3. Duel Yukimon dan Cici Astrid

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Pasangan duel minggu ini.

aizawa_yuki666 dan beingacid

---

Deskripsikan lawan kalian sesuai dengan zodiak dan imajinasi (bebas, ada dialog boleh, narasi aja ga masalah)

Clue : hanya boleh bertanya zodiak lawan. Selebihnya ga boleh.

1. Pov 1
2. Teenlit
3. Min 500word max 800word.

Syarat umum.
1. No typo
2. Tanda baca perhatikan.

So, check this out.

******

Author : beingacid
Judul : Seorang Teman.

Tanganku merobek lagi selembar kertas dari buku tulis dan membuangnya asal ke kolong meja. Aku menyisir rambutku dengan frustrasi. Pekerjaan rumah mata pelajaran Bahasa Indonesia ini membunuhku. Belum lagi gurunya ganas dan kejam. Kalau sampai aku tidak mengerjakan tugas ini, bisa-bisa aku dihukum suruh menghitung jumlah sampah gelas plastik di kantin.

Segera kuambil pulpenku kembali. Aku tidak punya waktu untuk mengeluh.
Namun, apa yang aku harus tulis tentang kakak atau adik? Aku anak tunggal. Kedua orangtuaku anak tunggal juga. Bisa kalian bayangkan, betapa kecilnya keluarga besar kami. Aku harus berputar otak supaya aku tetap bisa mengerjakan tugas ini.

Kemudian, mataku menangkap sosok Yuki. Seorang gadis berambut pendek yang sudah menjadi teman sebangkuku sejak awal tahun ajaran. Aku sudah menganggap Yuki seperti kakakku sendiri, walau di awal pertemanan kami, dia sangat sulit dimengerti. Yuki seolah memiliki dunianya sendiri yang tidak bisa kupahami. Namun, lambat laun berbagi satu meja dengannya, aku merasa dia adalah pribadi yang hangat.

Sahabatku itu memang unik. Lihat saja penampilannya hari ini. Lengan seragamnya digulung di salah satu lengan tinggi-tinggi, rok abu-abunya panjang sebatas betis, kaos kaki putihnya tinggi dan sepatu hitam bermodel platform. Tidak ada lagi guru yang menegurnya, karena berapa kali pun Yuki ditegur, keesokan harinya dia akan tampil dengan gaya yang berbeda dan luar biasa. Keras kepala sekaligus kreatif.

Yuki menyapaku dengan ceria, lalu duduk di sampingku. Sejenak kemudian, aku mencium wangi parfum yang sangat menyengat.

“Yuk, kamu pake parfum berapa galon?” tanyaku. Yuki menyeringai sebelum menjawabku.

“Sssttt, jangan keras-keras ngomongnya. Aku belum mandi selama empat hari,” jawab Yuki. Astaga! Sungguh-sungguh astaga. Benar-benar tidak ada kata lain selain itu.

“Makanya aku semprot parfum banyak-banyak. Wanginya enak kan?” lanjutnya lagi.

“Wangi kuburan!” semprotku. Lalu aku menyuruh Yuki menjauh. Dia hanya mengganggu konsentrasiku saja. Yuki tertawa terbahak-bahak lalu berjalan lagi keluar kelas.

Ya Tuhan, apa yang harus aku tulis tentang Yuki? Keras kepalanya luar biasa. Cara hidupnya sukar dipahami. Kadang, jujurnya kelewat bikin ilfeel. Aku menatap lembar kosong di hadapanku, berharap garis-garis di sana membentuk karangan yang bisa kuserahkan ke Bu Guru tanpa aku harus menulisnya.

Kemudian, aku teringat tentang cerita Yuki ketika dia sedang mengikuti tantangan dari grup kepenulisan yang diikutinya. Dia sangat bersemangat tentang itu. Bahkan, ketika tahu bahwa ada tantangan untuk menulis satu bab per harinya, Yuki sudah mulai menabung menulis bab-bab supaya dia bisa menyelesaikan tantangan itu dengan baik. Uniknya lagi, dia mendapat ide itu dari mimpinya. Lucu memang, tapi mendengar cerita itu, aku yakin Yuki bisa mewujudkan apapun yang dicita-citakannya. Dia tidak akan menyerah dengan mudah, karena kata menyerah memang tidak ada di kamusnya.

Komitmen adalah sesuatu yang dia akan bawa seumur hidupnya. Aku salut.
Sahabatku itu bahkan tidak menyerah ketika banyak tugas yang dihadiahkan oleh para guru tercinta yang membuatnya terhambat mengikuti tantangan itu. Belum lagi ditambah dia jadi pagar ayu di pernikahan kakak sepupunya di Yogyakarta di sela-sela kesibukannya. Kalau dia bukan Yuki, mungkin dia sudah memilih mundur karena situasinya yang sangat sulit.

Namun, dia malah asyik melanjutkan tulisannya sepanjang perjalanan ke Yogyakarta dan berhasil menyelesaikan tantangan itu tepat waktu.

Aku banyak belajar darinya, terutama bagaimana soal menjalani hidup. Hidup itu tidak mudah, tetapi bukan berarti kita harus menyerah. Tantangan itu pasti tidak gampang, tapi pasti ada jalan jika kita mau.

Kriiinggg!

Mati aku! Bel sekolah sudah berbunyi dan lembaran di depanku masih kosong. Aku jamin dalam waktu kurang dari lima menit guru Bahasa Indonesiaku itu pasti akan masuk kelas dan menagih tugasnya. Mengapa dari tadi aku hanya berpikir saja tanpa menulis sedikit pun?

Aku lihat Yuki masuk kelas dan mendekat ke meja kami. Dia lalu duduk di sebelahku dan mengeluarkan bukunya sendiri.

“PR aku udah selesai dong. Kamu belum ya?” ledeknya sambil mengintip buku tulisku yang masih kosong.

Sial!

Dengan tangan gemetar hebat aku mulai menuliskan kata-kata tentangnya yang sedari tadi hanya berkeliaran di kepalaku. Mudah-mudahan saja tanganku tidak khilaf dan menulis bahwa dia tidak mandi selama empat hari.


*****

Author : aizawa_yuki666
Judul : Kencan Pertama

Hari ini hari pertamaku kencan dengan cowok pertamaku, Ryan!

Kyaaah!! Senangnya!

Senyum lebar tak kunjung sirna juga dari bibirku sepagian ini. Kupukul-pukul pipiku--yang chubby dan berlesung manis saat aku tersenyum--dengan manja sambil menggeleng-gelengkan kepalaku yang sepertinya sudah luwes, seluwes kepompong yang aktif bergerak ke kiri dan ke kanan.

Ya ampuun! Bagaimana aku nggak bahagia coba? Ryan, cowok cakep dari sekolahan sebelah--yang tak sengaja kupinjami payung saat kami tidak sengaja bertemu di sebuah halte saat hari hujan beberapa bulan yang lalu itu--kemarin menembakku! Dan hari ini dia mengajakku jalan-jalan.

Kyaaah! Kencan pertamaku!

Aku harus tampil sempurna! Aku harus terlihat cantik meskipun sebenarnya aku ini sudah cantik dari sononya.

Kupasang dengan hati-hati bulu mata palsu aku sebelum akhirnya kusapu dengan maskara magnum, biar terlihat semakin panjang dan lentik meski tak sepanjang sapu ijuk, ya. Kemudian kupasang contact lens agar bola mata dari mataku yang sipit ini tampak lebih besar, biar seperti girlband Korea yang sedang naik daun itu. Selanjutnya kupoles pipiku yang mulus dan chubby--sekali lagi CHUBBY--dengan blush on agar terlihat lebih merona.

Kyaahh! Siapa tau bibir Ryan nanti mendarat di pipiku ini!

Astaga Astrid! Kamu itu cewek jenius! Cewek yang nggak pernah turun dari peringkat satu di kelas, oke?! Jadi please deeh! Jangan rendahin moral kamu dengan pikiran sekonyol itu!

Tapi ... kyaaah! Aku pengin banget lihat perut Ryan! Apa dia juga punya roti sobek seperti aktor-aktor drakor kesukaanku itu?! Kyaaah.

Hold your self Astrid! Kamu jangan memikirkan sesuatu yang seharusnya nggak ada di dalam otak kamu. Meskipun Ryan nggak punya roti sobek seperti punya Rain, toh kamu 'kan bisa tempelin sobekan roti di perut dia!

Aku ini cewek Virgo. Aku suka kesempurnaan, apa pun itu pokoknya harus sempurna. Aku suka mukaku terpoles dengan sempurna karena aku sangat suka terlihat cantik. Nggak banget deh, kalau keluar dari dalam rumah dengan muka berminyak dan memakai babydoll!

NOOOO! Astrid nggak level dengan yang seperti itu! Apalagi untuk nge-date sama Ryan! NOOOO!

Makanya hari ini Astrid mau tampil sempurna, meski setiap hari penampilanku juga tak kalah sempurna. Aku sempat intip aplikasi zodiak aku hari ini, warna keberuntungan aku adalah biru tua. Aku ambil gaun cantik berwarna biru tua--hadiah pemberian dari kakak aku bulan lalu--dari dalam lemari pakaian.

Setelah kupakai gaun itu, aku langsung berlari ke depan cermin besar yang menempel di dinding di samping ranjang aku. Kuputar tubuhku ke kiri dan ke kanan.

Ya ampun Astrid! Tubuhmu yang langsing ini terlihat sempurna sekali memakai gaun berwarna biru tua.
Mata kakak aku itu memang jeli!

Ih, aku nggak mau memuji playboy jorok yang nggak tau terima kasih seperti dia! Memang dasarnya aku yang cantik dan tubuhku yang bagus saja, gaun apapun pasti akan selalu cocok untukku.

Sebenarnya Ryan bukan cowok pertama yang nembak aku, tetapi dia adalah cowok pertama yang langsung kuterima. Aku itu nggak banget kalau harus jalan sama cowok urakan, cowok yang nggak rapi apalagi cowok yang nggak suka menjaga kebersihan. Iih ... mending aku jauh-jauh deh sama cecunguk-cecunguk semacam itu.

Ryan berbeda dari kaum sejenisnya, tidak hanya tampan dan cerdas tetapi dia juga tipe cowok yang rapi dan selalu menjaga kebersihan tubuhnya. Kuku-kukunya pun selalu dipotong rapi. Pokoknya dia itu tipe aku banget. Apalagi hoby kami sama.

Sama-sama suka traveling. Biasanya setiap hari minggu aku bersama soulmate-soulmate aku selalu pergi ke pantai, pergi ke pemandian air panas, atau pergi ke wisata air terjun. Karena sekarang aku sudah punya Ryan, mungkin minggu depan aku bisa ajak dia pergi ke pantai berdua!

Kyaaah! Alasan yang bagus agar aku bisa menikmati roti sobek miliknya, itu pun kalau dia punya.

Sentuhan terakhir, kusisir rambutku yang sudah rapi itu sekali lagi. Rambut sebahuku tampak hitam dan sehat.

Aku tersenyum pada cermin di depanku. Aku terlihat sempurna!
Aku sudah siap untuk menghadapi kencan pertamaku dengan Ryan! Besok saat di sekolah aku akan memamerkan kencan super sempurnaku pada genk si Aya!

fin.

*****

All Gen silakan di nilai.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro