3. Invited

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

"Apa kau yakin punya ide bagus untukku?" tanya Renesya ingin memastikan. Sejak pulang kantor sore tadi ia sudah menceritakan semua perbincangannya dengan Miss Zoey pada Grace, dan sahabatnya itu berjanji akan mengunjungi apartemen Renesya malam ini untuk membantunya mencari solusi yang tepat.

"Kau harus percaya padaku, aku sangat yakin caraku ini pasti akan berhasil."

"Kau kira menulis novel seperti itu hanya membutuhkan waktu semalam?" Renesya masih tidak mengerti cara apa yang dimaksud sahabatnya tersebut.

Grace berjalan ke belakang mobil lalu membuka bagasinya, sedangkan Renesya mengikuti dari belakang, seketika itu juga ia ternganga dengan semua barang-barang yang dibawa oleh Grace dalam bagasi mobilnya.

"Untuk apa semua ini?"

"Tadi aku meminta Matt menemaniku belanja sebentar, dan aku sengaja membeli beberapa dress untukmu, kau harus tampil memukau malam ini, ayo aku akan membantumu menyiapkan diri." Grace mendorong tubuh Renesya agar berjalan lebih dulu di depannya, sedangkan kedua tangannya telah penuh dengan beberapa paper bag yang berisi baju-baju dengan merk ternama. Renesya yang tidak sempat lagi membantah hanya bisa berjalan pasrah.

"Besok akan kubawakan ke kantor koleksi novel-novelku yang paling best seller." Goda Grace dengan cengiran lebarnya, tau sekali bahwa sahabatnya satu ini sebenarnya cukup alergi dengan selera bacaannya, mereka berjalan memasuki kamar Renesya.

"Ngomong-ngomong kau tadi ke toko buku membeli novel apa saja?" pertanyaan Grace sontak membuat Renesya mengingat kembali insiden super memalukan tadi. Tepat setelah pria itu menghilang dari jarak pandangnya. Renesya buru-buru mengembalikan buku itu ke rak dengan serampangan, kemudian langsung pergi dari toko buku itu dan melupakan segala keinginannya untuk mencari novel.

"Aku tidak menemukan apapun." jawab Renesya cepat seraya mendorong pintu kamarnya dengan gusar.

***

"Memangnya kau ingin mengajakku pergi kemana?" Renesya bertanya pada Grace yang saat ini sedang sibuk memilih dress yang cocok dengannya. Beberapa saat lalu Grace baru saja selesai menata rambut dan memberikan sentuhan make up yang sedikit berani di wajahnya, membuat penampilannya lebih beda dari biasanya, karena terkadang saat pergi ke kantor Renesya hanya mamakai make up tipis natural.

"Kau mau memakai yang ini?" tanya Grace seraya menunjukkan gaun berwarna hitam berpotongan dada rendah pada Renesya. Untuk ke lima kalinya lagi-lagi Ryenne menolak, membuat Grace sibuk kembali memilih gaun lainnya yang sesuai dengan keinginan sahabatnya itu.

"Sekali lagi aku bertanya, memangnya kita akan pergi kemana? Mengapa kau selalu menunjukkan gaun yang sedikit terbuka padaku? Dan make up ini? Renesya mengamati pantulan wajahnya di cermin, memandangnya dengan waut wajah ngeri. Bisakah aku menghapusnya saja? Kau tau? aku tidak pernah mewarnai bibirku semerah ini! dengkus Renesya tidak suka."

"Jangan! sekali-kali kau harus lebih berani tampil beda dear, ingat ini New York tidak akan ada orang yang menganggapmu aneh hanya karena warna merah menyala dibibirmu itu."

"Ini  bukan seperti diriku!" kilah Renesya lagi.

"Sampai kapan kau hanya akan mengurung dirimu di apartemen mungil ini, apa kau tidak bosan hidupmu hanya berputar pada kantor-apartemen dan kembali ke kantor lagi, Grace memutar bola matanya, itu sangat monoton sekali Renesya sayang, malam ini aku akan membuatmu memiliki seorang kekasih, kita akan pergi ke Club."

"Apa kau bilang? Club! Jangan bercanda Grace, kau tau sendiri aku paling benci berada di tempat ramai." Renesya menghempaskan tubuhnya ke atas kasur, kembali menggelengkan kepalanya untuk kesekian kali saat Grace mengangsurkan potongan gaun yang memiliki belahan memanjang hingga atas lutut.

"Tidak boleh ada penolakan Renesya sayang, apa kau lupa target novelmu itu? Kau harus segera memiliki kekasih agar dia bisa menjadi refrensi untukmu dalam menyelesaikan novel itu, dan sebagai sahabat yang baik aku akan melakukan segala hal untuk membantumu, kau hanya perlu mengikuti semua instruksiku, mengerti!" 

***

Luminous Club

New York , AS

22.45 NYT

"Aku rasa gaun ini tetap tidak cocok untukku." Sejak tadi Renesya terus-terusan membenahi potongan gaun model kemben yang membelit lekuk pinggangnya sangat pas, dia merasa tidak nyaman karena seolah payudaranya akan tumpah, bagian bawah gaun tersebut sedikit melebar mulai dari pinggul hingga sebatas lutut, rambut ikal keemasannya disanggul ke atas meninggalkan beberapa helai tipis yang membingkai wajahnya.

Sedangkan Grace memakai gaun merah menyala berpotongan dada rendah dengan aksen renda di bagian punggungnya, sedangkan rambutnya dibiarkan tergerai menyamping menampilkan sebelah lehernya yang terekspos sempurna.

"Kau sangat cantik, apalagi kalung yang selalu kau pakai itu terlihat sangat cocok dengan warna biru gaun ini, pilihanku sudah tepat, kau saja yg terlalu kuno, gaun ini sedang hits sekarang , banyak model-model ternama yang memakainya."

"Aku tidak peduli, aku hanya memakai baju yang menurutku nyaman."

"Berhentilah memprotes, kita sudah sampai, ayo turun."

Renesya ragu beranjak dari kursi penumpangnya. "Ayolaah!! " Grace menghela lengan Renesya dari mobil dengan tidak sabar. Renesya berdiri kaku memandang bangunan tinggi di depannya, benarkah ini sebuah Club? Kenapa terlihat seperti apartemen mewah bertingkat dengan puluhan lantai. Seorang petugas valet parkir menghampiri mereka, lalu Grace menyerahkan kunci mobilnya.

Renesya melihat dua orang penjaga berdiri tepat di depan pintu utama yang akan mereka lewati, salah satu penjaga tersebut memandu mereka menunjukkan jalan masuk. Renesya dan Grace memasuki sebuah lift khusus yang akan membawa mereka ke lantai 41, Perjalanan menaiki lift hanya memakan waktu seperkian detik saja. Renesya mengagumi setiap detail interior di dalamnya, semuanya nampak elegan nan indah. Dia bahkan tidak merasa seperti berada di dalam lift, kotak persegi ini memiliki ukuran lebar dengan lampu-lampu kristal berwarna biru yang menyala indah bercahaya redup ketika lift ini bergerak, selain itu terdengar pula alunan music yang menyenangkan tidak akan membuat siapapun yang berada di dalam lift ini merasa bosan. Suara dentingan menyadarkan Renesya dari lamunan, pintu lift terbuka perlahan. "kita akan dibawa kemana?" Renesya berbisik lirih disamping telinga Grace.

"Kau tenang saja kita ini tamu khusus, pemilik Club ini adalah seorang mucikari paling tampan di seantero New York, penjaga itu akan membawa kita ke ruangan ekslusif."

"Tamu khusus" Renesya membeo. "Mucikari!" tambahnya lagi dengan nada lebih tinggi, matanya membulat sempurna, sungguh dia tidak mengerti, apa Grace sedang ingin membuat lelucon dengannya? Lagipula untuk apa mereka harus melewati lorong lorong dengan banyak pintu di sisi kanan dan kiri seperti ini, hanya ada lampu warna warni di setiap sudutnya menampilkan cahaya temaram, namun setiap detail artistiknya tetap membuat Renesya takjub. Dia baru menyadari jika ternyata di New York ada Club semewah ini, hal ini benar-benar di luar ekspektasinya. Lalu 'Mucikari' , otaknya mulai memproses dengan benar kata tersebut, Oh! Tuhan!! untuk apa Grace mengajaknya ke Club seorang Mucikari? Apakah dia akan dijual?

Chieva
01 Februari 2020

Sabar yg nungguin Marcus nongol wkwkwkwk

Insyaallah repost kali ini dipastikan sampai tamat, klau g gtu nnti gugur di eventnya...

Maaf untuk yg udh nungguin lanjutan cerita ini...🙏🙏

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro