Karin

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Budayakan vote dan komen sebelum membaca 😊

Karin Anastasia. Putri tunggal dari keluarga kaya raya. Ayahnya seorang pengusaha Real Estate dan ibunya seorang Desainer ternama yang sudah mempunya puluhan butik diseluruh kota besar di Indonesia.

Orang yang melihatnya tanpa mengenalnya akan iri dengan kehidupannya yang serba mewah. Sekali minta langsung terpenuhi detik itu juga. Masalah uang tak perlu diragukan lagi, namun masalah kasih sayang ? Perlu dipertanyakan kembali.

Ya, dia memang anak seseorang yang bisa dikatakan konglomerat. Memiliki sejuta kekayaan yang tak akan habis tujuh turunan. Namun hidupnya selalu kesepian jauh dari kasih sayang dan belaian dari orang tuanya.

Kesibukan dengan alasan mencari nafkah membuat mereka lupa jika mereka memiliki anak yang sebenarnya bukan hanya butuh kekayaan namun juga butuh perhatian. Jarangbya bertemu satu sama lain membuat mereka tak saling memahami padahal darah yang sama mengalir ditubuh sang anak.

Cara mereka mencintai buah hati dengan memberi banyak materi. Tanpa ada pertanyaan apa yang diinginkan sang anak. Tanpa mereka sadari, keegoisan mereka membuat sang anak merasa tak punya orang tua.

Itu semua yang membuat Karin mencari perhatian dari orang lain, mencari perhatian diluar rumah, mencari perhatian orang tua dari orang lain. Salah satunya orang tua dari sahabat baiknya, Yesa.

Karin tak tau jika kedekatan nya dengan sang Bunda Mera membuat Yesa merasa tak nyaman. Sering kali perasaan tak suka muncul dihati Yesa, namun tak mampu diungkapkan oleh Yesa. Mengingat mereka sahabat baik. Tak ingin suatu pertengkaran terjadi dan membuat persahabatan mereka bubar.

Yesa selalu menekan perasaan cemburu terhadap Karin, walau terkadang dia gagal.

***

"ini kayaknya cocok deh tan". Kata Karin menunjukkan dress putih selutut dengan sabuk pita ditengah nya.

"wah iya, sederhana tapi terlihat mewah". Kata Mera memberi pujian pada dress yang dipilih oleh Karin.

Mera tampak menempelkan dress putih itu ke tubuh Karin sambil memandang untuk memberikan penilaian. Dia menatap Karin dengan tersenyum, begitu juga dengan Karin. Senyum lebar terlukis dibibir nya. Dia sangat ingin berbelanja bersama Mamanya, tapi selalu tak ada kesempatan. Mengalami halseperti ini membuatnya bahagia, dia merasa seperti belanja dengan sang Mama. Walau sebenarnya hanya dengan Bunda dari sahabatnya.

Di tempat lain ada sepasang mata yang tak suka melihat kedekatan mereka. Sepasang mata yang memancarkan rasa tak nyaman, cemburu, iri. Sepasang mata yan membuatnya merasa tersisihkan.

Sepasang mata itu melihat Mera dan Karin dari kejauhan. Melihat Mera yang memandang Karin penuh kekaguman membuatnya ingin segera menarik Bundanya untuk segera pergi dari mall ini. Ternyata dia salah sangka, kekaguman sang Bunda bukan mengagumi Karin namun mengagumi dress yang ditempelkan ke tubuh Karin serta membayangkan jika dress itu dipakai oleh putrinya pasti akan jauh lebih bagus.

Tak hanya Yesa yang memperhatikan mereka berdua, namun banyak juga beberapa pasang mata yang memperhatikan mereka berdua. Orang lain pasti akan mengira jika mereka adalah sepasang ibu dan anak yang memiliki hubungan begitu dekat.

"udah yuk ikut gabung Karin sama Bunda lo aja''. Kata Nadia menyenggol lengan Yesa. Yesa yang disenggol oleh Nadia segera sadar dan mengalihkan pandangan ke arah Nadia.

Yesa mengangguk dan langsung melangkahkan kaki nya menghampiri Bunda dan Karin. Memang saat ini mereka berempat sedang berada di salah satu mall besar yang ada di Jakarta. Dan haram hukumnya jika seorang perempuan pergi ke mall tanpa mampir ke tempat fashion.

Setelah mereka sampai ke tempat fashion, Nadia mengajak Yesa untuk pergi ke toko sepatu karna dia ingin membeli flat shoes. Sedangkan Bunda Mera dan Karin menuju toko pakaian.

"udah dapet yang kamu cari Nad ?". Tanya Bunda Mera setelah mereka berdua sampai di toko pakaian.

"nggak ada yang cocok Tan". Jawab Nadia sambil memanyunkan bibirnya.

"ini jadi kan Tan ?". Tanya Karin tiba-tiba sambil menenteng dress putih tadi.

"jadi dong. Tante nggak sabar deh pengen lihat dress ini dipakai, pasti lebih cantik". Jawab Bunda Mera sambil membayangkan jika dress ini sudah dipakai. Senyum selalu terlukis dibibirnya.

"pasti dong Tan, kan udah cantik dari sana nya". Jawab Karin tak kalah manis senyumnya.

Yesa yang melihat interaksi sederhana itu merasa risih. Dia merasa jika anaknya Bunda Mera adalah Karin bukan dia.

Ingin menyela percakapan mereka namun bingung menyela bagaimana. Tidak disela dia merasa tak nyaman. Akhirnya dia memutuskan untuk pergi ke lorong lain sambil melihat-lihat jaket yang terjejer rapi.

-------------------------------------------------------------

Bojonegoro, 26 oktober 2019

Lama nggak update, update sekali dikit banget part nya.
Maaf ya lagi sibuk tugas kuliah soalnya sampai nggak bisa nyempetin nulis🙏🙏

Tinggalkan Vote dan Koment kalian😊

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro