi panik.

"..."

"Baik, Tuan."

Bi Darmi pun mematikan ponselnya. Bi Darmi pun mendekati Kana dan menyelimuti tubuh Kana.

"Dia sakit apa, Bi?" tanya Aidan penasaran.

"Kamu temennya Non Kana ya?" tanya Bi Darmi.

"Saya pacarnya, Bi. Nama saya Aidan."

"Oh begitu. Non Kana sakit apa ya namanya Bibi lupa. Pokoknya jantungnya Non Kana itu lemah," ucap Bi Darmi.

"Sejak kapan, Bi?" tanya Aidan.

"Sejak lahir katanya. Bibi kurang tahu pasti," ucap Bi Darmi.
"Kalau gitu Bibi turun dulu, ya. Mau ngambil kompresan," ucap Bi Darmi. Aidan hanya mengangguk.

"Jantung lemah?" batin Aidan.


Update tanggal 21 Desember 2019 pukul 12.34 PM

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro