Assassin or Hero | 1

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

"APAA?!" Present Mic berteriak setelah mendengar penuturan dari makhluk kuning berwujud gurita.

"Apa ini nyata atau memang hanyalah karangan? Aku tidak menyangka kalau dunia lain itu benar-benar nyata. Dan yang membuatku terkejut, dunia kalian mirip dengan kami."

Hawks seorang Pro hero sekaligus dari Keamanan Publik berkomentar. Tidak menyangka dengan insiden yang tiba-tiba terjadi.

"Ya~ kami sendiri sebenarnya tidak menyangka ada dunia seperti ini. Terlebih ini terjadi saat kami akan melakukan pelatihan."

Makhluk kuning berwujud gurita itu menjawab dengan senyuman khasnya.

Tsukauchi, selaku dari pihak kepolisian membuka mulut. "Kehadiran kalian yang tiba-tiba muncul menghadirkan kecurigaan kami. Tidak ada satu pun dari kami yang tahu tentang kalian. Karena itu, interogasi di perlukan untuk memastikan jika kalian tidak berpura-pura dan bukanlah bagian dari Liga penjahat."

"Pertama, bisa kalian beritahu identitas kalian?"

Karasuma mengangguk, lalu membuka mulut dan mulai menjelaskan.

"Aku Karasuma Tadaomi, agen kementerian pertahanan Jepang yang ditugaskan pemerintah dunia untuk mengawasi dan mengajar sebagai guru olahraga.

Di sampingku, Irina Jelavic. Pembunuh profesional yang menjalankan misi pembunuhan dan sekaligus mengajar sebagai guru bahasa Inggris.

Lalu, dia. Wali kelas sekaligus target pembunuhan anak-anak di kelas kami.

Dan terakhir, mereka. Seperti yang kalian lihat, mereka sekumpulan murid yang kami latih."

Tsukauci, Hawks, dan beberapa hero yang mengikuti pertemuan tercengang dengan penjelasan Karasuma.

Terkejut dengan identitas mereka yang tidak sederhana.

"Lalu, apa kalian mempunyai quirk?"

Kelas 3E, Irina, Koro sensei, dan Karasuma mengerutkan dahi. "Quirk? Apa itu? Jika merujuk pada penampilan kalian yang tidak biasa. Kami tidak punya, dan yaa~ dia pun seperti ini karena pernah dijadikan kelinci percobaan."

Tsukauci mengangguk mengerti, "kalau begitu kucatat jika kalian semua Quirkless."

Pro hero dengan nama hero Eraser Head yang sedari tadi berdiam diri bergumam, "sepertinya perbedaan dunia kalian dan dunia disini adalah adanya quirk ya."

Selanjutnya, interogasi berlangsung selama lebih dari satu jam, dengan suasana ramai karena kebisingan kelas 3E.

~~~

Disclaimer :
.
Ansatsu Kyoushitsu by Yusei Matsui
.
Boku no Hero Academia by Kohei Horikoshi
.
Rating :
Teen
.
Warning :
Fanfiction, Out of Character, Au, etc.
.

Original Story by Yukaellroux

.
.

— Apabila terdapat kesamaan, semua hanyalah kebetulan dan ketidaksengajaan semata. —
.
.

~ Happy Reading ~

.
.
.

Beberapa jam yang lalu.

"Nagisa, Karma-kun, ohayou."

"Ohayou, Kayano," balas mereka pada gadis berambut hijau itu.

Setelah mereka saling menyapa, mereka bertiga kembali berjalan menuju kearah gedung tempat dimana mereka belajar dan berlatih.

Beberapa waktu kemudian, kelas mereka ramai dengan semua murid yang sudah berganti pakaian mereka dengan pakaian khusus. Mereka duduk dengan rapih sambil berbincang satu sama lain.

Hingga gemuruh keras terdengar, dengan angin besar menerpa menandakan jika sang guru telah datang.

Suasana bising seketika terganti dengan keheningan.

Dan pada saat itulah, pintu kelas terbuka. Memperlihatkan guru dengan penampilan yang tidak biasa.

Berjalan ke depan, ia meletakkan buku absen.

"Ee~ Kalau begitu ...

Sang guru berbicara dengan senyuman khasnya

... Kita mulai saja pelajarannya. Ketua kelas, beri perintahmu."

"Ber ... berdiri!"

Perintah terdengar. Semua murid berdiri dengan menodongkan pistol dan senapan angin pada si makhluk kuning itu.

"Bersiap!"

Masih dengan keheningan.

"Tembak!"

Dengan satu intruksi. Semua murid mulai menembak. Membuat sang guru— dengan kecepatan mach 20, menghindari peluru yang menghujani.

"Ohayou gozaimasu. Selagi aku ditembaki, aku akan mulai mengabsen kalian.

"Isogai-kun?"

"Hadir!"

Dengan suara tembakan yang begitu kencang, suara yang dikeluarkan mulut sedikit teredam.

"Maafkan aku, kalian harus mengencangkan suara kalian karena suara tembakan ini."

Isogai kembali menjawab, "hadir!"

"Okajima-kun?"

"Hadir!"

"Okuda-san?"

"Hadir!"

Suara bising karena pistol dan senapan angin masih terdengar, dengan sesekali para murid mengganti magasin mereka.

"Kataoka-san?"

"Hadir!"

Peluru BB yang mereka tembakan menggelinding, membuat lantai yang mereka pijaki penuh dengan benda berbentuk lingkaran kecil berwarna pink.

"Kayano-san!"

"Hadir!"

"Kanzaki-san!"

"Hadir!"

.
.
.

Kejadian tembak-menembak berakhir memperlihatkan Maehara yang memegang tengkuknya, Nakamura memegang pinggangnya, Nagisa dan beberapa murid di kelas dengan nafas terengah dengan kedua tangan diatas meja.

Dengan suara 'teng-teng-teng' dan lingkaran merah tercetak di wajahnya. Koro-sensei, nama dari gurita itu— berucap.

"Baiklah. Tak ada yang absen. Sensei senang sekali!"

'Kami ... adalah pembunuh'

Nagisa melirik pada senapan yang ia pegang.

'Dan target kami adalah ...

Ia melirik guru di depan.

... guru kami.'

Guru dengan nama sandi 'gurita mesum pecundang dan bego' itu kembali berbicara. "Sayang sekali. Hari ini tak ada satu pun peluru yang berhasil mengenaiku.

Tatapan kalian, arah senapan kalian, dan gerak jari kalian ...

... masih mudah ditebak."

"Kalian harus lebih kreatif lagi." lanjutnya.

"Kalau tidak ...

... kalian tidak akan bisa membunuhku."

Garis-garis hijau kembali muncul, tanda jika ia sedang meremehkan.

"Aku berharap kalian lebih berkembang, dan segera membunuhku."

"Sekarang letakan senjata kalian, dan kita mulai pelatihan."

Karasuma dan Irina masuk ke kelas— bermaksud mengajak para murid-muridnya untuk berpindah ke tempat pelatihan akan dimulai.

Tepat setelah bel pagi berbunyi, lumpur hitam muncul di bawah kaki mereka. Dan dalam hitungan menit— Karasuma, Irina, Koro-sensei, dan para murid, sekaligus barang dan benda yang terdapat di kelas yang biasa mereka tempati terserap kedalam lumpur hitam itu.

— Assassin Or Hero —

Bruk ...

Baik orang-orang maupun barang benda— dalam waktu yang sebentar itu, mereka sudah berada di posisi yang tidak diketahui.

Mereka terhisap oleh lumpur hitam— lumpur yang bahkan tidak mereka ketahui darimana asalnya.

Sesuatu yang bahkan tidak mereka duga. Tiba-tiba datang, menyerap mereka— dan melempar mereka ke sebuah tempat yang tidak dikenal.

Mereka melihat ke sekeliling. Mencoba memahami tempat yang menjadi titik pendaratan misterius mereka.

Tidak ada yang aneh. Ini hanya suatu gedung, yang terlihat seperti gedung sekolah.

"Apa tempat ini sekolah?" celetuk Okajima tiba-tiba.

"... Mungkin?"

Seseorang menjawab.

Belum sempat melihat ke semua arah di sekitar. Tiba-tiba suara nyaring terdengar.

***

Gue nulis apaan si? Gaje banget. WKWKWK

Yaa~ tiba-tiba ide ngalir deres banget. Bikin saya jadi pusing.

Ditambah lagi tentang fanfic. Makin pusing dah saya.

Oh ya, karena ini pertama kalinya saya bikin cerita fiksi penggemar. Mohon di maafkan kalo acak-acakan.

.
.
.

Sedikit penjelasan gengs;

Karena saya bikin murid 3E sebagai pembunuh yang udah profesional. Saya bikin karakter murid di 3E, udah saling kenal dan udah di didik dari pas mereka di pertengahan sekolah dasar. Soalnya gak logis, kalo dalem satu tahun mereka udah jadi pembunuh pro, mwehe.


.
.

Sejujurnya saya gak pede bikin fanfic. Karena itu—

Bisa kalian komen soal pendapat kalian tentang cerita ini?
.
.

Jan lupa vote dan comment. Sekian.

.
.
.

©Yukaellroux
~ 28 Mei 2021 ~

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro