3

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Saat ini Arumi dibonceng oleh Salsa.

"Rum, sumpah gw ga nyangka." Ucap Salsa saat dipertengahan jalan

"Apa ?"

"Lo sama Ansel."

Semalam sesuai janji, Salsa menelpon Arumi lagi tengah malam untuk mendengar cerita yang sudah ditunggunya.

Arumi akhirnya menceritakan, jika ia dan Ansel sebenarnya sudah saling kenal. Arumi bercerita bahwa Ansel adalah anak teman papanya. Hanya itu. Dan tidak bercerita lebih tentang apa yang sudah Arumi dan Ansel lewati.

Hak Arumi bukan untuk tidak menceritakan semuanya ?

"Terus dari kemaren kenapa lo malah sok gak kenal ?" Tanya Salsa

"Salsa, udah gw bilang. Jangan sampai ada yang tau kalo gw sama Ansel udah pernah saling kenal." Jawab Arumi

"Termasuk Askara ?"

Sial.

Ya. Askara. Sampai kapan Arumi menutupi semuanya dari Askara.

"Ya. Termasuk Askara." Jawab Arumi

"Saran gw, ada baiknya lo cerita ke Aska. Terlepas dari apa pun masa lalu lo sama Ansel, harusnya lo tetep jujur ke dia." Saran Salsa

"Masa lalu gw sama Ansel ?"

"Gak ada cowok cewek yang murni berteman tanpa adanya perasaan." Ucap Salsa sambil melirik Arumi melalui kaca spionnya

"Sa."

"Gw tau kok, kalo lo belum sepenuhnya cerita jujur tentang lo sama Ansel ke gw."

"Sa, tolong jangan kasih tau Askara."

Salsa kembali melirik Arumi di kaca spionnya.

"Bener kata lo. Di masa lalu, gw pernah punya hubungan sama Ansel."

Salsa terkejut mendengar pengakuan yang keluar dari mulut Arumi sendiri.

"Sialan ! Gitu, lo gak cerita jujur ke gw ? Astagaa Arumii."

"Udah ya Sa, jangan tanya tentang Ansel lagi ke gw. Dan tolong, jangan sampai Askara tau." Pesan Arumi

"Mau sampai kapan ? Sampai Askara tau dari mulut orang lain ? Itu akan lebih terasa sakit Rum. Kalo lo jujur dari awal, semua akan lebih mudah. Emangnya lo tega nutupin ini dari Askara ?" Tanya Salsa

"Gw bakalan kasih tau dia, kalo gw udah siap. Karena sejujurnya Sa, dari awal gw manfaatin Askara buat ngelupain Ansel."

Citttttt.....

Salsa yang terkejut bukan main, reflek mengerem motornya secara mendadak.

Untungnya jalanan masih sepi, jadi mereka berdua selamat.

Salsa menoleh kebelakang dan menatap Arumi tak percaya.

"Arumi, lo udah gak waras !" Pekik Salsa

Arumi tertunduk lemas, membayangkan hari nya setelah ini.

Pasti tidak akan tenang.

Salsa menarik napas dalam - dalam dan menghembuskannya dengan gusar.

"Jangan ngomong lagi sampe kita tiba di sekolah." Ucap Salsa kemudian kembali melajukan motornya

"Lo yang bahas duluan tadi." Ucap Arumi

"Masih ngomong ?" Tanya Salsa sambil melirik sebal pada Arumi

***

"Akhirnya tuan putri sudah sampai dengan selamat." Ucap Askara yang sudah menunggu Arumi dan Salsa 3 menit di parkiran

Salsa menatap Askara dengan tatapan sedih.

"Kenapa lo liat gw gitu ?" Tanya Aska pada Salsa

Salsa hanya menggeleng sebagai jawaban. Selanjutnya tanpa mengajak Arumi, ia berjalan lebih dulu menuju kelasnya.

"Kenapa tuh anak ? Kamu berantem sama dia ?" Tanya Aska sambil membenarkan rambut Arumi

"Enggak."

"Yaudah ayo masuk. Aku anter sampai depan kelas." Ajak Aska sambil menggandeng tangan Arumi

Selama melewati koridor, tak sedikit yang mengagumi visual pasangan famous ini. Siapa lagi kalau bukan Askara dan Arumi.

"Senangnya punya pacar yang cantik dan baik hati." Ucap Aska sambil menatap Arumi dari samping

"Senangnya punya pacar yang ganteng dan pinter." Balas Arumi

Keduanya pun tertawa bersama.

Terlihat serasi dan bahagia bukan ?

"Koridornya kurang jauh, masa udah sampek aja." Ucap Askara

"Kamunya aja yang masih pengen deket - deket aku." Ucap Arumi

"Tau aja ahahahha."

"Yaudah aku masuk kelas dulu ya." Ucap Arumi

"Iya. Semangat belajarnya sayangg." Ucap Askara sambil mengangkat kedua tangannya memeberi semangat

"Siapp sayang."

Arumi pun berjalan memasuki kelasnya.

Namun ia masih bisa mendengar jika Askara berbincang dengan seseorang di depan pintu kelas.

"Halo bro !" Sapa Aska

"Hey !"

"Nanti jangan lupa latihan pulang sekolah." Ucap Aska

"Oke. Lo disini ada kepentingan sama yang lain ?"

"Barusan nganter Arumi."

"Ohhh."

"Oke, gw ke kelas dulu. Sampai ketemu nanti sore An !" Pamit Askara

An ? Ya. Ansel.

Arumi duduk dibangkunya, dan sudah ada Salsa yang terlihat sedang menatap dua orang di depan pintu kelas.
Siapa lagi jika bukan melihat Askara dan Ansel.

"Kenapa gw ikutan ribet ngurusin idup lo ? Kenapa gw jadi ikutan frustasi Rumiii huaaaa." Pekik Salsa yang membuat seisi kelas menoleh ke arahnya

"Bego banget punya temen satu." Ucap Arumi sambil menyenggol lengan Salsa

"Lo ngatain gw bego ? Lo lebih bego Rumi ! Ah elahhhh." Balas Salsa makin terlihat frustasi

***

Askara 🫶

Sayang, aku boleh minta tolong ?

Jam pelajaran sekolah telah berakhir sejak 1 jam yang lalu. Saat ini Arumi dan Salsa masih berada diruang perpustakaan.

Arumi yang mendapat pesan dari Askara langsung membalasnya.

Iyaa, minta tolong apa ?


Tolong bawain aku minuman sayangg, tadi botol aku ketinggalan.


Iya bentar, aku ke kantin dulu. Kamu masih di lapangan kan ?


Iyaa. Makasi sayangg.

Arumi pun langsung beranjak, menuju kantin tanpa berpamitan pada Salsa.


***

"Sayang sini !" Teriak Askara yang melihat Arumi celingukan mencarinya

Arumi yang dipanggil pun akhirnya menghampiri Askara yang sedang berkumpul dengan teman - temannya. Termasuk ada Ansel disana.

"Aku bawain 2, takut kamu kurang." Ucap Arumi sambil menyodorkannya pada Askara

"Baik banget sayang nya aku yang cantik ini. Maaf ya udah ngerepotin." Ucap Askara sambil mengacak rambut Arumi

"Ihhh rambut aku berantakan." Ucap Arumi sambil memukul tangan Aska pelan

"Biarin ! Tetep cantik kok."

"Emang aku cantik. Wleeee." Ucap Arumi sambil memeletkan lidahnya pada Aska

Keduanya pun sama - sama tertawa.

Pemandangan itu tak terlewatkan oleh Ansel.
Ia ikut tersenyum melihat tingkah Arumi yang menggemaskan.

Tingkah yang juga Arumi tunjukkan dulu pada Ansel.

Namun bedanya, kali ini bukan untuknya. Tetapi untuk Askara.

Askara Mahendra.

Pacar barunya.












Next ?

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro