Bagian 9

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Hari Pernikahan

"Wah, pestanya meriah sekali."

"Tempatnya luas dan sangat indah."

"Pengantinnya mana ya?"

"Ini pernikahan dua klan berbeda ya?"

"Aku rasa ini akan jadi pesta pernikahan terbaik selama satu dekade."

"Ramai sekali."

"Tamu undangannya tak sembarang orang."

"Keamanannya ketat juga."

Begitulah kira-kira kata orang. Pesta pernikahan putra kedua pemimpin klan Uchiha, dan putri pertama pemimpin klan Haruno. Sebuah padang rumput yang luas menjadi tempat sempurna untuk pesta megah mereka.

Di sebuah ruangan tertutup, seorang gadis berambut softpink yang dihias sedemikian rupa duduk menghadap cermin. Tumpukkan bunga sakura menghiasi rambut dan juga gaun pengantinnya. Make-up yang sederhana membuat kesan kecantikannya alami. Tangan kirinya menggenggam erat sebuah rangkaian bunga. Sedangkan tangan kanannya terus memegangi sebuah kalung berbandul bunga sakura yang melekat di lehernya. Dia terus tersenyum memandanginya.

Ceklekk.... tiba-tiba pintu yang dibelakangi Sakura terbuka. Seorang pemuda berpakaian rapi berdiri di sana. Pemuda itu terlihat menawan dengan rambut hitam yang seragam dengan pakaiannya.

"Sakura-chan, kau sudah siap?"

"Tentu, Itachi-nii-san." Sakura bangun dan berjalan ke arah Itachi. Rupanya Itachi menjemput Sakura karena Sasuke merasa malu.

"Mari." Itachi melekukkan sikunya yang kemudian tangan Sakura masuk ke selanya. Mereka berjalan berdampingan hingga ke ruang tengah pondok kecil di pinggir padang rumput itu. Di sana, Sasuke yang terlihat kaku berdiri mematung.

"Sasuke-kun! Wanitamu sudah datang!" Teriak Itachi.

"A-apa?.... B-baik." Dengan sangat-sangat kaku, Sasuke berjalan dengan gaya aneh ke arah Sakura dan Itachi. Wajah merah padamnya itu timbul akibat badai cinta yang menerpanya. Sasuke berhenti tepat di depan Sakura. Detak jantung Sasuke begitu terasa baginya. Apalagi saat seulas senyum manis milik Nona Haruno ini mengembang. Sudah tak banyak lagi yang bisa Sasuke lakukan, kecuali mengikuti skenario author. Eeh, salah, maksudnya mengikuti skenario yang telah ia persiapkan jauh-jauh hari.

"Ano... Sakura. Hari ini...." Kedengarannya Sasuke gugup. Tapi ekspresi wajahnya tak berubah sama sekali. Warna merah kabur membuat wajah Sasuke jadi berkesan imut.

"Hari ini, kita akan menikah kan?" Sasuke terkejut mendengarnya langsung dari Sakura.

"Ah, iya aku rasa begitu." Kemudian, tiba saatnya bagi mereka berdua untuk keluar. Di halaman utama, sudah banyak sekali orang yang berkerumun. Namun, saat pintu besar yang menyembunyikan kedua mempelai itu terbuka, Sakura dan Sasuke melihat pemandangan yang memilukan. Hampir semua tamunya telah dibuat gelisah dengan kehadiran para ninja desa yang tidak sedang bertugas di sekitar tempat itu.

"Ada apa ini?" Tanya Sasuke pada salah satu di antara mereka.

"Ada penyerangan dadakan dan juga pencurian gulungan rahasia milik hokage. Saya sudah meminta izin pada kepala klan Uchiha untuk menunda acara ini. Permisi." Jelas orang itu dan langsung pergi.

"Sasuke-kun, apa yang terjadi?" Tanya Sakura dengan raut wajah cemas.

"Ah, bukan apa-apa. Hanya saja..."

"Sasuke! Sakura!" Panggil ayah Sasuke sambil mendekat ke arah mereka.

"Ada apa Ayah?"

"Untuk sekarang, keadaan sedang kacau. Pestanya akan ditunda. Semua anggota kepolisian harus terlibat dalam misi dadakan ini. Maaf ayah tak bisa memberikan kalian pesta yang seharusnya."

"Tidak papa, lagi pula bukan berarti ini akan berakhir kan?" Dengan wajah ceria, Sakura mencoba menenangkan Sasuke dan ayahnya.

"Kau benar. Oh, iya, Sakura sebaiknya tetap di rumah saja. Akan ada orang yang mengantarmu. Sasuke, kau ikut ayah."

"Baik."

"Hati-hati ya, kalian!" Sasuke yang mendengarnya sempat berbalik dan tersenyum menanggapi kecemasan calon istrinya. Sakura, yang dikawal oleh dua orang ninja anggota Uchiha berjalan pulang ke rumahnya.

Di tengah jalan, Sakura meminta kedua ninja itu menunggu, sementara Sakura memasuki sebuah gang. Sakura di dalam terlalu lama sehingga kedua ninja memeriksa gang itu, dan ternyata Sakura sudah tidak ada.

Pakaian Sakura sudah berganti. Dari gaun bersih nan indah, menjadi seragam anbu lengkap dengan senjatanya. Dengan lincah Sakura menjauh dari tempat sebelumnya. Di salah satu sudut desa Konoha, Sakura bertemu dengan beberapa orang berpakaian sama dengannya. Mereka membawa sebuah gulungan besar. Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, gulungan besar itu berpindah tangan pada Sakura. Kemudian Sakura kembali bergegas pergi.

Aku harap tak ada hal buruk yang terjadi, begitu batin Sakura.

Semakin lama, keadaan desa Konoha semakin parah. Sejak gulungan besar itu dibawa pergi Sakura, banyak shinobi asing yang melancarkan serangan ke desa Konoha. Di ruang hokage, Tsunade sedang tegang di kursinya. Tiba-tiba saja suara ketukan pintu membuyarkan lamunannya.

"Masuk." Dua shinobi yang ditugaskan mengantar Sakura pulang masuk debgan tergesa-gesa.

"Hokage-sama! Gawat! Nona Sakura menghilang!" Ucap salah satu dari mereka.

"Apa!! Bagaimana bisa!" Tsunade menggebrak mejanya.

"Tadi, nona Sakura--"

"Diamlah! Kalian bergabunglah dengan lainnya dengan misi serupa."

"Baik!" Mereka keluar meninggalkan Tsunade di ruangnya sendiri.

"Ada apa dengan Sakura? Apa dia berusaha ikut operasi ini?" Tsunade menggigit kuku jarinya. Di tempat lain, Sakura sudah berhasil melewati gerbang utama yang sedang senggang. Tapi, di hutan yang mengelilingi desa Konoha, Sakura berhasil terkejar oleh pasuka shinobi Konoha.

Sakura terus mempercepat langkahnya. Sesekali ia menghindar serangan jarak jauh dari musuh, namun tak melakukan perlawanan. Sakura hanya terus berlari tanpa mempedulikan sekitarnya. Dari depannya, bantuan untuknya sudah menunggu. Jadi, Sakura bisa bebas berlari.

Tapi, beberapa saat kemudian anggota kepolisian Konoha menghadangnya. Hanya kelompok kecil, jadi mereka mudah dibereskan oleh orang-orang yang ada di pihak Sakura. Ternyata di depan sana sudah ada lebih banyak orang yang bersiap menghadang Sakura.

Dan tepat di bagian paling akhir, dia menghentikan kakinya. Dari kejauhan Sakura melihat orang yang sangat ia kenal. Seorang pemuda Uchiha yang bersenjata lengkap dan siap memberi perintah pada anggota kepolisian Konoha di sekitarnya. Tatapan tajam seperti biasa. Dia selalu sangat fokus pada misinya. Dan sekarang, dia tidak tahu kalau wajah di balik topeng itu adalah orang yang dia kasihi.

"Dengar! Siapa pun kau! Aku memberimu perintah untuk berhenti dan memberikan gulungan hasil curianmu itu padaku!" Ucap Sasuke tegas. Prajurit di sampingnya sudah mengangkat senjata. Namun Sakura tetap diam.

"Kau menolak ya? Baiklah kalau itu maumu. Serang!" Satu kata terakhir itu seperti pernyataan perang. Semua orang yang ada di pihak Sasuke menyerbu Sakura. Begitu juga orang yang bermisikan melindungi Sakura ikut maju untuk bertarung. Sementara itu, Sakura dan Sasuke hanya diam. Saat perterungan dengan skala cukup besar itu sedikit lega, Sakura menerobos melewati mereka. Sasuke menyadari pergerakan Sakura dan berusaha menghentikannya. Tapi dia terlambat. Bukannya maju lurus, Sakura malah berbelok ke kanan untuk menghindari pertarungan langsung dengan Sasuke.

"Cih." Sasuke berdecih kesal karena sempat tertipu. Dengan shuriken Sasuke mencoba menyerang Sakura. Sakura hanya menghindar dan menangkisnya.

"Berhenti! Aku peringatkan kau! Kalau kau tak mau terluka, menyerahlah secara baik-baik!" Bukannya berhenti, Sakura malah menyerang Sasuke dengan banyak shuriken dan berlari semakin kencang.

Seberapa besar dan luas pun hutan itu, tetap saja ada tepinya. Sebuah reruntuhan kastil tua yang berhadapan langsung dengan tepi hutan ini. Seseorang yang hanya bayangannya saja yang terlihat berdiri menunggu Sakura. Sakura mengangguk dan berusaha untuk ke sana.

Sasuke segera datang dan menghentikan niat Sakura. Banyak anggota kepolisian Konoha dan shinobi lain yang mengepung Sakura, dan Sasuke.

"Ini yang terakhir. Kalau kau tak mau--" Sakura melempar kunai dengan peledak ke arah Sasuke. Tapi Sasuke berhasil menangkapnya dan menjinakkan bom kertasnya.

"Dengar ya, kau akan kalah di sini." Sasuke segera maju ke arah Sakura dan memukulnya. Mereka terlibat pertarungan sengit.

Gulungan besar itu diikat di belakang panggul Sakura. Sesekali Sasuke berusaha menarik gulungan itu. Tapi selalu gagal. Dari yang hanya pertarungan tangan kosong, jadi pertarungan dengan tangan kosong, bahkan ninjutsu. Sasuke juga sudah mencoba menggunakan genjutsu sharingannya. Tapi seolah sudah tahu cara menangkalnya, Sakura tak terpengaruh sama sekali.

Sasuke menarik pedangnya dari tempatnya. Dia memaksa Sakura kembali dalam alurnya. Dengan satu tebasan, topeng yang menutupi wajah Sakura terbelah. Sasuke berbalik menatap punggung kecil bersurai softpink milik Sakura. Begitu juga Sakura. Dia berbalik perlahan, dan,

"Tidak mungkin." Sinar bulan semakin terang. Menampakkan wajah dingin Sakura.

"S-Sakura."

~~~

#test...

.

.

.

Bentar lagi tamat :v

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro