IX

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng


Author'POV

Pukul 10.05 waktu setempat, ke-10 sahabat sekarang berada di dalam bus yang menuju ke Hotel Naturwald. Mereka masih membujuk Nazu yang masih ngambek. Nazu menolak mentah-mentah semua permohonan maaf dari sahabatnya. Zohra membujuk Nazu dengan janji akan membeli peralatan make up bila dia mau memaafkan mereka.

Namun, Nazu tetap bersikeukeuh untuk tidak memaafkan mereka. Nazu memilih melihat jalan perkotaan yang terlihat asri.
"Ayolah Naz, maafin kita yak. Kita kan cuma bercanda masa gitu doang ngambek sih? Maafin ya, kalo kamu maafin kita bakal beliin make up deh. Komplit pula, maafin please...," rayu Zohra sambil menggerak-gerakkan tangan Nazu selayaknya anak kecil yang meminta dibelikan mainan oleh ibunya.

"Gak, gak sudi aku. Sana-sana, pindah tempat duduk aja kamu. Aku lagi bete sama kalian," usir Nazu kesal. Namun bukan Zohra namanya kalau dia menyerah. Dia tetap membujuk Nazu bagaimanapun caranya. Dia punya buku dengan judul '1001 Cara Membujuk Orang', akan dia praktekan cara itu. Bila manjur, dia tidak akan menyesal membeli buku itu. Namun bila tidak manjur, dia akan membakar buku itu. Tidak peduli berapa harganya.

"Nazu~" panggil Zohra dengan nada yang di imut-imut kan. "Apa?!" ketus Nazu sambil memeluk tubuhnya sendiri. "Maafin kita ya, kalau kamu maafin kita bakal beliin kamu es krim deh sebanyak yang kamu mau," bujuknya lagi. Nazu yang merasa tergiur atas bujukan Zohra menolehkan kepalanya, "Serius nih?". "Iya serius kok, kami janji!" Zohra mengangguk sambil menautkan jari kelingking Nazu dan juga dirinya.

Nazu mulai tersenyum senang hal itu membuat sahabatnya menghela napas lega. 'Akhirnya si Incess maafin kita,' batin mereka lega. Nida mulai mendekati Zohra lalu mencolek bahu Zohra, hal itu membuat Zohra menoleh. "Beneran Zoh, kalau kita bakal traktir si Nazu?" bisiknya pada Zohra. Zohra mengangguk dan membalas dengan cara berbisik," Iya serius kok, tapi yang bayar bukan kita." Nida mengernyitkan dahinya bingung. Lantas siapa yang bayar es krim Nazu? "Terus siapa yang bayar?" tanya Nida sambil berbisik. Zohra menunjuk belakang Nida, orang itu adalah Cel. Nida mengikuti arah jari Zohra dan menatap Cel dengan terpaku, "Dia?". Sedangkan Zohra mengangguk.

Nida hanya mengangguk lalu kembali ke kursinya. Bus pun berhenti di halte dekat Hotel Naturwald, hanya berjarak beberapa meter saja. Para gadis itu mulai turun dan tak lupa bilang terima kasih. Mereka masuk ke hotel menuju kamar yang mereka pesan dan istirahat, agar nanti sore bisa melanjutkan jalan-jalannya.

Tamat.g

Gak kok, gak tamat.

Ini masih lanjut, tenang aja.

Sampai jumpa di chap selanjutnya~

Salam dingin
Natha❄

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro