11. Way Out

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Pandangan mata pria tua itu menatap lurus ke arah anak buahnya yang baru saja memberikan kabar yang tidak mengenakkan. Bibirnya menipis, geraman penuh amarah muncul di sela-sela gertakan giginya. Tanganya terangkat melemparkan cerutu dalam genggamannya ke sembarang arah. Hal yang tidak dia inginkan terjadi, Lee Chung Ho bertindak semakin cepat memerintahkan putranya untuk membawa kembali buruan yang nyaris dimilikinya. Ini tidak bisa dibiarkan!

"Cepat lakukan sesuatu!" Perintahnya dengan nada tinggi tak terbantahkan.

"Segera sampaikan informasi terbaru ini."

"Jangan sampai anak pengacara sialan itu menemukannya lebih dulu."

"Seharusnya aku melenyapkan anak itu sejak lama." geramnya tertahan.

***

Tak pernah terbayang dalam hidupnya bahkan dalam mimpi sekalipun, bahwa seorang Renesya akan berakhir meringkuk di lantai keras dan dinginnya sebuah penjara.

Renesya sempat berpikir buruk bahwa Grace yang telah tega menyerahkannya ke polisi dengan memberi tahu keberadaanya saat itu, namun saat mengingat kembali keterkejutan Grace dan bagaimana terpukulnya Grace melihat dia berada di sini, Renesya tidak sampai hati menyimpan prasangka buruk tersebut. Renesya yakin Grace tidak mungkin setega itu, mungkin memang sudah saatnya dia harus mempertanggung jawabkan perbuatannya, lagipula tidak mungkin dia akan bersembunyi terus menerus dan menjadi buronan.

Dua hari yang lalu Renesya baru saja menjalani pemeriksaan dan dirinya memang terbukti bersalah dengan adanya sidik jari yang ditemukan pihak kepolisian pada pecahan botol yang memang cocok dengan miliknya. Renesya memang berhak memberikan pembelaaan pada dirinya sendiri namun tidak cukup kuat untuk mematahkan tuduhan yang dijatuhkan kepadanya, belum lagi saat ini kondisi korban yang masih berada di rumah sakit tentu saja semakin menyulitkan posisi Renesya. Karena itu dia masih harus menjalani masa tahanan sebagai tersangka, dan sedang mengikuti proses praperadilan.

Hampir setiap hari Grace menjenguk Renesya, membawakan makanan dan segala kebutuhan yang diperlukan gadis itu. Begitu juga dengan Matt yang pernah ikut datang bersama Grace, Matt berjanji akan menyewakan seorang pengacara untuk Renesya. Seperti hari ini Grace kembali datang namun kali ini dia tidak sendiri maupun bersama Matt, Grace datang bersama seorang pengacara yang dijanjikan oleh Matt, sayangnya Matt tidak bisa ikut karena masih ada urusan lain yang harus dia selesaikan. Mereka sedang menunggu di ruang khusus tamu menanti Renesya keluar dari sel-nya.

Grace melambaikan tangannya saat melihat Renesya keluar dari sebuah pintu di sudut kiri bersama sipir perempuan di sampingnya. Renesya berjalan mendekati mereka sedangkan sipir perempuan tersebut kembali menghilang di balik pintu, setelah memberi intruksi pada mereka dan waktu selama 30 menit.

Renesya duduk dihadapan mereka. Setelah itu Grace memperkenalkan pengacara yang datang bersamanya. "Ini pengacara yang akan membantumu Mr. Smith ─ namanya Aaron Smith."

Mr. Smith itu mengulurkan tangannya pada Renesya, mengajak berkenalan secara resmi. Dilihat sejenak Mr. Smith termasuk kategori pengacara muda dengan ketampanan yang cukup memukau wanita, hidung mancung ditambah nilai plus lainnya rahang yang nampak tegas, usianya mungkin berkisar tiga puluhan tahun, bertubuh tinggi tegap dengan balutan kemeja linen warna hitam. Penampilannya sangat mendukung profesinya sebagai seorang pengacara.

Renesya menganggukkan kepalanya sekilas seraya mengulurkan tangannya membalas salam tersebut namun tanpa suara, dia memang sedang tidak berniat mengucapkan kalimat apapun. Sejak berada disini dia memang lebih banyak diam dan semakin menutup diri. Tubuhnya terlihat lesu dan tak bertenaga meskipun Grace selalu membawakan makanan enak untuknya setiap hari. Tentu saja tidak ada nafsu makan dalam tubuhnya, yang memenuhi otaknya sekarang adalah bagaimana cara dia bertahan hidup setelah ini, hidupnya benar-benar telah hancur, pulang dari sini yang entah berapa tahun lagi dia akan menjadi penganguran tak berguna, kerena seorang mantan narapidana tidak akan mendapatkan kesempatan bekerja dimanapun.

"Bisakah anda menceritakan sekilas kejadian pada malam itu?"

Renesya masih tetap diam seolah enggan membuka kembali kenangan buruk malam itu, Grace berusaha menenangkan Renesya dengan menepuk pelan punggung tangannya.

"Tidak apa jika kau belum bisa menceritakan semuanya, hanya beritahu kami sedikit saja mengapa bisa kau sampai melakukan tindakan berbahaya seperti itu."

"Aku.... aku hanya merasa ketakutan dan semuanya terjadi begitu saja." ujar Renesya dengan suara bergetar.

"Adakah alasan lainnya miss?" tanya Mr. Smith berusaha mengorek informasi lebih banyak.

Renesya terlalu malu untuk mengakui bahwa pria tua itu hampir melecehkan dirinya, karena itu dia hanya bisa diam, membuat pengacara di depannya menghela napas panjang.

"Saya akan menjelaskan sedikit tentang posisi anda disini, proses ini sebenarnya cukup rumit karena semua tuduhan sudah jelas, apalagi dengan adanya bukti kuat yang tidak bisa dibantah lagi, namun tidak menutup kemungkinan anda tetap bisa bebas dari jeratan hukum, salah satunya adalah jika pihak korban bersedia mencabut gugatannya, atau ada seseorang yang bisa menjamin kebebasan anda."

"Kita juga memiliki peluang cukup besar dalam masa praperadilan ini, karena saya yakin kasus ini tidak akan sampai ke pengadilan mengingat seorang Anthony Russell yang notabene salah satu pesohor negeri dan memiliki banyak mata tertuju padanya, politikus sepertinya tidak mungkin mau menjalani masa pemeriksaan panjang dan rumit, apalagi menjadi saksi dalam sebuah persidangan nantinya."

Renesya mengembuskan napas lelah namun ada sedikit rasa lega menyeruak, mendengar penjelasan pengacaranya karena masih ada peluang bahwa dirinya tidak harus menjalani pemeriksaan di pengadilan. Renesya bahkan tidak sampai hati membayangkan dirinya berada di dalam ruang persidangan dan bertemu dengan para hakim maupun jaksa yang akan menuntutnya, pemandangan tersebut sangat mengerikan baginya. Meskipun begitu, namun tetap saja dua pilihan yang diutarakan pengacaranya tersebut sama- sama sulit.

Yang menjadi pertanyaan saat ini, mana mungkin ada orang yang mau menebus kebebasannya? Masalah kerugian yang dia sebabkan di Club milik Marcus saja belum bisa dia atasi, sekarang muncul lagi masalah lainnya, Renesya terduduk lemas meratapi nasibnya, sepertinya dia memang harus menghabiskan hidupnya di penjara.

"Jika pencabutan gugatan mustahil terjadi, kita bisa menggunakan cara yang kedua" Grace ikut bersuara. "Aku pasti akan membantumu dear."

"Tidak Grace , hal itu pasti membutuhkan uang yang tidak sedikit."

"Kita hanya perlu mencari orang yang bisa menjaminmu, aku akan membicarakan ini dengan Matt, kau tenang saja , aku berjanji kau tidak akan lama berda di tempat ini." Grace berusaha meyakinkannya, namun Renesya tetap merasa tidak yakin. Memang siapa yang mau melakukan hal tersebut secara cuma-cuma, sangat mustahil, sedangkan tabungannya saja belum tentu cukup untuk melunasi semuanya.

Sebenarnya ada hal lain yg Grace sembunyikan dari Renesya, perihal kontrak kepenulisan gadis itu, Zoey Burton baru saja mengatakan sesuatu kepadanya tadi pagi untuk disampaikan langsung kepada Renesya, bahwa Zoey akan menangguhkan kontrak tersebut dalam waktu yang belum bisa ditentukan, ini semua tentu saja dampak lain dari permasalahan yang sedang Renesya hadapi, untuk kepastian selanjutnya apakah Renesya benar-benar akan di keluarkan atau bisa kembali bekerja di perusahaan tersebut tergantung dari keputusan pimpinan pusat mereka nantinya. Sungguh Grace tidak tega untuk mengatakannya, biarlah itu urusan nanti, yang penting saat ini, prioritas utama mereka adalah, bagaimana Renesya bisa keluar dari tempat mengerikan ini.

Sipir penjara kembali menghampiri menandakan jam kunjungan mereka telah habis, Grace mengulurkan paper bag berlogo restoran ternama, "Makanlah dengan baik, aku tidak ingin kau sampai sakit." Renesya mengambilnya. "Terimakasih Grace." ujarnya lirih, lalu membalikkan tubuhnya mengikuti sipir tersebut kembali masuk ke dalam.

Chieva
09 Mei 2020

Follow IG ku @chiezchua11

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro