Selamat malam, pembaca... kali ini saya update beberapa paragraf novel jadul saya. Untuk versi lengkapnya silahkan ke platform DREAME dengan pencarian judul yang sama, ASMARA SUNGSANG. Terima kasih .

* * *

Malam ini perempuan berewajah ayu, dengan sorot mata sayu penuh derita itu meneguhkan hatinya yang beberapa waktu tadi sempat goyah. Karena sejujurnya, ini bukan pilihan hidup yang diinginkannya. Ini jalan satu-satunya yang bisa dia tempuh untuk tetap bisa bertahan hidup, demi mendapatkan

"Kamu tidak berubah pikiran kan, San?" tanya Huges, seorang wanita yang meski dia seorang mucikari, tapi selalu menanyakan kemantapan perempuan yang berniat menjadi perempuan malam, di bawah naungan manajemennya.

Sejenak, perempuan yang dipanggil dengan sebutan Santi itu menatap Huges dengan pandangan ragu, sebelum menganggukkan kepalanya dengan mantap.

"Tak ada yang memberi saya pilihan untuk mundur, Madam.."

"Baiklah! Aku baru saja menerima bookingan seorang laki-laki yang dari perawakannya aku tahu sepertinya dia bukan dari kalangan biasa."

Hati Santi berdegup. Benarkah langkahnya kali ini? Tapi hidup mereka harus terus berjalan, dengan atau tanpa langkah terburuk sekalipun.

"Ap...Apa saya harus melayaninya? Maksudku.... hmm...Anda tahu kan, Madam?"

Huges tersenyum melihat kegugupan Santi. Anak buahnya yang satu ini memang sudah diincar Huges sejak lama, karena memiliki potensi dan sangat menjual. Santi yang bekerja sebagai pelayan sebuah bar ini sebenarnya cukup cantik meski tak pernah bersolek.

"Kamu gugup?"

"Aku? Oh...hhmm, nanti... nanti kurasa saya akan terbiasa."

Huges tersenyum.

Santi menatap Huges dengan putus asa.

"Tidak, Madam. Aku mantap!" jawab Santi dengan tegas. Bagaimanapun tuntutan hidupnya tak bisa ditunda. Beberapa kali pemilik kontrakan datang padanya dengan beberapa orang centeng yang siap mengeksekusinya.

Huges tersenyum, padahal dia tahu, bahwa Santi sangat gugup.

* * *