12. Plan

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng


Salah satu omzet cukup besar yang berhasil diraih oleh Marcus hingga membuat pencapainnya seperti saat ini adalah Casino Luminious Club, Klub milik Marcus memang juga memiliki area khusus perjudian, bisnis berjudi ini berhasil menjerat bermacam kalangan dari berbagai kasta, Kasino Luminious adalah tempat terbaik di New York bagi siapapun yang ingin mempertaruhkan keberuntungannya.

Orang bilang Club milik Marcus merupakan surga dan neraka yang memiliki paket menggiurkan sekaligus mematikan bagi masing-masing orang yang mendatanginya. Bagaimana tidak? orang mendatangi Club tersebut dengan label bangsawan yang memiliki kekayaan berlimpah bisa saja pulang dengan predikat pailit yang justru memiliki banyak hutang. Atau jika memang keberuntungan sedang memihaknya, seseorang yang bahkan memiliki banyak hutang dimana-mana dan tidak memiliki aset apapun bisa saja pulang membawa kekayaan berlimpah ruah, belum lagi fasilitas tambahan dari berbagai macam perempuan penghibur yang dapat melengkapi malam indah mereka.

Marcus memiliki insting kuat hingga dapat membaca tamu mana saja yang memiliki peluang tinggi dan sangat menguntungkan baginya. Seperti Oliver Fletcher contohnya, pria kaya yang gemar berjudi dan menghabiskan uang ini tentu saja sangat disukai oleh Marcus, tak terhitung hingga berapa juta dollar yang dihabiskan Fletcher untuk mempertaruhkan sebuah angka dan menggulirkan puluhan kali dadu di atas meja judi roulette hanya untuk menjumpai kekalahan, namun tidak ada sedikit pun raut menyesal dari Fletcher seolah apa yang dia alami hal yang biasa, kekalahan merupakan hal lumrah baginya, cara menghabiskan uang seperti ini membuatnya memiliki rasa puas tersendiri.

Kehadiran Marcus sebagai pemilik Club di area meja judi justru semakin menarik perhatian para pemain untuk menunjukkan seberapa banyak uang yang dapat mereka pertaruhkan. Mereka akan berlomba-lomba memamerkan berbagai macam kekayaan dan asset yang mereka miliki untuk dapat dihambur-hamburkan di Klub tersebut.

Marcus masih terus mengamati jalannya permainan sebelum kehadiran Matt di area tersebut yang cukup menyita perhatiannya, Matt merupakan tangan kanan Marcus yang memiliki tugas-tugas tertentu untuk mengurus berbagai macam urusan internal dan cukup rahasia.

"Bagaimana perkembangannya?" tanya Marcus langsung setelah mereka hanya berdua dalam sebuah ruangan khusus penyimpanan brangkas uang yang di fungsikan untuk para pemain yang ingin meminjam kekayaan untuk berjudi.

"Tidak ada masalah yang berarti tentang insiden kemarin, kita sudah membatasi awak media agar tidak memunculkan berita yang dapat menimbulkan spekulasi mengejutkan, begitu pula dengan Anthony Russell dia tidak akan menuntut kita selama nama dan citra baiknya masih tetap terjaga, dan selama satu minggu ini kondisinya sudah mulai membaik, dia sedang dalam masa pemulihan. Tidak ada luka serius, hanya gagar otak ringan. Tapi......"

"Tapi apa?" tanya Marcus dengan suara tertahan.

"Dia masih tidak ingin mencabut gugatannya pada gadis itu, Anthony ingin gadis itu merasakan akibat perbuatannya." Marcus tersenyum sinis.

"Bagaimana dengan pengacara yang kau sewa?"

"Tidak akan banyak membantu karena semua bukti sangat memberatkan bagi Renesya."

"Ini semakin menarik." gumam Marcus disela bibirnya yang menipis. Sungguh ini semua terjadi diluar kendalinya, jika awalnya Marcus hanya berniat memberikan sedikit pelajaran pada gadis sombong itu agar mengerti orang seperti apa dirinya, namun ternyata reaksi yang ditimbulkan gadis sangat jauh dari dugaannya, mungkin memang nasib sial gadis itu yang lebih mendominasi hingga membuatnya terjatuh dalam masalah serumit ini, dan tentunya seorang Marcus tidak akan mengabaikan kesempatan emas ini begitu saja.

"Aku akan membuat penawaran untuknya, dan kali ini kupastikan wanita itu tidak akan bisa menolaknya."

Marcus berencana membuat gadis itu menuruti keinginannya. Jujur, selama eksistensi hidupnya Marcus  tidak pernah sekalipun menaruh keinginan apapun pada seorang wanita, sejauh ini hubungan Marcus dengan para wanita hanyalah sebatas give and take— saling menerima dan memberi, dan berakhir begitu saja jika masing-masing dari mereka sudah mendapatkan apa yang diinginkan.

Dalam kamus Marcus —seorang pria tidak akan pernah membutuhkan makhluk lemah seperti wanita. Pria akan bisa melakukan segalanya, apapun yang diinginkan. Hanya wanitalah yang membutuhkan pria, wanita tidak akan bisa hidup terjamin tanpa adanya pria dan uang tentunya. Karena itu Marcus selalu beranggapan bahwa uang-lah yang paling berkuasa untuk mengendalikan apapun.


***

John F. Kennedy Airport
New York, AS
20.15 NYT

Dua orang pria dan wanita berjalan beriringan — lebih tepatnya sang wanita menarik pergelangan tangan si pria yang berjalan malas-malasan —agar lebih cepat mengikuti langkahnya menuju area tempat pengambilan bagasi. Beberapa saat lalu pesawat mereka berhasil mendarat dengan selamat di bandara Jonh F Kennedy kota New York. Sang pria yang tak lain adalah Aiden Lee sejak tadi tidak berhenti menggerutu apalagi saat tangannya ditarik paksa oleh seorang gadis— siapa lagi klau bukan Hanna.

Baginya perempuan memang sangat merepotkan, jika saja Aiden tidak datang kemari bersama Hanna mungkin dirinya tidak harus repot-repot mengantri seperti penumpang lainnya untuk mengambil koper di area penitipan bagasi, karena barang bawaannya sendiri hanya sedikit. Tentu saja sangat berbeda dengan Hanna, Aiden bahkan tidak bisa membayangkan apa saja yang dibawa gadis itu ke negara ini, hingga menghabiskan tempat— dua buah koper ukuran besar, sedangkan dirinya saja hanya membawa satu koper berukuran sedang. Mungkin saja seisi kamar telah berpindah tempat ke dalam koper tersebut, a
Aiden menggelengkan kepalanya merasa heran.

Tidak sulit mengenali koper milik Hanna karena warna dari koper tersebut yang sangat mencolok belum lagi motif animasi disney yang membuat siapapun sakit mata melihatnya, bayangkan saja mana ada gadis berumur hampir seperempat abad tapi masih saja mengoleksi barang-barang bermotif tokoh-tokoh animasi seperti Belle, Aurora, Rapunzel atau apalah itu yang selalu digemari bocah umur 5 tahun — Hanna Park memang gadis ajaib yang tidak pernah ingat dengan umur.

Setelah menunjukan nomor bukti penitipan bagasi kepada petugas. Aiden dengan terpaksa menebalkan muka dan menarik dua koper besar milik Hanna, sedangkan gadis itu sendiri membawa koper yang lebih kecil milik Aiden, tidak lupa sebelah tangannya menggamit lengan Aiden erat.

"Tidak bisakah kau merenggangkan tanganmu." Aiden menunjuk dengan dagu, tangan Hanna yang merangkul lengannya erat, membuatnya sedikit kesulitan berjalan dengan membawa dua koper.

"Tidak! bagaimana jika nanti aku hilang kau pasti kesulitan mencariku, lihatlah disini ramai sekali." Hanna mengedaarkan pandangannya ke penjuru bandara. Seolah ingin menunjukkan pada Aiden."

"Kau itu sudah bukan anak kecil lagi."

"Aku tidak peduli, yang pasti aku tidak ingin jauh-jauh darimu." Hanna semakin mengeratkan lingkaran tangannya pada lengan Aiden, mengikis jarak diantara mereka.

Chieva
13 Mei 2020

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro