Chapter 6: Metode yang Unik

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Ogura memutar balik laptop Ame dan mengembalikannya. “Sekarang, yang aku butuhkan adalah penglihatan. Apakah kau bisa menyusup ke sistem Kasino itu untuk sekedar melihat-lihat tampilan layar CCTV-nya?” Tatapannya terus menatap Ame tajam.

Setelah mendengar pertanyaan Ogura, Ame menundukkan sedikit kepalanya dan memegang dagunya. Dia mulai berpikir kira-kira cara apa yang sebaiknya digunakan. “CCTV Kasino itu sulit diretas dengan cara external. Butuh banyak sekali waktu dan butuh lebih dari seminggu untuk aku bisa meretasnya. Mau tidak mau, kita harus menggunakan cara internal.”

Ogura memangku kepalanya pada tangan kirinya yang bersandar pada meja. “Jelaskan lebih rincinya, Ame. Aku mendengarkan.”

Mendengar percakapan antara Ogura dan Ame, mereka menghentikan aktivitas masing-masing dan menatap ke arah Ame. Asuka pun juga sudah menegakkan kepalanya kembali dan menatap ke arah Ame, begitu juga dengan Kuro yang sejak tadi diam memejamkan matanya.

“CCTV Kasino sangatlah berbeda dengan CCTV yang terpasang di sudut-sudut jalan perkotaan. Mereka punya sistem tersendiri yang keamanannya sangat dijaga oleh Kasino. Kalau CCTV di jalanan, kurang dari sejam pun sudah bisa kuretas.” Ame menatap ke arah mereka satu-persatu, berharap mereka bisa mengerti perkataannya.

Tiba-tiba saja Ame teringat akan sesuatu, sehingga dia langsung mengambil tasnya dan mencari sebuah barang. Tak lama, Ame mengeluarkan tiga buah barang yang berbeda-beda bentuknya. Benda pertama berbentuk seperti karkulator beras yang terdapat banyak kabel menyelimutinya, benda kedua berbentuk seperti stopwatch yang dibagian belakangnya dipasangkan silikon perekat, dan benda ketiga adalah besi berbentuk kubus berukuran kecil.

Mereka berenam dengan saksama memandangi ketiga benda yang baru saja dikeluarkan Ame dari dalam tasnya. Seumur hidup mereka, baru kali ini mereka melihat ketiga barang yang bentuknya aneh seperti itu.

Ame menunjuk benda pertama yang diletakkannya di sebelah kiri dan menjelaskan apa kegunaan benda itu. “Ini adalah alat ciptaanku. Di dalamnya, aku sudah mengembang biakkan virus yang nantinya akan membantuku meretas segala sistem apapun. Meskipun masih dalam pengembangan, tapi aku percaya benda ini bisa meretas sistem Kasino.”

Ame kini menunjuk benda yang kedua yang diletakkannya di tengah. “Kalau ini namanya, ‘The Worst’. Aku membelinya di ‘Crowz’. Benda ini bisa mengacaukan sebuah sistem hanya dengan menempelkannya pada kabel yang terhubung ke sistem itu. Namun, benda ini hanya bisa digunakan selama sepuluh menit. Lebih dari itu, lama kelamaan benda ini akan mulai panas, sampai akhirnya terbakar.”

Dan terakhir, Ame pun menunjuk benda ketiga yang diletakkannya di sebelah kanan. “Kalau ini, ‘Metalauncher’. Alat ciptaan seorang hacker bernama, ‘AZ776’. Kegunaannya sangat luar biasa. Benda ini bisa mengelabui pendeteksi metal selama lima detik. Dengan begitu, kita bisa membawa senjata ke mana pun kita pergi. Selama kita tidak digeledah oleh penjaga keamanan sebelum masuk.”

Setelah mendengar penjelasan Ame, tiba-tiba saja Ogura tertawa. Jelas membuat mereka semua bingung, karena tak ada hal lucu yang bisa ditertawakan.

Ogura akhirnya menghentikan tawanya dan menatap ke arah mereka satu-persatu, lalu menatap Ame dengan tersenyum. “Entah sengaja atau tidak, alasanmu menunjukkan ketiga alat ini karena ingin menggiring pemikiran kami pada sebuah rencana. Benar, begitu?”

Ame menatap Ogura dan menganggukkan kepalanya dengan sangat antusias. Rasa takutnya kepada Ogura mendadak hilang begitu Ogura ternyata mengerti apa maksudnya.

Ogura mengambil ‘Metalauncher’ dan menyandarkan badannya sambil memandangi benda itu. “Aku sudah tahu rencana apa yang sebaiknya digunakan, tapi ada yang harus kita lakukan sebelum membicarakan rencana ini lebih lanjut.” Dia mengembalikan benda itu ke tempat semula dan kembali bersandar.

“Mencari rancangan desain menyeluruh dari Kasino itu?” tanya Kaguya.

Ogura langsung menatap ke arah Kaguya yang sudah mulai mengerti rencana apa yang akan mereka lakukan. Hal itu pun membuatnya beranggapan bahwa Kaguya adalah orang terpintar ketiga di kelompok ini setelah Ame dan dirinya.

Ame dengan sangat antusias dan penuh semangat, memberikan laptopnya lagi kepada Ogura dan menghadapkannya langsung kepadanya. “Kalau itu, tentu sudah aku cari tahu. Masalahnya, sepertinya kita harus memintanya langsung kepada orang yang bersangkutan.”

Ogura bangkit dari sandarannya dan mulai membaca artikel yang terpampang di laptop Ame. Artikel itu berjudul, “Shougi Ikari Datang ke Acara Peresmian Kasino Kota H yang Dibangun Berdasarkan Rancangannya.

Ame memandang ke arah mereka satu-persatu. “Menurut pantauan CCTV, Shougi Ikari saat ini berada di kantornya. Mobilnya terlihat masuk sekitar satu jam yang lalu dan belum keluar sampai tadi aku lihat. Tapi, aku melihat supir pribadinya, Takefusa, keluar dari kantor dan sedang berada di sekitar minimarket saat ini. Hanya itulah yang bisa kudapatkan.”

“Tidak apa-apa, Ame. Segitu pun sudah cukup.” Ogura langsung bangkit dari kursinya dan memasukkan ponselnya ke kanton celana. Hal itu pun membuat yang lainnya heran.

“Kau mau ke mana?” tanya Kaguya bingung bercampur penasaran.

Ogura melirik sejenak ke arah Kaguya. “Pergi mencari apa yang kau katakan tadi.”

Taka meletakkan kembali pistolnya di balik jaket, kemudian menatap serius Ogura. “Caranya?”

“Ame sudah mengatakannya tadi. Kenapa harus aku ulangi? Sebaiknya kita segera pergi sebelum Shougi Ikari dan supirnya pindah tempat. Oh iya, jangan lupa bawa kunci markas dan mobilnya.” Ogura langsung melenggang keluar ruangan begitu saja tanpa menjelaskan apapun lagi.

Asuka otomatis semakin merasa kesal terhadap Ogura karena bersikap seenaknya. “Dia itu menyebalkan sekali.”

Taka dan Kuro pun langsung bangkit dari kursi mereka, keluar ruangan menyusul Ogura. Meskipun merasa kesal, Asuka juga langsung keluar ruangan ditemani Yume. Sementara Ame hanya diam terpaku melihat semua orang tiba-tiba keluar ruangan.

“Sebaiknya kau bereskan peralatanmu atau kita akan tertinggal dengan mereka.” Kaguya menunjuk ketiga benda milik Ame yang ada di atas meja.

Ame langsung tersadar begitu Kaguya menegurnya dan mulai membereskan barang-barangnya. Sementara Ame membereskan peralatan miliknya, Kaguya berdiri di dekat pintu membawa berkas tentang Otawara Shinji dan kunci markas, menunggu Ame selesai. Hal itu pun membuat pandangan Ame terhadap Kaguya mulai berubah. Sedikit ….

Di saat semuanya pergi begitu saja, dia malah menungguku. Mungkin sebenarnya dia memanglah orang yang baik. Aku saja yang terlalu cemburu pada wajah tampannya.

Kedua mata Ame berkaca-kaca karena perlakuan baik Kaguya terhadapnya itu, dan merasa menyesal karena telah membencinya. Mereka berdua langsung menyusul yang lainnya. Beruntung, mereka berdua masih sempat ikut di lift yang sama dengan yang lain.

Begitu sudah sampai di basement, Yume langsung keluar dari lift dengan perasaan yang sangan antusias. Dia langsung menekan tombol buka kunci yang ada pada kunci mobil yang dipegangnya. Terdengar suara alarm mobil sebanyak dua kali, membuat mereka bertujuh kompak menatap ke arah suara itu berasal.

Mereka langsung berjalan menghampiri mobil itu, kecuali Yume. Yume masih berdiri diam terpaku menatap mobil yang diberikan kepada Mr. Y untuk mereka gunakan. Mereka semua baru menyadari hal itu setelah sampai di dekat mobil.

“Yume! Kenapa kau masih di sana? Cepatlah!” Ogura terlihat agak kesal karena Yume masih diam meskipun sudah diteriaki olehnya.

Yume mau tidak mau menghampiri mereka berenam dengan lesu. “Sudah aku duga. Meskipun sudah ada di hadapanku, mobil ini tidak berubah dan tetap mini bus model lama. Hilang sudah rasa antusiasku.”

Kaguya dan Asuka menahan tawa mereka setelah melihat Yume yang terlihat sangat lesu. Ogura justru tertawa begitu saja tanpa memperdulikan Yume akan kesal atau tidak. Sementara Kuro dan Taka tidak mempedulikan hal itu. Dan Ame … apalagi kalau bukan menatapi wajah datar Yume yang sedang terlihat murung, yang menurutnya cukup imut.

Ogura menghampiri Yume dan menepuk pundaknya. “Lihat sisi positifnya, Yume. Mobil ini punya roda.”

Ledekan Ogura sontak membuat Kaguya dan Asuka tak bisa lagi menahan tawa mereka dan langsung tertawa begitu saja. Yume langsung masuk ke tempat posisi supir berada setelah diledek oleh Ogura. Setelah Yume masuk, mereka semua pun ikut masuk.

Di dalam mini bus itu, di belakang tempat pengemudi ada meja panjang yang di atasnya terdapat tiga buah layar komputer beserta dengan CPU-nya di bawah meja. Di sebelahnya terdapat sofa berbahan kulit yang saling berhadapan dan di tengah-tengahnya ada sebuah meja kayu. Setelah melihat bagian dalam mini bus itu, anggapan mereka tentang mini bus usang ini pun mulai berubah, meskipun sedikit.

Yume pun memacu mobilnya menuju ke Kantor Shougi Ikari setelah Ogura menunjukkan di mana tempatnya. Di tengah perjalanan, Ogura meminta Ame untuk meretas lagi CCTV yang ada di sekitar Kantor Shogi Ikari. Dia ingin Ame membuat dirinya layaknya ‘hantu’, tak terkena pantauan CCTV. Ame pun menyanggupinya.

Setelah meminta Ame melakukan hal itu, Ogura membisikkan cara yang akan digunakannya untuk mendapatkan design gedung kasino dari Shogi Ikari kepada Ame. Adrenalin Ame tersentak begitu mendengarkannya.

Ogura hanya tersenyum, kemudian pergi meninggalkan Ame dan menghampiri Taka dan Kaguya yang sedang duduk saling berhadapan. “Kalian berdua ikut turun denganku. Aku membutuhkan tampilan menyeramkan dan keterampilan kalian membaca situasi.”

“Heh … apa yang harus kita lakukan?” Kaguta menatap heran Ogura.

Ogura menatap balik Kaguya dan mengeluarkan senyuman liciknya. “Kita akan membajak mobilnya dengan cara halus.”

Taka dan Kaguya saling menatap satu sama lain karena mereka belum mengerti apa yang dimaksudkan oleh Ogura. Mereka berdua pun mempersiapkan senjata mereka masing-masing, untuk mencegah terjadinya sesuatu yang tidak diinginkan.

Saat sampai di dekat kantor Shougi Ikari, Ogura bersama Kaguya dan Taka turun dari mini bus setelah Ame memberi mereka secarik kertas. Setelah mereka bertiga keluar, Yume membawa mini bus ke tempat lain sesuai dengan perintah yang Ogura berikan.

Sementara itu di mini bus, Ame terlihat lesu saat duduk di sofa di hadapan Kuro. Hal itu tentu saja membuat Kuro agak terusik.

Kuro menoleh ke arah Ame, bermaksud untuk menanyakan kondisinya. “Ada apa denganmu? Apa kau baik-baik saja?”

Perlahan, Ame menolehkan pandangannya ke arah Kuro. “Ogura bilang, dia akan membunuh Shougi Ikari untuk mendapatkan desain lengkap Kasinonya.”

Kuro menatap keluar jendela dan sedikit tersenyum. “Orang cerdas selalu memiliki banyak rencana. Dan membunuh, selalu menjadi rencana terakhirnya.”

Bersambung.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro