01. Pertemuan Kembali

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

"Aresya."

Iris ungu itu langsung melirik ke arah suara. Terlihat duyung pria berenang mendekatinya. "Guru, ada apa?" tanya Aresya bingung.

"Apakah kamu melihat Kyara? Kakaknya sedang mencarinya," kata duyung pria itu.

"Hm, sebenarnya aku belum melihatnya dari tadi tetapi kemarin ia datang kepadaku dan mengatakan hal-hal yang tidak jelas," kata Aresya sambil berpikir. "Aku akan mencoba membantu mencarinya," kata Aresya yang bersiap untuk berenang.

"Baiklah, aku akan mencari ke arah sana," kata duyung pria itu sambil menunjuk arah yang berlawanan dari Aresya.

Aresya mengangguk lalu kembali benerenang. Hari sebelumnya Kyara, duyung cantik yang dekat dengannya, datang dan membicarakan bahwa ia tertarik pada dunia manusia. Beberapa kali Aresya menentang pemikiran Kyara yang dengan polosnya berpikir bahwa dunia manusia penuh dengan hal-hal yang indah. Dengan berbekal ingatan dikehidupan masa lalunya, Aresya menyebutkan sifat-sifat manusia yang perlu diwaspadai tetapi Kyara tidak percaya dan mereka bertengkar karena hal itu.

Di atas lautan ada sebuah kapal yang berlayar dengan tenang. Ada dua lelaki yang diam sambil bersandar di pinggir kapal, berbeda dengan orang-orang lain di kapal itu yang terlihat sibuk. Salah satunya tidak sengaja melihat sebuah siluet. Rambut pirang yang ikal dan panjang tersibak pelan oleh angin laut dan ia tidak segan-segan menutupi ekor merah mudanya. Itu adalah Kyara yang sedang dicari oleh Aresya.

Mata merah muda Kyara melihat perahu yang besar dan dua orang yang sedang melihatnya. Bukannya bersembunyi, ia tersenyum dan melambaikan tangannya. Lelaki berambut coklat itu menatap Kyara lurus, ia merasakan cinta pada pandangan pertama. Tiba-tiba saja lengan Kyara yang menumpu tubuhnya di atas batu ditarik oleh seseorang dari dalam laut.

"Kyara! Apakah kamu sudah gila?!" tanya Aresya kesal.

Kedua lelaki itu kaget dan lelaki berambut coklat langsung melompat turun ke dalam laut. Mau tidak mau lelaki satunya harus ikut melompat turun.

"Apa yang gila Aresya? Dan seharusnya aku yang kesal karena tiba-tiba kamu menarikku," kata Kyara cemberut.

"Kyara, kita semua dari kecil sudah diingatkan jangan terlalu dekat dengan manusia," kata Aresya yang nadanya kembali diturunkan.

Kedua lelaki itu bisa melihat Kyara dan Aresya yang berdebat. Salah satu lelaki yang berambut biru gelap itu tersenyum miring melihat Aresya.

"Tetapi dunia manusia itu lebih indah," kata Kyara.

"Aku tidak bilang dunia manusia lebih buruk dibandingkan dunia kita tetapi ada hal buruknya juga di sana. Pamanmu sudah beberapa kali mengatakan di dunia manusia ada yang menjual kita, para duyung. Dengan sifatmu yang terlalu polos, kamu bisa saja terjebak didalamnya," terang Aresya.

"Tidak ada yang seperti itu. Paman hanya membual," kata Kyara kesal.

"Ada. Ada yang seperti itu. Tidak semua manusia itu baik."

"Tetapi ada yang baik bukan?" tanya Kyara dengan senyuman jail.

Aresya terdiam. "Ada," katanya sambil menutup mata kesal.

"Lalu bagaimana dengan mereka?" tanya Kyara sambil melihat ke arah dua lelaki yang berenang di tempat mereka.

Aresya melihat ke arah pandang Kyara, terkejut lalu memasang wajah masamnya. "Entahlah".

 Tiba-tiba lelaki berambut coklat kehabisan nafas dan Kyara langsung berenang lalu menariknya ke batu yang sebelumnya ia duduki. 

Aresya menatap lelaki satunya. "Kamu tidak memerlukan bantuan bukan?" tanya Aresya sedikit kesal. Lelaki itu tersenyum jail lalu membuka mulutnya, mengakibatkan oksigen yang ia tahan keluar. "Hah, yang benar saja," gerutu Aresya tetapi tetap membantu lelaki itu.

"Apakah kamu tidak apa-apa?" tanya Kyara yang melihat lelaki di depannya terbatuk sambil berpegangan pada batu. 

"Iya, terima kasih banyak." Sepasang mata biru itu terkunci ke mata merah terang Kyara. Mereka saling bertatapan seakan-akan dunia hanya milik berdua.

"Baik, mereka berdua sudah tertolong jadi mari kita pergi dari sini," kata Aresya setelah muncul ke permukaan dan mendekati mereka berdua.

"Mengapa buru-buru?" tanya lelaki berambut biru gelap itu, Revian yang menarik Aresya lebih mendekat kepadanya. "Bukankah seharusnya kita bertegur sapa setelah lama tidak bertemu?" tanya Revian dengan senyuman jail.

"Kalian ... pernah bertemu?" tanya Kyara kaget. Lelaki berambut coklat itu juga ikut kaget, tetapi karena melihat ekspresi Revian.

"Aku menolongnya yang tiba-tiba nyebur di laut," kata Aresya yang menyikut Revian agar menjauh.

"Saat itu ya .... " kata lelaki berambut coklat dengan jeda yang panjang, pikirannya mengingat kembali kejadian yang tidak menyenangkan. Revian hanya tersenyum kecil, bukan karena senang.  

Aresya penasaran tetapi perasaan itu ia telan lagi. "Dua manusia sudah terselamatkan, sekarang saatnya pergi," kata Aresya yang berenang lebih mendekat pada batu.

"Tunggu dulu, aku belum mengetahui nama kalian," kata lelaki berambut coklat tetapi pandangannya lama terkunci di Kyara. "Namaku adalah Helios, sepupu dari Revian."

"Namaku--"

"Dia Kyara, aku Aresya, temannya. Sudahkan?" tanya Aresya kesal. 

Helios langsung meraih tangan Kyara yang ada di dekatnya. "Kyara ya, nama yang indah." Pandangan matanya menatap Kyara dengan tulus dan mengecup punggung tangan Kyara. Tentu saja Kyara langsung jatuh hati karena tindakan Helios.

"Oh astaga," kata Aresya sambil mengehla nafas dan menundukkan wajahnya malas.

"Kenapa cepat marah? Ingin diperlakukan seperti itu juga?" Tangan Revian tiba-tiba sudah menggapai tangan Aresya, mendekatkan ke arah mulutnya.

"Kamu sengaja ya? Kelemahanku itu wajahmu jadi jangan bikin senyuman seperti itu," kata Aresya yang mendorong dagu Revian dengan tangan yang sama yang diraih Revian.  

"Aku tahu Aresya itu orang yang jujur tetapi aku tidak pernah membayangkan sampai seperti itu," kata Kyara.

"Imut kan?" Baik Aresya dan Helios menatap Revian kaget. 

"Dia sering gitu?!" Tanpa merasa takut Aresya menunjuk langsung Revian dan matanya melihat ke arah Helios.

"Tidak, bahkan ini pertama kali dalam hidupku melihatnya seperti itu," kata Helios yang sama-sama kaget.

Aresya terdiam tetapi matanya melirik Revian. "Sudahlah! Kyara tadi kakakmu mencarimu. Apa kamu yakin mau mengabaikan panggilannya?"

"Ah! Kenapa Aresya tidak mengatakan bahwa kakak memanggil?!" Kyara langsung buru-buru melepaskan diri dari Helios.

"Memangnya aku tadi menarikmu karena apa?" Aresya akhirnya menyingkirkan lengan besar yang dari tadi bertengger di pundaknya.

Kyara menatap Helios lekat-lekat. "Semoga kita akan bertemu kembali." Tangannya memegang tangan Helios yang saling menggenggam erat.

"Iya, semoga kita akan bertemu kembali," balas Helios yang terus menatap kedua mata Kyara.

"Oh lebih bagus kalau tidak ketemu." Aresya menatap datar pasangan yang sedang mengalami dunia milik berdua.

"Sebelumnya juga ada yang berkata seperti itu dan akhirnya kembali bertemu." Revian mendekatkan wajahnya ke Aresya yang langsung terlihat semburat merah di sana tetapi wajahnya langsung didorong menjauh oleh Aresya.

"Ayo langsung kembali sekarang, kita sudah menghabiskan banyak waktu di sini. Nanti akan susah kalau sampai Kakak-kakakmu kemari." Aresya langsung terlebih dahulu masuk ke dalam air tanpa memperdulikan senyuman miring Revian.

Kyara yang sebelumnya kesal kini menatap kembali Helios. "Selamat tinggal."

"Sampai jumpa lagi." Helios melihat ke arah Kyara yang berenang menjauh secara perlahan.

Mereka berdua saling bertatap-tatapan, tidak ingin jauh dari dari satu sama lain. Sampai akhirnya Aresya menarik Kyara masuk ke dalam air.

"Lama." Kyara menatap Aresya kesal. "Yok." Aresya tidak melepas gandengan mereka dan menarik Kyara yang terus melirik ke belakang, dimana para lelaki yang menyelam sebentar untuk melihat mereka pergi.

Setelah kedua duyung itu tidak lagi terlihat, kedua lelaki itu mulai kembali naik ke perahu berkat bantuan para kru.

"Aku tidak pernah melihatmu seperti itu." Helios melihat ke arah Revian yang tersenyum kecil.

"Bukankah kamu juga seperti itu, Yang Mulia Pangeran Mahkota Helios? Berapa banyak wanita yang pernah datang?"

"Jangan mengingatkan aku. Ibu selalu seenaknya saja mencari wanita untukku." Revian tertawa pelan. "Tapi itu juga berlaku untukmu, Duke muda Revian. Bukankah biasanya tidak ada wanita yang menarik perhatianmu?"

"Mereka hanya perlu harta dan kekuasaan." Revian mengosok rambutnya dengan handuk yang sebelumnya diberikan oleh kru kapal. "Bencana kecil itu membuatku bertemu seseorang yang menyenangkan."

"Semoga saja kita bisa bertemu lagi." Helios melihat handuknya seakan-akan melihat Kyara di sana.

"Benar, semoga." Revian melihat keluar jendela kapal yang menampakkan lautan yang luas.

.
.
.
.
.

Jadi mulai sekarang saya akan update setiap 2x seminggu.

Ini dia list ceritanya:

1. The 7 Element Controllers

2. New Daily Life Royal Twins

3. A Little Hope [Revisi]

4. As Blue Sea

5. My Family is Perfect But I'm Not

6. Akar Merah

Itu dia urutannya, bisa dicari setelah saya posting.

Mungkin ada perubahan dari tata bahasa dsb-dsb tapi semoga kenyamanan dalam membaca masih bisa dinikmati yaa~

Sampai jumpa kembali :3


-(18/05/23)-

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro