[dix-huitième]

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

[ sim speaking ]

Aku memang jadi jarang bertemu Ava sejak UTS. Tugas kuliah makin membuatku pusing dan susah membagi waktu.

Bukan, kurasa ini lebih karena aku belum beradaptasi dengan perubahan yang terjadi.

Aku sebenarnya ingin mengajaknya pergi, tapi dia pun punya banyak tugas. Kami jadi tidak bisa janjian sesering dulu.

Aku menggerutu, meletakkan ponselku di atas meja. Kelas sudah sepi, tapi aku mager pergi ke mana-mana.

"Lho, nggak keluar, Sim?" Diana, salah satu teman sekelasku, tiba-tiba membuka pintu. "Ikut aku sama yang lain aja yuk, mau makan."

Menimbang-nimbang, aku mengangguk. "Boleh deh, gue laper."

"Lagi ngapain sih? Ngegalauin pacar?"

"Jangan nyindir," gerutuku, dan Diana tertawa. "Ava itu... sahabat terbaik gue. Gue pengin ketemuan tapi belum ada waktu."

"Pasti bakal ada waktu. Atau mungkin kamu ada salah, jadi dia ngambek?"

Aku tidak menjawab. Pertanyaan itu belum mendapatkan jawaban jelas dari Ava.

Tapi seandainya memang iya, kenapa Ava tidak mau memberitahukan apa yang salah? Aku akan dengan senang memperbaikinya.

Ava, aku salah apa?

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro