44. Fabulous

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

"Pelan - pelan saja!" Renesya berteriak di samping telinga Marcus seraya mencubit pinggangnya.

"Kau takut?" tanya Marcus sambil terkekeh. Lalu menuruti keinginan Renesya memelankan laju Jet Ski yang dikendarainya. Saat ini mereka berada di atas Jet Ski dengan hamparan laut di sekitarnya.

"Tentu saja tidak!" Dengus Renesya tidak terima mendengar nada mengejek Marcus.

"Kalau begitu kita lanjutkan perjalanan ini." Marcus kembali melajukan Jet Skinya penuh semangat. Sudah hampir setengah jam mereka menaiki Jet Ski tersebut dan Renesya tidak tahu menahu kemana tujuan pria ini sesungguhnya, ia mengira, mereka hanya akan berputar-putar tidak jauh dari bibir pantai.

"Hei... memangnya kau akan membawaku kemana lagi, astagaa ini bahkan di tengah laut. Pria ini benar - benar sinting!" Dengan terpaksa Renesya mengeratkan pegangannya di perut Marcus. Dia tidak ingin mengambil resiko terjatuh dari atas sini lalu tenggelam di dasar lautan. Sungguh mengerikan.

"Diam saja, nanti juga kau akan tahu."

Tidak lama kemudian Marcus memelankan kembali laju Jet Skinya, Renesya baru menyadari bahwa di depannya saat ini terpampang  sebuah pulau kecil yang memiliki pepohonan rindang.

"Kita sedang dimana?" 

"Tempat ini bernama Hick's Island pulau tak berpenghuni yang masih menjadi kelompok kepulauan di Belize. Kita dapat melakukan banyak hal di tempat ini." Terang Marcus.

"Kau gila! Untuk apa membawaku kemari?" Renesya berdecak namun tetap ikut turun dari Jet Ski mengikuti langkah kaki Marcus yang mulai menjejak pasir pantai.

"Agar kau merasa dunia hanya milik kita berdua." Renesya memutar bola matanya menggapi ocehan absurd pria itu.

"Aku ingin pulang."

"Tempatmu pulang adalah di pelukanku, jadi kau tak perlu repot-repot mencari, tinggal bersandar saja di dadaku, kemarilah." Marcus merentangkan kedua tangannya dengan senyuman menggoda. Membuat Renesya mengernyit.

"Sepertinya kau memang sudah tidak waras tuan Marc." Renesya memalingkan wajahnya lalu berjalan menjauhi Marcus.  Sedangkan pria itu  justru tertawa melihat tingkah Renesya lalu mengejar langkahnya.

"Gara-gara kau yang membuang - buang waktu tadi, kita hampir saja ketinggalan sunset di tempat ini."

"Hoo.. jadi karena itu kau ngotot ingin aku naik Jet Ski bersamamu." Koar Renesya.

"Bukan hanya itu saja, ada banyak hal yang bisa kita lakukan disini, untung saja kau tidak jadi menaiki Jet Skimu sendiri atau rencanaku benar - benar gagal, ayo cepat aku akan menunjukkan hal menakjubkan padamu." Marcus menarik pergelangan tangan Renesya membawa gadis itu memasuki sebuah rumah kayu yang berdiri kokoh tidak jauh dari bibir pantai.

Renesya terperangah mendapati banyak alat untuk kegiatan menyelam  di dalam rumah kayu tersebut. "Kau akan menyelam di laut." tanya Renesya.

"Bukan aku tapi kita."

"Haaah!!" Renesya terperanjat kaget. "Kau benar - benar ingin membunuhku rupanya." Dia sama sekali tidak memiliki pengalaman menyelam di laut dan saat ini lelaki itu mengajaknya, benar - benar gila. Jika hanya berenang di kolam saja tentu dia bisa. Tapi kalau di laut? Oh tenggelamkan saja dia sekalian agar tidak usah bertemu dengan lelaki itu lagi. Tidak .... tidak... dia tidak boleh mati konyol begitu saja sebelum merasakan jatuh cinta.

"Jangan berlebihan, kita hanya akan melakukan snorkling. Pulau tak berpenghuni ini sudah biasa di kunjungi wisatawan untuk menikmati wahana bawah laut yang menakjubkan, kau harus merasakan sendiri sensasinya."

Marcus mengangsurkan perlengkapan yang akan mereka gunakan untuk snorkling.

"Kita punya waktu kurang dari satu jam untuk melakukan snorkling, sebelum melihat matahari tenggelam."

"Pastikan scuba diving mask terpasang dengan pas, jangan sampai ada celah atau hidungmu akan kemasukan air."

"Tanpa kau menjelaskan panjang lebar aku sudah tau fungsi alat ini." Renesya menerima alat itu tanpa minat. Untung saja pakaian yang ia kenakan sudah cocok untuk digunakan berolahraga air. Bukan bikini seksi seperti yang kalian bayangkan. Hanya sebuah Wetsuit model Onepiece berlengan pendek warna hitam. Sedangkan Marcus hanya memakai Swimming Pants yang diam - diam membuat Renesya gagal fokus dengan otot perut pria itu sejak tadi. Tentu saja Renesya berusaha keras menampilkan raut wajah lempeng tidak pedulinya.

Marcus menarik tangan Renesya berjalan mendekati pantai sambil membawa Godive Fin Full Heel  atau biasa disebut kaki katak yang akan memudahkan mereka saat mengapung di air.

Mereka melakukan pemanasan sebentar dan melatih teknik pernapasan. "Kau sudah siap?" tanya Marcus. Renesya hanya mengangguk sekilas tanpa menjawab.

"Jangan pergi jauh - jauh dariku." Peringat Marcus saat mereka sudah mulai berjalan memasuki air. Ombak di lautan tersebut tidak terlalu besar jadi sangat aman jika mereka berenang sambil menikmati keindahan bawah laut.

Jika boleh jujur sebenarnya Renesya merasa takut namun ia juga penasaran. Bagaimana sensasi menikmati keindahan terumbu karang yang belum pernah ia lihat secara langsung. Ini merupakan pengalaman pertama baginya. Ia berusaha keras mempraktekan teknik teknik yang di ajarkan Marcus padanya. Berusaha merilekskan tubuh saat mengapung di air. Dan tidak boleh panik.

Renesya dibuat terkesima dengan pemandangan laut dangkal dengan kedalaman 20 meter di depannya saat ini. Untung saja spot yang mereka lihat masih sangat aman bagi pemula sepertinya. Ia dapat melihat dengan jelas terumbu karang yang cantik berkolaborasi dengan ikan-ikan kecil yang lucu-lucu. Sangat menakjubkan.

Renesya merasakan pergelangan tangannya di tarik. Tentu saja ia tau siapa pelakunya. Marcus menghelanya ketepian. Membuat Renesya tidak rela meninggalkan keindahan ikan - ikan kecil yang berenang lincah diantara terumbu karang.

Renesya baru menyadari saat dirinya sudah sepenuhnya keluar dari air, pemandangan jingga sudah menggayuti ufuk barat, kenapa waktu cepat sekali berlalu? Ia merasa baru sebentar di dalam air.

"Kau seperti enggan berpisah dengan ikan - ikan di bawah sana." Marcus terkekeh menatap wajah merengut Renesya.

"Kau benar, pemandangan di bawah sana memang sangat menakjubkan." Akhirnya Renesya mengakui ucapan Marcus.

"Dan hal menakjubkan itu tidak akan terlihat jika matahari sudah tenggelam. Salah sendiri kenapa kau tadi berputar - putar saja saat aku mengajakmu naik Jet Ski bersamaku. Sekarang rasakan akibatnya, kita tidak memiliki waktu lama di dalam sana." Renesya mengerucutkan bibir mendengar penuturan Marcus yang menyalahkan dirinya.

"Ya ... ya... ya... ini memang salahku, puas kau!"

"Tapi kau tenang saja aku yang tampan dan baik hati ini dengan senang hati akan memberikan sensasi liburan tak terlupakan untukmu, jadi besok lusa atau kapan saja kau boleh berpuas - puas diri datang kemari lagi. Dan masih banyak kegiatan lainnya yang akan membuatmu lebih dari merasa takjub seperti tadi." Renesya tercengang mendengar kalimat penuh percaya diri yang di lontarkan Marcus.

Satu jam kamudian mereka sudah kembali di bungalau. Marcus masih berada di kamar mandi saat pintu bungalau diketuk dari luar. Sedangkan Renesya yang masih sibuk mengeringkan rambutnya dengan hairdrayer beranjak dari kursi santainya lalu membuka pintu kayu itu. Seorang pelayan datang membawakan makan malam untuk mereka.

"Selamat menikmati nyonya." sapa pelayan dengan nametag Arnold itu ramah.

"Terimakasih." Sahut Renesya dengan senyum di lebar di kedua sudut bibirnya seraya menutup pintu kayu itu kembali lalu mendorong trolly berisi makan malam mereka kedalam.

"Whoaaa.... makan malam kita sudah datang kebetulan aku lapar sekali, karena seharian membujuk wanita agar bersedia naik Jet Ski bersamaku. Tapi untung saja dia kalah jadi aku tidak perlu repot berkepanjangan." Renesya memutar bola matanya mendengar sindiran Marcus yang terus - terusan mengolok insiden Jet Ski atas kekalahannya.

Membalikkan badan, Renesya mendapati Marcus hanya memakai selembar handuk yang menggantung di pinggulnya. "Cepat kenakan pakaianmu."

"Tidak mau! Aku ingin begini saja, sambil makan." Renesya mendelik mendengar ucapan Marcus. Memijat pelipisnya yang terasa pening seketika. Pria ini benar - benar menguji kesabarannya.

"Lagipula setelah makan dan tenagaku sudah full, handuk ini tidak akan berguna, jadi untuk apa aku repot-repot berpakaian jika pada akhirnya akan dilepas juga."

"Apa maksudmu??"  Renesya memekik. Pria ini benar - benar frontal.

"Aku sudah bilang kan tadi, aku akan mengajakmu melakukan kegiatan lebih dari sekedar rasa takjubmu saat melihat ikan di dalam air."

"Aku tidak tertarik."

"Heisss.. responmu selalu begitu jika aku ingin mengajakmu melakukan sesuatu. Kita lihat apa ucapanmu atau ucapanku yang benar, hmmm?"

Sial! Lagi - lagi pria ini menantangnya.

Chieva
11 Juni 2023

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro