2

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

"Ngobrol apa aja tadi sama Ansel ?" Tanya Aska pada Arumi

"Ohh nggak ada, cuma tanya tentang sekolah. Tumbenan kamu tanya." Ucap Arumi

"Eheheh gapapa. Soalnya dia juga ganteng kata Salsa."

"Terus hubungannya sama aku apa ?"

"Takut kamu jadi suka sama Ansel." Jawab Aska

"Tumben banget kamu insecure. Biasanya gak pernah tuh kamu gitu, kalopun ada yang ngajak aku kenalan paling respon kamu cuman ketawa." Ucap Arumi sambil menatap Aska heran

"Iya ya, tumben banget aku gini. Yaudah lupain aja. Oiya, sekarang mau langsung pulang atau mampir beli makan dulu ?" Tanya Aska

Ya. Saat ini mereka berdua berada di parkiran sekolah dan bersiap untuk pulang.

"Langsung pulang aja deh, cape banget."

"Yaudah lets go ! Pangeran akan mengantar tuan putri sampai rumah dengan selamat." Ucap Aska sambil memberikan tangannya sebagai tumpuan untuk Arumi menaiki motornya.

"Ahahahahha bisa aja kamu tuh." Tawa Arumi terdengar renyah ditelinga Aska

"Pegangan sayang. Kalo gamau, ntar aku bawa ngebut."

Puk

Arumi memukul punggung Aska sambil tertawa,
"Pinter banget nyari kesempatan."

***

Setibanya di rumah Arumi.

Terlihat Bunda Arumi yang sedang menyiram bunga, di taman samping garasi.

"Assalamualaikum bun."

"Sudah pulang dek, tumben tepat waktu ? Biasanya masih makan diluar."

Arumi diikuti Aska menyalami Bunda.

"Iya Bun, tadi udah Aska ajak tapi Arumi nya nggak mau. Katanya cape, mau langsung pulang." Jawab Aska

"Hmm.. yaudah Aska ayo masuk dulu. Makan disini, tadi Bunda masak sayur bayam sama dadar jagung." Ajak Bunda

"Wahhh pasti enak masakan Bunda." Ucap Aska

"Bunda nya siapa dulu cobakkk." Ucap Arumi sambil memeletkan lidahnya pada Aska

"Aku kan juga calon anak Bunda. Iya nggak Bun ?" Tanya Aska pada Bunda

"Iya, calon mantu Bunda yang paling ganteng." Jawab Bunda sambil masuk kedalam rumah diikuti Arumi dan Aska

"Ihh Bunda jangan gitu, nanti Aska kesenengan." Ucap Arumi

"Biarin. Bunda aja mengakui." Ucap Aska sambil memeletkan lidahnya pada Arumi

Mereka langsung menunu meja makan, dan bersiap untuk makan.

"Papa belum pulang Bun ?" Tanya Arumi

"Palingan sebentar lagi, tadi katanya masih ada janji ketemu sama teman lama. Itu loh, papa nya temen kamu yang dulu sering main kesini."Jawab Bunda

"Siapa Bun ?"

"Itu si Naren."

Uhuk..uhukkk..

Arumi yang baru saja meneguk air minumnya, malah tersedak saat Bunda nya menyebut nama Naren.

Naren ? Ya. Ansel Narendra.
Bunda dan Papa nya mengenal Ansel dengan nama Naren.

"Ohhh." Respon Arumi

Aska melirik Arumi yang memasang raut wajah tak biasanya.

"Yaudah gih makan yang banyak, Bunda tinggal kedepan dulu."

"Bunda gak ikut makan ?" Tanya Aska

"Bunda nanti nunggu papa pulang aja." Jawab Bunda

"Makasii Bun."

***

"Yaudah aku mau pulang ya." Pamit Aska

"Iya hati - hati di jalan."

"Iyaa sayangg."

"Besok pagi gausah dijemput, tadi Salsa ngajak berangkat bareng. Tapi pulangnya tetep sama kamu." Ucap Arumi

"Yaudahh bilang Salsa jangan ngebut- ngebut kalo naek motor. Awas aja kalo sayangnya aku yang cantik ini sampe lecet."

"Eheheh kamu tu ada - ada aja. Iya besok aku suruh jalan 40km/jam."

"Sip pinter. Oiya, Naren yang tadi kata Bunda itu siapa ?" Tanya Aska sambil menaiki motornya

"Hm ?"

"Naren kan tadi kata Bunda ?"

"Ohh anak temennya Papa." Ucap Arumi

"Emm yaudah aku pamit dulu. Salam sama Bunda."

"Iya nanti aku salamin, masih mandi tuh Bunda."

"Babai Sayang. Assalamualaikum."

"Babaii.Waalaikumsallam. Tiati ya." Ucap Arumi sambil melambaikan tangannya pada Aska

Tin...

Motor Askara pun berlalu meninggalkan rumah Arumi.

"Huftttt kenapa jadi gini sih ?" Gumam Arumi

"Sial banget gw." Ucap Arumi sambil mengacak - acak rambutnya frustasi

Arumi segera masuk ke dalam rumahnya dan merebahkan dirinya di kasur king size miliknya.

Ting...ting...

Dering ponsel Arumi menampilkan nama Salsabila.
Arumi mengangkat panggilan dari temannya itu dengan malas.

"Dari tadi gw telponin baru diangkat." Celoteh Salsa

"Paan ? Tadi gw masih makan sama Aska. Hp nya gw taruh meja."

"Pantesan. Ehhh apa ceritanya ? Katanya tadi di kantin lo mau cerita ?" Tanya Salsa

"Astagaaa harus banget sekarang ? Lo gak cape apa ? Ntar aja deh kalo gw udah siap cerita." Ucap Arumi

"Tuh kann, lo tuh mesti gitu. Gw dah penasaran banget nih. Masa harus disuru nunggu lagi ?"

"Nanti atau nggak sama sekali."

"Sekarang aja kenapa sih Rum ?"

"Nanti atau nggak sama sekali Sa." Ucap Arum masih kekeh

"Isshhh iya iya. Nanti malem gw telpon lagi. Awas aja."

Bip.

Panggilan diputus sepihak oleh Salsa.

Arumi memutar bola matanya kesal karena sikap Salsa yang tingkat ingin tahunya sangat tinggi. Tapi meski begitu, Salsa adalah teman yang baik.

Arumi dan Salsa berteman semenjak masuk SMA, tidak terlalu lama. Mungkin sekitar 1 tahun setengah.

Jadi tidak heran, kalau banyak hal yang tidak diketahui oleh Salsa. Dan Arumi pun bukan tipe yang apa saja harus diceritakan dengan temannya.

"Apa gw cerita juga ke Aska ya ?" Gumam Arumi

"Tapi kayaknya ini bukan waktu yang tepat deh."

Ting...

+62 81 4533___

Arum ?

Arumi mengernyit saat mendapati pesan masuk di ponselnya.

Tidak ada orang lain yang memanggil nya Arum selain Ansel ?
Ya hanya Ansel yang memanggilnya dengan nama Arum.

+62 81 4533___

Gw Ansel.

Double kill. Ya benar si pengirim pesan itu Ansel.

+62 81 4533___

Save.

"Harus banget dia ngontak gw lagi ?" Tanya Arumi

Ting..ting...

Panggilan masuk dari +62 81 4533___

Arumi menggeser ikon untuk menjawab panggilan tersebut.

"Kenapa cuma di read ?" Tanya seseorang disebrang telepon

"Hak gw buat bales atau enggak pesan dari kontak yang gak gw kenal." Jawab Arumi

"Gw Ansel."

"....."

"Arum ?"

"....."

"Do you miss me ?"

"Nggak."

Bip.

Sambungan telepon diputus oleh Arumi.

Arumi menenggelamkan wajahnya pada boneka beruang yang sangat besar. Hadiah dari Askara saat ulang tahunnya kemarin.












Next ?

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro