13

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

"Ayo berpura-pura bahwa kita tidak pernah berjumpa,
jadi tidak ada satupun dari kita yang merasa kehilangan."

***AQUA World***

Dalam sampan karet, kami berempat terdiam.

Hening, sangat hening sampai rasanya suara ombak dari sekian mil sana dapat kudengar, seandainya ombak di sekitar kami bersedia senyap sejenak.

Keheningan kali ini lebih membuatku tertekan daripada setelah kami menyaksikan sendiri helikopter penyelamat jatuh dan tidak menyisakan harapan apapun lagi bagi kami. Jika tadi aku berpikir bahwa helikopter yang jatuh adalah hal terburuk yang jadi hari ini, maka aku tarik kembali pemikiranku yang satu itu.

Aku masih ingat dengan suara terakhir yang Jale saat dia menerangkan apa yang terjadi di sana. Dalam keadaan mengapung dengan bantuan life jacket, sesuatu menariknya ke bawah, tidak membiarkan karbondioksida Jale dan Grus berkolaborasi dengan oksigen.

Sesuatu itu ... apa?

Nael dan Zuo sudah naik ke atas sampan setelah Yyil memaksa mereka untuk melakukannya.

Tidak ada lagi sampan yang bergerak ke arah semestinya, yang ada hanyalah sampan yang terombang-ambing tenang di sini.

Aku memperhatikan satu persatu dari mereka. Mereka bukan hanya sedang kaget karena mendengar soal kemisteriusan pesan terakhir teman-teman mereka, tapi juga ... shock berat, sama seperti saat aku pertama kali melihat pesawat terakhir pergi meninggalkanku seorang diri di atas atap apartemen.

Tentu saja aku tahu betapa terkejutnya mereka saat harus membayangkan bagaimana rasanya melanjutkan semua ini tanpa tujuan.

"A-apa kita harus kembali?" Yyil membuka percakapan yang suram ini.

Semuanya diam, tidak ada yang mengatakan persetujuan ataupun penolakan.

Aku melirik layar ponsel yang dipegang Yyil. Layar telah menunjukkan menit ke delapan sejak mereka mulai berbicara dan masih tersambung. Tidak ada lagi balasan apapun setelah Jale mengatakan bahwa ada sesuatu menarik mereka ke bawah. Hanya ada suara keheningan di sana, sama seperti jika ada seseorang yang menekan mute dan menenggelamkannya bersama kemisteriusan tak berujung.

"Kita harus kembali atau tidak?!" Kali ini Yyil bertanya dengan suara yang lebih keras, meminta kepastian.

"Yyil, aku benci mengatakan ini, tapi peluang mereka masih hidup itu ..." Zuo terdiam, lalu memijit keningnya. "Jale memang penyelam yang baik, tapi bagaimanapun juga, dia itu manusia. Manusia tidak akan bisa bernapas dalam air."

Manusia tidak akan bisa bernapas dalam air, pernyataan Zuo terngiang-ngiang di kepalaku.

Satu-satunya orang yang melintas di pikiranku saat ini hanyalah ...

Hanyalah ...

Aku terbungkam. Tenggorokanku terasa tercekik oleh sesuatu yang tidak terlihat.

Mungkinkah dia yang melakukannya?

Apakah ... Ath?

Apakah Ath yang menarik Jale dan Grus?

"Zuo, memang yang kau katakan itu benar, tapi kupikir lebih baik kita memastikan lebih dulu." Nael mengangkat sebuah kantong berwarna biru dari belakangnya dan beberapa kantong dengan warna dan ukuran yang berbeda-beda, memperlihatkannya pada kami.

Zuo melotot saat melihatnya, "Tipe U? Darimana kau mendapatkannya?"

"Aku sempat mengambil beberapa barang di ruang darurat, tadi."

Nael meletakan kantong itu di permukaan air, lalu menarik bulatan putih kecil dengan kencang. Baru menariknya hingga tali tidak lagi dapat tertarik, kantong itu langsung mengembang menjadi sampan yang lebih besar.

Sedikit pengetahuanku tentang sampan tipe U, termasuk sampan yang mewah. Ada android mini yang mendukung kecepatan gerak, dilengkapi karet sampan yang membentuk tenda, kompas, radar, pengendali dan dapat menampung kurang lebih dua belas orang.

Karet yang kuat, pengisian daya dengan cahaya matahari ... sisanya aku lupa.

Saat mereka sedang mengangkat dus pil kenyang dan berpindah ke sampan tipe U, aku teringat dengan sampan tipe A yang masih menampungku seorang.

Sampan tipe A ini sangat berjasa menyelamatkan hidupku.

"Skye?" Nael mengulurkan tangan untuk membantuku naik ke sampan baru kami.

Akupun menerima uluran tangannya dan kali ini kakiku berpijak bukan pada sampan tipe A. Kuratapi kembali sampan yang masih terombang-ambing parah tanpa satupun beban. Bahkan bermimpipun, aku tidak pernah membayangkan bahwa sampan tipe rendah itu bisa menyelamatkan hidupku.

"Kau tidak membawanya?" tanya Nael, seolah mengerti apa yang tengah kupikirkan.

Aku menggeleng, "Aku hanya berharap ada seseorang yang menemukan sampan itu, mungkin dia membutuhkannya."

Konyol, itu hal terkonyol yang mungkin terjadi. Mustahil, tapi aku benar-benar berharap demikian. Aku berdoa semoga sampan itu bisa menyelamatkan seseorang untuk kedua kalinya.

"Ayo, kita periksa...."

Sampan itu makin jauh dari pandangan dan semakin jauh dengan cepat.

Dari kejadian ini, aku belajar satu hal.

Jangan pernah meremehkan hal yang selalu kita anggap sebagai hal kecil. Karena bisa jadi, hal itu bisa mempengaruhi sebagian besar hidup kita.

.

.

.

Kami tidak menyesal telah kembali, meskipun kami tidak menemukan apapun.

Yang kami tahu, kami terlambat. Tidak ada satupun petunjuk yang bisa kami dapatkan saat kami kembali ke tempat tadi. Tidak Jale, Grus, atau apapun. Yang tersisa di sini hanyalah ransel berisi kotak P3K yang tadi dibawa Nael karena mengira bahwa akan ada banyak korban dalam kecelakaan helikopter, gadget mereka yang masih belum mendapatkan sinyal, kami berempat dan sampan tipe U ini.

Ombak masih setia menemani kami. Kegelepan ini melenyapkan segaris ujung yang membedakan langit dan laut. Berkat salah satu kelebihan dari sampan tipe U, di sini tidak gelap meskipun tanpa bulan malam ini.

Setelah membacakan beberapa bait doa kepada laut untuk mereka yang sudah pergi, kamipun melanjutkan perjalanan tanpa destinasi.

Aku tahu ini berat, untuk kedua kalinya aku merasakan bagaimana terombang-ambing di tengah kekosongan, menunggu sesuatu mendorongku hingga menemukan ujung untuk mendarat pada sesuatu. Ini mirip dengan saat bagaimana aku memilih Survivalife sebagai grup yang membinaku, lalu aku merasa bahwa aku salah. Tersesat. Akhirnya aku merasakan apa yang namanya tersesat di kehidupan nyata. Dan jalan keluar masih jauh untuk kuraih.

"Kita akan ke arah barat, masih ada pengunungan tinggi," ucap Zuo.

Terlalu banyak kejadian yang mengejutkan hari ini. Tapi tetap saja, bagiku hari yang paling mengejutkan adalah beberapa hari silam pasca air naik. Keduanya hari yang berat. Rasanya aku tidak boleh langsung merasa lega saat aku merasa aman.

"Apa sebenarnya monster laut itu benar-benar ada, ya?" Yyil bertanya, membuatku tersentak.

"Kalau kau menanyakan itu padaku kemarin, aku mungkin akan menjawab 'tidak mungkin', tapi sekarang, entahlah," jawab Nael sambil mengendikkan bahu. "Banyak hal yang sebenarnya tidak kita ketahui soal bumi."

Sebelum aku lahir, katanya pernah ada satu pemimpin kawasan pusat yang mengatakan bahwa ada peluang besar tentang kehidupan lain di bumi yang kita tinggali. Dia membicarakan soal hal-hal yang masih misterius tentang bumi, sementara semuanya fokus untuk mencari kehidupan lain di luar angkasa.

Sering menyanggah teori baru dan terus melakukan pendesakkan untuk melakukan pencarian di palung dalam karena banyaknya kasus tenggelamnya kapal secara misterius dan hilangnya pesawat udara.

Bosan dengan tuntutan yang mereka anggap kuno itu, semuanya sepakat untuk menjatuhkannya dari posisi pemerintahan dan menjauhkannya dari dunia politik dan masyarakat. Mereka menganggapnya gila. Terakhir, tidak ada lagi kabar tentangnya, banyak yang mengatakan bahwa beliau telah meninggal. Ini sempat berita yang heboh dan menggemparkan, tentu saja kejadian ini terjadi sebelum aku terlahir, tepatnya di era aqua.

Sejak aku kecil, aku percaya dengan apa yang dikatakannya. Aku kagum padanya meskipun seluruh dunia mengganggapnya kehilangan kewarasannya dan berpikir hanya pada satu pusat. Semuanya percaya bahwa pemikirannya sesempit daun talas--walau aku sebenarnya belum pernah sekalipun tahu bagaimana bentuk daun itu. Dia mengangumkan dan dia tetap pada pendiriannya meski dunia membantahnya.

Lalu, kalau mereka semua bisa melihat masa depan, perkataannya benar.

Buktinya ..., dia benar.

Ada makhluk lain yang bukan manusia, juga menetap di bumi.

"Aku penasaran. Apakah yang menarik Jale dan Grus adalah sesuatu yang sama dengan yang biasanya menarik para warga setiap kita melewati zona teritorial?"

Yyil menoleh cepat ke Zuo yang masih fokus mengendalikan sampan kami. "Sebaiknya kau jangan merasa penasaran dan coba-coba lompat!" sergah Yyil.

"Jangan melakukan hal bodoh di saat seperti ini," sahut Nael, tampak sangat tidak setuju dengan pemikiran Zuo barusan.

"Tadi kita baik-baik saja saat mencoba masuk!"

"Jadi kau benar-benar ingin masuk ke air?!" tanya Yyil, mulai emosi.

"Bisa saja ini ulah Ezid, kan? Dia yang paling ahli dalam menahan napas di antara kita! Mungkin saja dia ingin membalas den--"

Nael bangkit dari duduknya, mengambil alih kendali sampan dengan sebelah tangan. Tangannya yang lain menepuk pundak Zuo, "Kau istirahat dulu sampai kau tenang."

Aku hanya diam tercengang saat melihat Zuo yang tadinya meledak-ledak itu akhirnya menunduk, melangkah pelan ke tempat duduk. Padahal tadi kukira dia harus mencelupkan kepalanya ke air agar kepalanya lebih dingin.

Yang kulakukan selama bersama mereka adalah mendengarkan perdebatan mereka tanpa berani menyela atau memberi saran.

Padahal kata Cheryl, aku sangat berbakat dalam mencari masalah, adu debat dan menampar orang lain dengan kesarkasan yang kumiliki. Dia hanya melebih-lebihkan, lihat saja sekarang, aku yang paling tenang di sini.

Suara ombak yang aneh dari belakang membuatku tersentak dari dudukku, lalu berbalik ke belakang dengan ketakutan.

"Skye?" Yyil menarik tanganku dan mempersilakanku duduk kembali. "Kenapa?"

"A-aku mendengar suara ombak ..."

Zuo memotong dari samping, "Sekeliling kita kan memang ombak," ujarnya tanpa merasa cemas sedikitpun.

Aku kembali memperhatikan sekitar. Lautan hitam yang misterius, padahal aku sudah pernah bertahan dari situasi ini beberapa malam. Padahal, seharusnya aku tidak takut terhadap apapun. Aku tidak sendirian.

"Mungkin kau kelelahan, Skye," ucap Nael sambil menolehkan sedikit kepalanya untuk memeriksa keadaan. "Kau tidur saja."

Entah mengapa ucapan Nael mampu menyihirku untuk terlelap.

Hari itu, aku tidur panjang setelah semua kegelisahan yang menghampiriku hanya dalam beberapa hari....

Dan ketika aku bangun, aku sudah tiba di tempat yang tidak pernah kupikirkan ada.

***TBC***

Minggu, 18 Maret 2018

[A.N]

Hai! Aku update Aqua setelah memikirkan bagaimana caranya aku lolos dari kesibukan ini.

Dengarkan aku. Nanti jam 1 siang, aku ada ujian sertifikasi dan sampai sekarang aku belum mempelajari apapun. Ini sudah pukul 1 pagi dan itu artinya aku hanya punya waktu 12 jam dari sekarang.

Minggu ini minggu ujian. Aku memberi kode ke kalian kalau kalian tidak perlu menunggu chapter apapun dariku untuk update dalam minggu ini. Semoga kalian memaklumi. Aku sayang kalian.

Aku juga berharap kalau kalian tidak menuntutku untuk lanjut dalam waktu dekat. Aku sedang memikirkan banyak hal belakangan ini.

Dan salahkan isi kepalaku yang dari kemarin ingin membuat cerita baru. Iya, salahkan diaaa 😢

Apa aku boleh meminta sesuatu dari kalian?

Errrm. Aku meminta kalian untuk menjawab pertanyaan di bawah dengan jujur, ikhlas dan tidak terpaksa.

Mengapa kamu masih baca Aqua World?

Apa yang kamu harapkan dari Aqua World?

Lebih senang kalau Aqua World tamat dulu, Revive tamat dulu, atau keduanya tamat bersamaan?

Udah tiga ituuu. Makasih banyaaak.

👀217k
⭐26.2k
Thanks a lot!

Big love,
Cindyana H

🐳

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro