Sang Penyanyi

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Semua orang selalu mengatai suaraku sejak masih kecil. Tidak jauh beda dengan kaleng rombeng. Kadang pula suaraku mirip anjing keselek, tikus kejepit, mainan bebek karet buatan Cina, dan apapun bersuara aneh yang lebih persis suaraku.

Keinginan terbesarku hanya ingin jadi penyanyi. Aku ingin berdiri di atas panggung internasional seperti halnya Anggun dan Agnez Mo.

Mulutku tak hentinya lantunkan lagu ini selagi bermain game komputer.

https://www.youtube.com/watch?v=AeZ05IR4OtQ

Entah kenapa aku selalu menangis setiap kali menyanyikan lagu ini. Padahal pemahaman bahasa Jepangku sebatas kata-kata slang yang sering teman-temanku ucapkan. Ketika lagu di komputer berpindah lagi ke lagu lainnya, tepat di lagu kesukaanku.

https://www.youtube.com/watch?v=wXTJBr9tt8Q

Namun lidahku tak berhenti bernyanyi ketika lagu berikutnya berpindah lagi.

https://www.youtube.com/watch?v=imPtfp0PJTo

Lagi-lagi air mataku menitik.

Menyanyi adalah hobiku sekaligus cara untuk menangis tanpa ketahuan. Biarlah setiap orang meledekku apa. Bagiku, menyanyi adalah caraku untuk mengungkapkan perasaanku yang terdalam.

Hari itu jam kosong. Tidak ada dosen yang mengajar di kampus. Lagipula tugas kelompokku sudah selesai. Tiba-tiba saja pesan di akun YouTube-ku masuk.

Duvet Official 🎵𝅘𝅥𝅮𝅘𝅥𝅮𝅘𝅥𝅮𝅘𝅥𝅮

Ini beneran Rena yang dulu di SMP itu 'kan? Ketemuan yuk. Ini Farhan.

Farhan adalah anggota band Duvet sekaligus vokalisnya. Band beraliran indie yang bermula dari teman-teman dekat semasa SMP kini populer di kalangan generasi muda. Ia bahkan berkomentar pada video cover lagu yang iseng kuunggah ke YouTube.

https://www.youtube.com/watch?v=mzX0rhF8buo

Komentarnya itu banyak menarik perhatian pengguna YouTube yang lain. Aku tak menyangka Duvet yang bermula dari kumpul iseng seusai kelas kini punya basis penggemar besar.

Sudah lama sekali aku tak berhubungan lagi dengan Farhan. Dia adalah lelaki yang pernah kusukai semasa SMP. Kini perasaanku padanya biasa saja dan sebatas teman. Ia lalu menghubungiku lewat akun WhatsApp miliknya. Kami bertemu di studio band, tidak jauh dari kampusku.

"Nah, ini dia bintangnya dateng. Udah liat video cover Dear God-nya belum?" ucap Farhan.

"Yakin mo ngajak collab sama dia? Suaranya sumbang gitu," dan pemain drum di sana adalah Rifat. Dia sahabat Farhan semenjak SMP yang juga pencipta banyak lagu hits dari Duvet. Dia memang musisi jenius, tapi tidak selembut Farhan dalam masalah perilaku.

"Iya dulu pas SMP. Sekarang beda lagi. Coba deh lihat video YouTube-nya. Suaranya jadi bagus banget. Makanya aku ajakin Rena ke sini buat collab di album baru kita."

"Alah, paling edit video pake Auto-Tune," cibir Rifat.

"Udah deh, Han. Mending aku balik. Aku disuruh cepet balik ke kampus sama anak-anak kelas. Sukses ya buat rekaman album berikutnya."

Saat itu, air mata berlinang di pipiku. Ini jauh lebih menyakitkan dibandingkan saat menyatakan perasaan pada Farhan dulu. Ketika kita punya mimpi lalu dijatuhkan begitu saja, jantungku hancur. Farhan pun mengejarku sampai di tepi jalan.

"Ren, maafin si Rifat."

"Rifat bener kok. Aku aja yang kepedean pas kamu komentar di YouTube," ucapku selagi seka air mata menggantung di ujung bulu-bulu mataku.

"Kamu tuh punya bakat. Aku gak bohong lho. Emang dulu suaramu itu jelek. Kamu buktiin sama semua orang dengan latihan dan kerja keras. Hasilnya. Lihat aja video cover-mu di YouTube.

Kamu bilang video itu cuman iseng pas lagi jam kosong di kampus. Buktinya udah hampir 2000 orang yang subscribe ya tandanya suaramu itu sekarang bagus. Kamu juga punya pitch yang bagus, bisa rap, bisa scream, sama bisa cengkok dangdut juga. Kurang apa kamu, Ren? Cuman kurang kuat hadapi nyinyiran si Rifat!"

"Tapi, Han."

"Kalo aku boleh jujur ya, aku ini penggemar pertamamu. Orang lain bakalan aneh pas tahu aku sering dengerin kamu nyanyi sendiri dengan suara jelek waktu SMP. Aku suka keberanianmu untuk lakukan hal yang disukai. Kau terus bernyanyi dan berlatih hingga akhirnya membuat 'akun YouTube yang iseng itu'.

Tetaplah bernyanyi meskipun hanya aku yang mendengarnya. Suaramu seperti kupu-kupu yang cantik berkat usaha dan kerja keras."

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro