Sepasang Sepatu

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Akan aku ceritakan sedikit tentang kekasihku. Ya, kekasihku. Secara terang-terangan dan diketahui siapa pun. Kami selalu bersama, beriringan dan terkadang saling kejar-kejaran dengan bahagia. Jika aku atau salah satu dari kami sakit dan terluka. Aku tidak pergi ke kantor begitu pula dengannya. Masalah tugas kantor, jika kekasihku tidak mengerjakannya maka aku juga. Dan seperti yang bisa kalian tebak, kalau kekasihku ini adalah teman sekantorku yang juga bekerja di divisi yang sama denganku.

Aku pernah diberitahu si Ngitna--salah satu teman dari divisi lain, kalau ia cemburu kepada kami. Katanya, kami beruntung, karena salah satu sebangsanya ada yang diciptakan untuk sendiri selamanya! Bayangkan itu! Itu takdir buruk untuk para pekerja kantoran seperti kita.

Hari ini kaki kekasihku masih terluka, atasan kami memperbolehkan kami beristirahat. Kuhampiri kekasihku, kulihat lukanya. Lukanya sangat lebar.

"Sepertinya besok kita tidak bisa ke kantor," ujarnya pilu.

Aku hanya bisa mengiakan. Itu benar, padahal kami sudah beristirahat selama seminggu tapi luka kekasihku ini tidak segera membaik. Yang aku takutkan jika kami tidak segera pergi ke kantor adalah ... Ada yang menggantikan kami.

"Bagaimana kalau aku mengode atasan kita agar kamu segera dapat perawatan yang paling baik? Agar kamu jadi sehat selalu." tanyaku bersemangat ketika ide itu tiba-tiba melintas.

"Tapi..., kau tahu kan. Kemungkinan apa yang terjadi jika aku dibawa ke perawatan yang jauh, yang notabene itu paling baik?"

Aku mengiakan kembali. Jawabannya adalah selalu sama. Jika perawatan itu tak jauh, kami hanya berpisah beberapa saat saja walaupun ada kemungkinan penyakit kekasihku ini akan kumat. Namun, jika dibawa ke tempat yang perawatan yang sangat jauh itu, ada kemungkinan kekasihku akan menjadi bukanlah kekasihku yang dulu. Tertukar dengan kekasih orang lain.

Yang mana jika atasan kami merasakan kejanggalan. Atasan kami akan memecat kami.

"Namun, kita harus mencobanya. Jika kita tetap ingin pergi ke kantor,"ujarku karena tak ada pilihan lain.

"Baiklah, kita minta bantuan tuan Tikus, untuk menyenggolmu. Semoga atasan kita menyadarinya."

Aku membenarkan dengan penuh harap. Semoga saja.

Karena aku benar-benar tidak sabar pergi ke kantor lagi, bersama kekasihku dan memamerkan keromantisan kami bercumbu dengan tanah bersama pada si Kor, Slub dan Ngitna baru yang ternyata seorang single seumur tidak hidup dan tidak mati.

-Harapan sepasang sepatu wanita

[A/N]
Saya sadar, gak bisa romance 😂
Si sepasang sepatu ini kantornya itu tubuh si wanita. Begitu pula teman-temannya yang lain.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro