9. Can You See My Heart?

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Suatu hari nanti, aku harus kembali. Aku harus berjalan disana seorang diri.

Aku akan berjalan pulang sendirian.

***

Apa yang paling menyakitkan ketika kau harus memilih hidupmu sekarang atau kehidupan dengan keluargamu yang kau idam-idamkan? Keiko mengalaminya, karir cemerlang lalu diberikan pilihan kembali pada keluarganya yang mulai berdamai akan masa lalu atau tetap disini tetapi tak bisa berdamai dengan masa lalu. Ia merasa hidupnya tidak pernah berpihak padanya.

Dua bulan yang lalu pasca skandal murahan yang menyeret namanya dan sang kakak, akhirnya pihak ibu maupun ayahnya memintanya kembali ke Jepang. Jauh di dalam lubuk hati Keiko, itu sangat tidak adil baginya. Setelah mereka seakan membuang Keiko yang tidak tahu apa-apa, sekarang ia diminta meninggalkan apa yang ia gapai susah payah.

"Kau masih tetap bisa berkarir Kei, jangan mendramatisir kehidupanmu yang mirip naskah drama." ujar Himeka sembari menyodorkan jasmine tea andalannya.

"Kau tahu Himeka, aku tidak benar-benar membenci mereka. Hanya saja, aku sedang perpikir. Apa yang ada di pikiran mereka? Apakah apa yang ku miliki tidak bisa mereka apresiasi?" tanya Keiko lirih sembari menatap padatnya ibukota dari balik kaca gedung di lantai 9.

"Hei, kau yang selalu mengatakan padaku saat sekolah dahulu bahwa kau merindukan orang tuamu. Sekarang mereka ada, bahkan kau punya dua keluarga. Tidak cukupkah membuatmu bersyukur dan merasa ini terlalu banyak?" tanya Himeka.

"Aku bukan tidak bersyukur, hanya menyayangkan sikap mereka. Rasanya seperti ingin mereka melihat betapa aku mati-matian bertahan hidup." jawab Keiko pelan.

Himeka memeluk erat sahabatnya, berteman sejak duduk di bangku sekolah menengah hingga saat ini. Mengetahui bagaimana sepak terjal Keiko bertahan hidup setelah perceraian orang tuanya, hidup mandiri bersama nenek yang mengusahakannya tetap makan 3x sehari. Hatinya juga kecewa dengan tindakan keluarga Keiko, tetapi ia sadar. Siapa dirinya? Hanya orang luar.

"Kau ingin bertemu dengan eomma? Ku dengar dari Ryuga, eomma memasak makanan kita." ajak Himeka.

"Aku mau bertemu eomma, dan aku pinjam eomma Kim dahulu. Sebentar saja." pinta Keiko.

Himeka mengangguk, tersenyum senang. Biarkanjika ini yang terakhir kalinya.

.

.

Setelah bertemu dengan eomma Kim, Keiko kembali pada dunianya. Dunia yang menurutnya sepi, tak berisi harapan. Duduk termangu di balkon kamarnya, ia mengingat semua percakapan dengan Key seminggu yang lalu.

Flash back on

"Key, aku akan pamit. Aku akan kembali ke Jepang, ke keluargaku. Tidak disini lagi, berteman sepi." ujar Keiko.

"Aku turut senang akhirnya kau bisa bertemu kembali dengan keluargamu. Jangan pernah mendendam pada mereka Keiko, kau gadis baik." jelas Key.

Tanpa disadarinya, air mata Keiko menetes. Ini akhir dari perjalanan panjangnya, perjalanan memperjuangkan kisah asmaranya. Terhenti sampai disini.

"Kapan-kapan, bolehkan aku mengisi panggungmu? Aku ingin mengadakan farewell party di Serendipity."

"Sure, kau boleh melakukan itu. Berikan aku nama orang-orang yang ingin kau undang. Aku yang akan memberikan kepada mereka."

Flash back off

Menyadari bahwa ia harus bergegas mengganti pakaiannya karena akan tampil di Serendipity. Ia mengundang orang terdekatnya saja, mengatakan selamat tinggal kepada mereka yang pernah mengisi hari-hari Keiko selama di negara ini.

"Ayo Keiko, kau pasti bisa." ujar Keiko pada diri sendiri.

Melangkah cepat, mengambil kunci mobil danmeninggalkan apartemen. Cafe Serendipity, saksi bisu akan tumbuhnya kembalirasa cintanya pada sosok lama itu. Kim Emery Yaro.

.

.

Cafe sudah ramai, Keiko berharap ia tidak membuat tamu undangannya menunggu. Semua orang sedang khidmat mendengarkan Jeon menyanyikan lagu Only Then, entah requestan siapa.

"Kau belum terlambat Kei. Tenang saja." ujar Himeka.

Keiko hanya tersenyum, matanya memandangi dekorasi cafe. Terlihat disudut manapun ada potret dirinya, sayangnya ia harus menelan kegagalan debut karena titah keluarga.

"Nyanyikan lagu yang kau persiapkan untuk debut. Mereka harus tahu bahwa kau adalah penyanyi yang sering mereka dengarkan." jelas Himeka.

Menimbang-nimbang, apakah ia harus membawakan lagu tersebut. Jeon menyanyikannya dengan syahdu, seakan sedang mengalami apa yang ada di dalam lirik lagu tersebut.

Tenggelam dalam lamunannya, Keiko tanpa sadar kembali menangis. Entah mengapa ia hari ini banyak menangis. Ia baru menyadari bahwa ia sudah berada di tempat yang berbeda dengan Key. Seharusnya ia segera move up dari masa lalunya yang tak pernah mengingatnya lagi, Keiko sudah sepantasnya menemukan sosok baru. Bukan malah terpaku dengan Key yang sedang menerima dengan lapang hati kedukaannya satu tahun belakangan.

"Keiko, apa kau masih ingin berada disana? Aku di tugaskan sebagai pengiringmu dalam lagu yang akan kau bawakan." panggil Jeon yang ternyata sudah selesai bernyanyi.

Keiko tersenyum takzim, ia melangkah dengan yakin ke depan sana menuju panggung. Jeon menyerahkan microphone kepada Keiko, mempersilahkan memberi kata sambutan.

"Selamat malam semuanya, aku mengumpulkan kalian disini. Sebagai acara perpisahan yang aku buat. Sebelumnya aku ingin berterima kasih kepada Kim bersaudara di ujung sana. Kalian, terima kasih." Keiko melambaikan tangan menyapa Ryuga, Himeka, Nael dan tentu saja Key.

"Aku akan kembali ke negara asalku, sisa waktuku hanya satu minggu di negara ini. Tetapi sungguh... Negara ini adalah tempat aku belajar bahwa aku harus yakin masih memiliki orang-orang yang akan tetap menyayangiku tanpa pamrih."

Jeda sesaat, sedikit rasa sesak muncul dalam diri Keiko. Ini perpisahan yang menurutnya berbeda.

"Aku akan menyanyikan satu buah lagu yang aku buat sendiri. Gambaran kisahku menyukai seseorang yang kini berbeda, yang kini ku rasa dekat tetapi ternyata jauh. Untukmu, terima kasih sudah mengizinkanku tetap berdiri dan berlindung di belakangmu. Semoga Tuhan segera membahagiakan dirimu. Can You See My Heart." tutup Keiko.

Jeon segera mulai memainkan piano, Keikomenyanyikan lagunya. Menghayatinya, menyampaikan tiap liriknya seakan kata-kataperpisahannya dengan Key. Menyampaikan semua rasa cintanya yang bertepuksebelah tangan setelah insiden tersebut, menyampaikan rasa relanya karena yangtercinta tak dapat digapai.

.

.

Semua orang bertepuk tangan akan penampilan Keiko, Jeon bahkan menjadi sandaran mendadak, beberapa tamu tertangkap sedang mengusap ujung matanya karena mendengar lagu yang dibawakan dengan penghayatan tersebut.

Keiko beranjak dari pelukan menenangkan Jeon. Duduk kembali di barstool dan meraih microphone dari standmic. Sedikit berdeham, lalu membacakan salah satu surat yang dia buat untuk Key.

"Aku hanya ingin menyampaikan kepadanya lewat lagu itu. Aku sadar kita sudah jauh berbeda dari masa lalu. Kau dengan ceritamu dan aku dengan hatiku sendiri. Aku tidak akan menuntutmu, tetapi semoga kau paham. Aku, pernah mencintai dan menyayangimu dengan sangat.

Aku hanya mampu mendo'akan untuk kebahagianmu. Mengharapkan Tuhan segera memberikanmu pelukan kasih agar damai hatimu.

Aku Keiko, berterima kasih atas segala rasa perhatianmu dan segala kebaikanmu di masa lalu maupun di masa sekarang. Terima kasih sudah mengingatku walau dalam arti yang berbeda.

Sekarang, dapatkah kamu melihat hatiku malam ini saja, karena cepat atau lambat waktu itu akan tiba, waktu dimana aku kembali lalu pulang dan berjalan sendirian. Dan kau tidak dapat melihat hatiku lagi."

Siapapun yang mendengarnya, isi hati nan tulus milik Keiko yang tersebut. Dia, di sana terpaku, mendengar semuanya. Namun sayang, semua memang sudah banyak berbeda.

***

Yaa.. Demikian sekelumit kegalauan saya malam ini. Semoga kalian menyukainya.

Batavia,11122019

Bianne204
-siapa yang tadi nonton BlackSwan live perform? Cung coba, hehehe
Okay, ku update karena masih terngiang dancenya.. Borahae 💜 (29120)

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro