Chapter 2

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

"Ternyata kau juga menyadarinya ya..." bisik Hiraku.

Skip time~

Ting...tong...

Bel istirahat berdering. "Jadi, pelajaran sampai sini. Minggu depan kita lanjutkan. Sampai jumpa." Yuzu, guru kesenian, tersenyum lalu keluar dari kelas.

Asami berdiri dari duduknya dan berjalan ke samping meja Tamaki dan Yuu. "Maki-chan, Yuu, ke kantin?" tanya Asami. Tamaki melirik Yuu lalu kembali menatap Asami.

"Maaf, Asami-san. Aku bawa bekal. Jadi, aku tidak ke kantin. Maaf." jawab Tamaki sambil tersenyum. "Heh...begitu ya... Kalau Yuu?" Asami beralih pada Yuu. "Aku? Aku juga tidak bisa. Aku mengajak Iva untuk makan bekal di atap. Jadi aku tidak bisa. Maaf."jawab Yuu.

"Eh... Begitu ya. Jadi, aku sendiri ke kantin."ucap Asami dengan air mata palsunya itu. "Hiraku ada kan?" tanya Yuu melirik Hiraku yang duduk di depannya. "Hah...Hiraku-sama? Jika aku pergi ke kantin dengannya, aku akan di kerumuni oleh pengikutnya. Kalian tau sendiri dimanapun dia berada, disana selalu ada pengikut setianya. Ish, aku tidak mau dikerumuni pria berandal seperti itu."jawab Asami sambil melirik Hiraku.

Hiraku menoleh ke belakang, lebih tepatnya pada Asami. "Berandal tapi ganteng bukan?"ucap Hiraku sambil memasang tampang sok kerennya itu. Dia memang udah keren dari lahir kok... Haha...

"Pft...haha... Ganteng katamu? Paling yang ganteng cuma 1 atau 2 orang. Dan kau—"

"Aku salah satunya. Benarkan?" potong Hiraku. "Huft...dasar kau. Kau itu memang yang paling Gan—ups..." Asami menutup mulutnya.

Hiraku menyeringai pada Asami. "He...kau ingin bilang aku ganteng ya...? Hm,hm, Asami-chan. Aku benar kan?"ucap Hiraku menaik turunkan alisnya. "A-i-itu, aku...Ng... T-tidak mungkin aku bilang kau ganteng dasar berandal."jawab Asami.

"He...kalau begitu. Antara aku dan Yuu, siapa yang paling ganteng?" tanya Hiraku. "Hey, jangan bawa-bawa aku juga Hiraku."bantah Yuu. "Tenanglah Yuu. Asami, siapa? Aku atau Yuu?"tanya Hiraku lagi. "Tentu saja—"

"Aku."potong Hiraku menunjuk dirinya sendiri. "Aku tidak bilang itu dasar Bad boy! Kalian tidak ada ganteng gantengnya sama sekali." protes Asami sambil memukul lengan Hiraku.

"Begitu ya... Kalau begitu, sana pergi sendiri. Aku tidak mau menemanimu dan jangan bicara padaku lagi."ujar Hiraku dan Yuu bersamaan dengan wajah datar.

"E-eh...kalian... Ish, kenapa sih? Hiraku-sama, ayo kekantin. Yuu pergi lah bersama Maki-chan. Dia sudah menunggumu dari tadi."ucap Asami sambil menunjuk Tamaki yang hanya diam sedari tadi.

"Tak perlu kau katakan. Maki-chan ayo pergi. Nanti keburu bel masuk bunyi." ujar Yuu pada Tamaki. Tamaki mengangguk. Dan, mereka pun pergi meninggalkan Asami dan Hiraku.

"Hiraku-sama, ayo."Asami menarik Hiraku berdiri dari duduknya dan membawanya kekantin. "Kau mau bawa aku kemana?"tanya Hiraku dengan tampang datarnya.

"Aku sudah bilang mau ke kantin bukan."jawab Asami. "Tidak. Aku tidak mau. Pergi sendiri. Kau bilang kau tidak ingin dikerumuni pengikutku dan kau juga tidak mau pergi bersamaku tadi. Sekarang, pergi sendiri."Hiraku melepas tarikan Asami pada lengannya.

"Hee...Hiraku-sama marah? Ayolah, aku hanya bercanda. Kau itu ganteng kok."ujar Asami. "Kau jujur?" tanya Hiraku. Asami mengangguk. "Bailah, ayo pergi..." kini Asami yang ditarik Hiraku ke kantin. Dan seperti yang dikatakan Asami sebelumnya, pengikut Hiraku sudah mengikuti mereka.

Itu pengikut atau stalker ya? Ah sudah lupakan.

Di rooftop...

"Ittadakimasu!! (Selamat Makan!!)" seru dua orang murid—Yuu dan Tamaki—dan melahap bekal yang mereka bawa. Eh, bukan. Makanan yang dibawa Tamaki.

Skip time~

Tamaki dan Yuu bersandar di dinding sambil menikmati semilir angin yang meniup membuat beberapa helai rambut Tamaki dan Yuu beterbangan. Yuu menutup matanya menikmati suasana itu.

Tamaki menoleh menatap Yuu. Lalu tersenyum. Ia kembali menatap langit biru yang membentang luas. Tiba-tiba saja, ekspresi wajahnya yang senang berubah menjadi sedih. Mengingat perkataan ibunya kemarin.

"Hey, Setoguchi-kun, menurutmu, apa aku salah dilahirkan di dunia ini?" tanya Tamaki. Yuu langsung membuka matanya dan menoleh pada Tamaki.

"Kenapa kau bicara seperti itu? Tentu saja tidak. Kau tidak salah. Sama sekali tidak."jawab Yuu. Senyum kecut terpampang di bibir mungil Tamaki. Air matanya langsung mengalir.

"Maki...-chan...?"gumam Yuu. "Tapi, ibu bilang, aku...anak yang tidak berguna. Dia...menyesal karena melahirkanku. Aku tidak pantas hidup jika seperti ini. Aku bukan bagian dari mereka. Kenapa aku dilahirkan jika seperti ini? Apa aku—"

"Hentikan Maki. Jangan bicara seperti itu. Kau bagian dari keluargamu. Kau itu anak yang sangat baik. Kau punya hak untuk hidup. Jangan seperti ini. Ibumu mengatakan itu karena terbawa emosi saja. Dia tidak mungkin berpikir seperti itu. Jangan pernah berpikir seperti itu lagi. Kau, Maki. Kau sahabatku dan Hiraku juga Asami. Jangan berpikir seperti itu. Kau memang ditakdirkan untuk lahir di dunia ini."Yuu memeluk Tamaki yang terus menangis.

"Aku ditakdirkan lahir hanya untuk... Tersiksa, Setoguchi-kun. Aku hanya beban bagi keluargaku. Dan aku, bukan siapa-siapa bagi mere—"

"Ssh...diam. Tenangkan dirimu. Jangan berpikir macam-macam. Jangan pernah bicara seperti itu lagi. Kau segalanya bagi keluargamu, aku, Asami, Hiraku, semuanya. Jadi, jangan berpikir bahwa kau adalah beban dan hanya ditakdirkan untuk tersiksa. Jangan berpikir seperti itu. Tenanglah." Yuu mengeratkan pelukannya.

"Tapi, Setoguchi-kun, bukan hanya—"

"Diamlah... Jangan menangis ataupun memikirkan hal yang tidak mungkin. Tenanglah..."bisik Yuu.

Tamaki menggenggam seragam Yuu. Menangis di pelukan Yuu.

Sedikit demi sedikit, tangisnya mulai berhenti. "Sudah baikan?" tanya Yuu setelah tangisan Tamaki benar-benar mereda. Tamaki mengangguk. Yuu melepaskan pelukannya dan mengelus pelan puncak kepala Tamaki.

"Jangan berpikir seperti itu lagi." ujar Yuu. Tamaki mengangguk paham. "Kau kedinginan?" tanya Yuu mengangkat tangannya dari kepala Tamaki.

"Sedikit."jawab Tamaki. Yuu tersenyum dan membereskan bekal Tamaki yang sebelumnya mereka makan. "S-Setoguchi-kun. Jangan. Aku saja."Tamaki menjauhkan tangan Yuu dari tempat bekalnya itu.

"Kenapa? Kau tidak mau ku bantu?" tanya Yuu. Tamaki mengeleng cepat. "Tidak. Bukan begitu. Aku... hanya tidak mau, Setoguchi-kun melakukan pekerjaan yang seharusnya ku lakukan. Jadi, aku saja yang melakukannya."jawab Tamaki sambil membereskan tempat bekal itu.

Senyum Yuu makin lebar mendengar ucapan Tamaki. "Kau sangat baik, Maki-chan. Kau memang ditakdirkan di dunia ini. Aku akan melindungimu. Aku tidak akan membiarkanmu menangis lagi." batin Yuu.

"Selesai. Ayo."Tamaki berdiri dari duduknya sambil menjinjing tempat bekalnya. Yuu mengadah menatap wajah Tamaki. "Tamaki-chan, aku punya permintaan. Bisa kau lakukan?" tanya Yuu masih tersenyum mengadah menatap Tamaki.

Tamaki memiringkan kepalanya dan berjongkok di depan Yuu. "Permintaan? Apa?" tanya Tamaki. "Apa bisa, kau tersenyum padaku?" tanya Yuu. Tamaki mengangguk dan tersenyum pada Yuu.

Yuu terkekeh pelan. "Terimakasih." ucap Yuu. Yuu berdiri dari duduknya dan mengulurkan tangan pada Tamaki. "Ayo, sebentar lagi bel masuk. Kau tidak ingin terlambat dan kedinginan disini bukan?"ucap Yuu.

Tamaki menyambut uluran tangan Yuu dan berdiri dengan bantuan Yuu. Mereka pun turun dan pergi menuju kelas.

*T*B*C*

Hai Semuanya~ Ini Shi-chan. Eh, salah. Hehehe...

Kalian ngerti cerita Shi-chan gk? Kalo gk, nih Shi-chan jelasin dikit.

Jadi, hm...gimana ya jelasinnya. Duh, Shi-chan jadi bingung nih😫 Yaudah, gini aja. Jadi, Tamaki itu dirumah nya selalu dituduh yang bukan-bukan sama adik ataupun ibunya. Ya...kalo di sekolah, dia itu jadi dikit pendiam, tapi juga ceria. Gk ada yang tau masalahnya di rumah. Kecuali, ya...si Yuu, Asami and Bad boy alias Hiraku. Nah, mereka bertiga yang selalu buat Tamaki ketawa and senyum bahagia deh. Ya...jelas lah dari sikap mereka ke Tamaki. Terutama Yuu, dia itu yang paling sering buat Tamaki senyum and bahagia.

Udah gitu aja dulu. Shi-chan gatau mau jelasin apa lagi. Shi-chan bingung. Makasih yang udah mau baca cerita Shi-chan walau Shi-chan updatenya gk teratur banget.

Shi-chan lagi buat lanjutan cerita Shi-chan yang lain. Belom tau cerita yang lain? Ini nih:
1. Sankaku Kankei
2. The Dragon and The Princess
Nasibnya sama ama cerita ini. Up nya gak teratur n up nya lama... Bisa dibilang gk lama juga. Kadang up nya 2 kali seminggu atau kalau udah drop semangat buat nulis lanjutan gegara reader cuma dikit, bisa 1 kali 3 minggu ato gk 1 kali sebulan. Yang baca juga dikit amat. Jadi, reader Shi-chan yang ada disini, sempatin baca yang lainnya ya. Cerita Shi-chan maksudnya. Tinggalin jejak juga.

Ah, Shi-chan jadi curhat deh😅

Udah dulu ya, sampai jumpa di chapter selanjutnya~
Ditunggu terus ya~

Sampai jumpa~

Eh, Vote and Commentnya jangan lupa lho~

Yaudah, Sayonara~

Shi-chan

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro