22. (bukan) Kencan

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Shisui tersenyum tipis, kali ini dia merasa canggung ditatap seperti itu. "Ah maaf, Aku terlalu bersemangat hehe."

"Kau senang karena permainan barusan, bukan?" Mereka terdiam sementara.

Sakura mengangguk mengerti, "Aku tidak tau hal pahit apa yang terjadi padamu. Jika yang barusan menyenangkanmu, anggap saja hiburan. Orang dewasa pun perlu bersandar disaat lelah beraksi."

"Lalu jika aku jadi dirimu, aku tidak sembarangan mengajak orang. Terlebih orang terdekat yang bisa menjebakku."

Pikiran gadis itu terpatok nasib orang disampingnya, kau itu bentar lagi mati tau! Ah, mulutku gatal sekali~ Ingin rasanya kubocorkan kematianmu. "Berhati-hatilah dengan Itachi jika kau ingin selamat."

Pria berambut hitam itu berhenti, Sakura membelalak. Dia merutuki dirinya sendiri. Mata pria itu menelisik, dia berjalan dua langkah menyamai gadis didepannya.

"Maksudmu apa?"

Sakura's pov

Mati aku.

Baka, Sakura bakemon. Otakmu disimpan dimana?!

Berlari pun pasti anak ini menggenjutsuku lagi! Aku memejamkan mataku rapat-rapat.

"Itukah alasanmu ingin ke desa pasir?"

eh? Kubuka mataku menatap matanya. "Apa kau sebegitunya takut melihat dia?"

Dia melanjutkan, "Itachi bilang, saat diruang interogasi dia baru pertama kali melihatmu. Wajarkan saja, itulah taktik kami menginterogasi dengan wajah yang tidak terlihat ramah."

Ha? Aku tidak percaya, sahabatnya sendiri dibilang begitu?

Yah, seperti hubunganku dan Ino.

"Sejujurnya aku sedang jenuh, namun energiku langsung terisi penuh saat melihatmu." Shisui terkekeh dan menghadap kedepan lagi.

Wah buaya ini~

Padahal suasananya tadi membuatku ingin kabur dan semudah itu juga mengalihkan topik. Mungkin aku tidak perlu menyinggung perihal Itachi lagi.

Bahkan wajahmu terlihat butuh hibernasi, apa sih yang kau lakukan? Bukannya mengambil kesempatan untuk tidur, malah berduaan dengan orang yang dibebas bersyarat sepertiku.

Kami pun berjalan kembali sampai matanya melihat sesuatu sebegitu minatnya. Kuikuti arah pandangnya, "Kau lihat apa?"

Jari itu menunjuk sesuatu. "Aku ingin melihatmu mengenakan yukata."

Astaga.. Bibir atasku berdenyut, "Jangan aneh-aneh! Kau saja yang pakai dan ingat tujuanmu apa tadi?"

Pemuda itu mendekati diriku, "Ayolah~ sekaliiii saja, ya?"

"Tidak mau. Lagipula bulan ini tidak ada matsuri. Mengenakan ini terlihat seperti ibu rumah tangga."

"Oh ya? Kau akan menikah?"

Ck, pertanyaan ini lagi. Pertanyaan seribu umat. "Entah."

"Jika iya, dengan siapa kau harapkan?"

Aku terdiam berpikir. Ada satu wajah yang kupikirkan saat ini, jariku menggenggam erat lenganku. Ah sial, sepertinya wajahku memerah!

"Orang yang memberimu minuman, bukan?" pedenya dengan menaik turunkan alis.

"Shon."

Seulas senyum itu memudar, pria berambut gelap itu memalingkan wajahnya.

Author's pov

"Kau sangat menyukainya?"

Shisui menunggu respon namun nihil. Wajahnya menatap Sakura tidak tega, "Sayangnya dia tidak menyukaimu, Sakura-chan, Lupakanlah. "

Dia tertegun sekilas, lidahnya kelu untuk menanggapi. Pemuda itu merangkulnya. "Kau.itu.dicampakkan! Ganti pakaianmu sana, lebih baik kau bermain bersamaku."

"💢Heh! itu sih untung di dirimu saja."

Shisui tidak terima, "Ini hiburan untukmu. Aku tidak masalah bermain bersamamu setiap hari. Bahkan jika kau yang malah mencariku dengan-"

Hup!

"Diamlah, jangan cerewet! Dan bisakah kau seperti dulu yang ketus dan jutek? Kau lebih baik tidak dekat denganku seperti ini."

Gadis itu melepaskan bekapannya, "Padahal saat itu kau risih saat kuikuti, teruslah seperti itu." ia berjalan lebih dulu.

Shisui termenung sesaat, Masih benci ya? Pemuda ini sudah menyadari apa yang dia rasakan selama ini. Tapi waktu seakan tidak pernah pas untuk mereka. Seakan kau memotong tali yang kuulur padamu.

Sakura's pov

Benar kata Ino, saat masih lapar jangan terbawa ajakan orang.

Lihatlah bagaimana aku melanggarnya, ini sebenarnya perasaan tidak enakku setelah menyentaknya. Soal minumannya pun aku belum bilang terimakasih..

Kami berjalan dengan Yukata tipis yang melapisi pakaian yang dipakai. Untungnya mereka memberikan garis sobekan untuk memudahkan berlari. Aku tidak tau baju suci ini boleh seperti itu. Yukata yang kukenakan berwarna abu muda motif hujan. Semua satu set couple, termasuk yang kami kenakan saat ini. Kalo bukan karena uangku habis mana mau aku menurutinya.

Aku melirik kesamping dimana ada gadis-gadis yang melihat kami.

"B-bukankah dia penyusup desa itu?"

"Huh? untuk apa dia bersama Shisui-senpai?!"

Wah-wah, kusikut saja Uchiha itu, "Hei, penggemarmu mengira kau selingkuh tuh."

Grep.

"Biarkan saja aku tidak tau mereka."

Mataku melebar. Si brengsek ini malah makin rangkulannya. Lihatlah, tatapan mereka seolah akan menghunusku. Cih, musuh baru. Kudorong paksa wajahnya dengan tanganku.

Rangkulannya pun terlepas, "Wajahmu terlalu dekat. Jauh-jauh~" peringatku. Tangannya terangkat diudara sementara kami berjalan lagi.

Masih dengan mencari makanan, seolah yang kusantap sebelumnya sudah lenyap. Hidungku mengendus-endus aroma yang kukenal. Dango~

Gyut!

Tangan besarnya menarikku kepinggir jalan, "Sakura lihat! Selagi tempatnya bersebelahan, kau belilah dango, aku akan membeli takoyaki."

Terkadang aku lupa jika dia spesies pembaca mimik wajah. Tidak apalah, dia sudah menjadi temanku sekarang!

Kuembuskan napasku menahan godaan. Ukh, Aku kan jadi ingin takoyaki! Sepertinya dia akan membeli satu porsi untuk dirinya.

Kubuka dompetku dimana uangnya raib. Dibuka dua kali berharap ada uang nyelip pun tetap tidak ada. Kenapa aku bawa pas-pasan sih? Merogoh saku pun tiada hasil.

Sembari menunggu dango, Mataku melihat jeli 8 buah yang ada di wadah terbuka itu. Untuk ukuran perut laki-laki muda, setidaknya dia tidak keberatan memberiku dua biji.

"Nona, ini dangomu."

Kututup mataku akan aroma madu yang semerbak, aku jadi ingin dango lagi!

Kuserahkan uang Shisui pada bapak itu dan mendekati Uchiha ini sekarang. Dia menoleh padaku. "Kau sudah selesai?" aku mengangguk.

"Tinggal diberi bumbu, tunggu ya."

Terkadang aku heran, dia senyum terus, apa tidak keseleo? Sebahagia itukah ingin makan takoyaki?

Itachi, temanmu ini menggelikan. Jemputlah dia.

Padahal dia bisa membawa teman wanitanya (di Ichiraku). Terlebih dia cantik.

"Ini dia."

Nah, Shisui. Tawari aku!

"Oh nona, Kau mau seporsi?" tanya pemilik takoyaki itu.

Aku menggeleng sopan. Tiba-tiba sesuatu muncul didepan bibirku, Spontan wajahku menoleh.

"Buka mulutmu, Aaa~"

Ia menyodorkan takoyaki pertama itu untukku. Kubuka mulutku dan melahap suapannya itu. Ah, enak. Benar-benar enak! Ekspresiku berubah haru.

Aiya, sepertinya aku butuh dua kotak untukku sendiri. Tapi tidak apa-apa, begini juga bagus. Senangnya punya teman peka.

"Hahaha."

Aku menautkan alisku. "Kenapa?"

"Enak, bukan? Dengan begitu bukankah nanti kau bisa tidur dengan nyenyak?"

Alisku semakin menyatu mendengarnya. "Darimana kau tau aku bisa tidur dengan nyenyak atau tidak?"

"Wajahmu yang menjelaskannya. Kau bisa cerita padaku jika ada sesuatu yang mengganggu pikiranmu."

Kuhempiskan pikiran itu, yah diakan indigo. Aku tidak curiga selama dia tidak merugikanku. "Tidak ada." jawabku sekenanya.

Sembari berjalan, shisui masih menyuapi takoyaki itu padaku. Kuterima lagi dengan senang hati, wajarkan saja jika kalian melihatku. Aku lapar kawan..

"Keinginanmu sudah terlaksana. Ayo kita kembalikan baju ini."

Setelah menyuapi dirinya sendiri ia sodorkan lagi makanan bulat itu padaku. Perasaanku saja kenapa sepertinya dia baru makan dua? Dia terus menyodorkan tako itu padaku hingga habis.

Jalan kami pun berhenti, wajahnya menggeram tertahan seperti kucing mau kawin.

"Shisui?" pemuda itu melamun. Aku mengikuti arah pandangnya. Dia lalu menarikku kencang, "Heh! Kau ini kena-"

Sruk!

Author's pov

"Bagaimana jika kita duduk disana?"

Sakura mendelik geram pada lelaki yang menariknya. Shisui yang masih mengintip, tidak tersinggung meski gadis itu menghempas tangan secara kasar. Mata gadis itu penasaran siapa yang mereka hindari didepannya.

"Iya, aku ikut saja."

Disinilah mereka berada, dibelakang pohon dengan daun-daun yang lebat. Dimana didepannya ada dua insan yang dimabuk asmara.

(Mau apa kau?) bisik Sakura

(Izumi Uchiha. Perempuan asing pertama yang dekat dengan Itachi. Dan kini dia sedang bersama pria lain, ayo kita hancurkan momen mereka.)

Plak!

(kau gila?! Apa kau selalu melakukan ini?! Dia satu klan denganmu!)

Shisui mengusap pelan kepalanya, (Sakura, kau lebih cantik dari izumi tapi hanya gadis itu saja yang membuat sahabatku salah tingkah. Ayolah, kau tidak bisa melakukan ini saat ragamu menjadi nenek, ini menyenangkan!)

Pletak!

"Argh!" lelaki itu bangun dan menatap kebelakang. "SIAPA DISANA?"

"Cepat keluar, kau bajingan!"

Izumi yang berada disebelahnya memegang lengan pria itu. "Sudahlah, mungkin itu hanya anak kecil. Kita pindah saja."

Baru saja pria itu akan duduk kembali, Shisui lemparkan serangan final dengan sebuah telur.

Cras!

Sakura melotot tidak percaya. Berbeda dengan Shisui yang tertawa lepas. "HA-"

Sakura reflek membekap rapat mulut pria itu. Gadis itu menyorot tajam untuk membuat uchiha itu terdiam, namun shisui masih terkikik. Dia biarkan saja gadis itu membekap mulutnya. Dia sih senang saja. Orang itu bahkan menepuk pelan pohon sembari tertawa iblis.

(Sinting!) umpatnya, Sakura melebarkan matanya saat dua sejoli itu mulai menelusuri mereka.

Sakura mencoba kabur dan sebisa mungkin tidak menimbulkan suara. Shisui yang masih cekikan langsung mengejar Sakura sembari lirik-lirik kecil kebelakang. Dia susul gadis pink itu dan mengambil alih tubuh gadis itu dengan bridal style.

"Apa yang kau lakukan?!" Sakura yang tersentak dengan tindakan itu, menjambak rambut Shisui, "Turunkan aku! Kita harus berpencar!"

"Tidak mau~!" ejeknya menggunakan logat Sakura saat mengatakan itu. Tangan gadis itu semakin gencar, menarik rambut juga menarik kupingnya.

Shisui tidak peduli, moodnya benar-benar meluap-luap senang. Terlebih bersama gadis yang selalu dipikirannya, membuat umurnya seolah bertambah.

Ah andai malam ini selamanya. Begitu katanya. Mereka kabur dengan melompati atap-atap rumah dengan gadis yang tetap memberontak.

.

.

🎶 Bagaimana kau menyentuh jiwaku dari luar

Sakura yang terpana menatap pengamen itu, terkejut melihat pemuda itu berulah.

"~Aku ingin memercayaiku seperti dirimu memercayaiku~" Shisui bernyanyi dengan dramatis yang mengundang tatapan takut dari orang-orang.

Pinky menunjuknya dengan ancaman, "Jangan. Mulai."

Dia berkacak pinggang menatap gadis itu, "Harusnya kau yang menyanyikan bait itu. Lalu aku akan menyanyikan bait ini."

Kini banyak orang yang menatap mereka dengan beragam ekspresi. "Heh, Suaramu kejepit. Kau fokus saja pada genjutsumu dibanding bernyanyi."

"Cantikku atau hal yang buruk, aku ingin mendengar dari sudut pandangmu~" setelah menyanyikan itu, Shisui memberi sinyal untuk gadis itu lanjutkan namun Sakura diam saja.

"Hentikan." titah gadis itu.

"Karena tidak ada yang menyukaiku seperti cintamu padaku~"

Shisui masih saja menggoyangkan pinggangnya kesana kemari dengan tatapannya mengunci padanya.

Sakura yang melirik Shisui masih akan bernyanyi langsung meninggalkannya.

.

.

Keesokannya~

"Gimana kencanmu?" tanya Guy.

Baru bangun sudah ditunggu, kukira Naruto ternyata jenderal perang. Gerutunya dalam hati. Sakura menahan tendangan itu hingga tangannya bergetar. "Dia menggila. Mungkin karena putus cinta."

Hati gadis itu membatin, Shisui bilang pada sensei kah?

Wush!

Serangan kaki kiri berhasil pinky hindari dengan merendahkan tubuhnya. Guy menatap Sakura bingung.

"Putus cinta? Anak itu punya kekasih?" Sakura mengangguk. Gadis itu mendekati dirinya dan membuat serangan tipuan dengan sikut. "Kukira dia itu menyukaimu."

Mendengar itu, Sakura tersenyum remeh, "Untuk seorang berbakat nan cerdas tidak akan mudah terpedaya urusan hati. Aku akan begitu jika jadi dia."

"... Terlebih untuk orang yang latar belakangnya abu-abu."

"Kau benar."

Mata hijau itu memicing seolah mendengar hal satir untuk dirinya.


.

.

.

.

.

.

.

13 Januari 2023

Pov~ Ariana grande

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro