Assassin Or Hero | 2

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Sudah satu minggu terlewati. Kabar tentang adanya sekelompok manusia yang datang dari dunia lain tersebar dengan cepat. Tentu saja, yang mengetahui hanyalah dari pihak Yuuei, keamanan publik, Pro hero tertentu, dan berbagai petinggi atau pemimpin yang ada di dunia.

Perdebatan dari para pemimpin dan Pro hero pun tak bisa di hindari. Segala pro dan kontra mereka diskusikan. Terlebih setelah para ilmuwan menyatakan jika mereka ingin meneliti tubuh dari murid kelas 3E. Menganggap jika manusia dari dunia lain adalah sesuatu yang tak biasa. Sesuatu yang mungkin akan membahayakan dunia mereka.

Tentu saja itu disangkal oleh ketiga guru yang mengajar di kelas pembunuhan. Menganggap ucapan mereka bukanlah bagian dari kecemasan akan kehancuran yang akan disebabkan oleh kelasnya. Tetapi di anggap sebagai alibi karena sesuatu yang datang dari dunia yang berbeda akan memuaskan rasa penasaran ilmuwan yang gila itu.

Sebagian dari mereka menganggap jika 'mereka' yang datang dari dunia lain adalah alien. Dengan tampang Koro-sensei yang tak biasa, adalah hal yang wajar jika mereka menyebutnya sebagai alien. Tetapi berbeda lagi masalahnya jika itu ditujukan pada murid-muridnya.

Yang tentunya, memancing amarah dari Karasuma, Irina, dan paling utama, seseorang yang pernah dijadikan sebagai kelinci percobaan— guru tako mereka.

Tubuh kuning yang sering ditampilkan sang guru berubah menjadi hitam legam. Kulitnya yang terlihat licin mulai mengkerut. Suaranya berubah menjadi menyeramkan. Suasana yang sudah tegang berganti menjadi lebih tegang. Itu semua dikarenakan mereka yang membuat 'mereka' marah.

Dengan kecepatan mach 20, Koro-sensei sedikit mengacak dan mengacau tempat rapat dari pemerintah dunia yang sekarang.

Yaa, untuk ukuran tempat yang ia kacaukan. Kata 'sedikit' adalah hal yang tidak tepat. Karena gedung yang kini semua orang tempati sudah kacau dan terbilang hancur.

Pertempuran pun tak terelakkan. Berbagai Pro Hero, tentara, dan bahkan jet perang dikerahkan untuk melawan makhluk itu. Bukannya merasa kesusahan, gurita kuning itu malah membersihkan sampai jet perang yang dikirim menjadi berkilau.

Yang entah mengapa membuat mantan tentara itu teringat dengan situasi yang terjadi di dunianya dulu.

Tak sedikit pula orang yang dikerahkan untuk melawan Karasuma, Irina, maupun murid kelas 3E.

Dan pastinya, dalam waktu singkat, kemenangan absolut mereka dapatkan.

•••

Disclaimer :
.
Ansatsu Kyoushitsu by Yusei Matsui
.
Boku no Hero Academia by Kohei Horikoshi
.
Warning :

Fanfiction, Out of Character, Au, etc.
.
.

Original Story by Yukaellroux

.

~ Happy Reading ~

.
.
.

Di sebuah hotel paling bergengsi di Jepang. Para remaja yang masih menyandang status sebagai murid— sedang bersantai-santai.

Makan dan sesekali berbincang lalu saling melempar lelucon di sebuah restoran mewah yang juga bagian dari hotel.

Membuat beberapa pengunjung terpana dengan aura yang dipancarkan mereka.

Hawks yang baru muncul untuk melihat mereka pun sebenarnya terpana. Tapi tidak setelah ia mengingat kejadian setelah perdebatan di gedung rapat pemerintah dunia.

'Bagaimana bisa mereka bersikap seperti anak SMP biasa setelah melewati berbagai tes mengerikan itu? Dan parahnya lagi, tanpa quirk.'

Hawks menggedikkan badannya— berusaha untuk tidak peduli. Ia berjalan, menghampiri mereka. Menyapa mereka, "Yo, minna."

Mereka menoleh, dan lalu tersenyum (ada pula yang acuh) setelah mengetahui seseorang yang menyapa mereka.

"Hawks, ada apa?" tanya Nagisa.

Hawks duduk di meja yang dekat dengan mereka. Ia menjawab, "Aku kemari untuk menjemput dan mengantar kalian ke sekolah Yuuei."

"Oh, sekolah terbaik jebolan All Might si pahlawan no. 1 itu kan?" ujar Maehara.

Pahlawan dengan peringkat tiga itu mengernyit. "Kalian tahu?" tanyanya dengan raut bingung. Pasalnya baik Hawks dan pihak lain pun, sama sekali belum memberi tahu mereka tentang Yuuei. Sekalipun tempat dimana mereka mendarat memang di sekolah itu.

"Ritsu memberi data tentang dunia ini pada kami. Dan data tentang Yuuei pun ada di dalamnya. Itu sekolah yang beberapa waktu lalu menjadi tempat kami datang ke dunia ini, kan?"

Nakamura menunjukan ponselnya pada Hawks. Memperlihatkan Ritsu yang sedang berpose dengan dua jari membentuk 'V'.

'Aku sempat diberitahu jika salah satu murid adalah al artileri. Tapi tetap saja aku tak menyangka'

Melihat itu pun Hawks kembali tersenyum.

"Apa kita bisa pergi sekarang?"

"Ya~ Karena tak ada satupun barang yang kami bawa, dan hanya membawa badan saja. Kita bisa pergi sekarang."

Hawks dan semua murid 3E melangkahkan kaki. Bertujuan untuk pergi ke tempat sekolah yang terkenal itu.

Sampai lah mereka di lantai dasar, dan melihat ada salah satu bus diluar.

Satu-persatu para murid masuk ke dalam bus. Lalu duduk di bangku masing-masing.

"Ne, ne, Hawks-san. Apa kau tahu kemana para guru kami?" tanya Kurahashi.

Hawks menjawab, "Oh itu, Karasuma-san sedang mengurus beberapa hal di pemerintah, ia juga ditemani dengan Irina-san. Lalu guru kuning kalian, hal terakhir yang kulihat dia sedang memilah dan membereskan barang-barang yang terbawa ke dunia ini."

Suasana tiba-tiba hening. Baik Hawks dan para murid dari kelas 3E itu berdiam diri, sibuk dengan pikiran sendiri.

Sampai di satu waktu, Hawks menyerukan pikirannya. "Guru kalian itu benar-benar hebat. Karasuma-san sudah seperti monster, dia benar-benar kuat, aku bahkan tidak percaya jika dia hanya seorang guru. Irina-san juga, keahliannya tidak main-main. Dan lagi, guru kuning kalian. Dia itu anomali kau tahu? Dia bisa saja menjadi Hero terkuat di dunia ini, tapi saat kami menawarkannya untuk di perkenalkan sebagai pahlawan, dia menolak."

Sesaat mereka terdiam setelah mendengar perkataan Hawks tentang Koro-sensei. Seakan mengerti dengan alasan kenapa guru gurita mereka menolaknya.

Obrolan yang tak ada asik-asiknya terhenti. Kembali sibuk dengan kegiatan masing-masing.

Jarak antara hotel yang mereka tempati cukup jauh dengan sekolah Yuuei. Butuh sekitar satu jam lebih untuk sampai.

Dan dalam satu jam penuh itu. Sebagian dari mereka ada yang mengobrol. Ada yang melihat-lihat jalanan di sekitar. Ada yang tertidur. Ada pula yang sedang memainkan ponsel mereka.

Entah sedang bermain game atau memproses dan mencari data yang berguna dari Ritsu.

"Anosa, bagaimana jika Koro-sensei menjadi pahlawan? Aku tak bisa membayangkannya, jika itu terjadi." Yada berkomentar.

"Aku juga." Jawab Fuwa.

"Yaa~ Bisa dibayangkan saat kita berlatih ... Lalu mendengar berita jika Koro-sensei dikalahkan karena sang penjahat datang padanya sambil membawa dokumen yang berisikan kegiatan Koro-sensei yang sedang membaca majalah ero. Itu bisa menjadi pemandangan yang seru." Ujar Maehara.

Terdengar kekehan dari Karma dan murid yang lain, "Tashikani."

Lalu setelah itu, kebisingan memenuhi bus karena para murid tertawa keras.

— Assassin Or Hero —

Perjalanan dari hotel ke sekolah Yuuei berjalan dengan lancar. Kini semua murid berdiri di hadapan gerbang yang kokoh dan tinggi. Setelah puas, mereka melangkahkan kaki. Berjalan masuk ke dalam, menampilkan gedung tinggi yang besar. Mengingatkan mereka pada sekolah yang mereka tempati di dunia yang dulu mereka tinggali.

"Melihat ini aku jadi teringat dengan gedung utama Kunugigaoka." Kataoka berujar.

"Aku menjadi nostalgia." Tambah Kanzaki.

"Aku juga." Ucap anak-anak yang lain.

Akabane Karma. Si setan merah dengan segala karismanya— ralat.

Si setan merah dengan segala kejahilannya tertawa kecil. Geli dengan sikap teman sekelasnya. "Ya ampun, kalian ini dramatis sekali."

"Tutup mulutmu, Karma-kun!!"

Karma seseorang yang menjadi sasaran omelan dari para murid hanya menjulurkan* lidahnya. Merasa tak ada yang salah dengan kata-katanya

*A/n : saya kurang tau kata yang tepat buat nge-ekspresiin kelakuan Karma yang satu ini. Semisal ada kata yg lebih pas atau kata yang saya pakai ini lebih cocok, tolong di komen ya.

"Mari kita pergi. Semuanya telah menunggu di ruang rapat," ajak Hawks.

Baik murid dan Pro hero mulai menarik langkah, pergi ke arah ruangan yang akan menentukan nasib mereka ke depannya.

Butuh sekitar sepuluh menit untuk sampai ke ruang rapat dari halaman. Tidak seperti kebanyakan orang yang akan gugup saat mereka memasuki ruangan itu. Murid dari kelas pembunuhan itu bersikap santai, tak sedikit juga orang yang bersikap kelewat santai dan nyeleneh. Contohnya, Akabane Karma dan Terasaka beserta kawan-kawan.

Tikus putih yang adalah kepala sekolah Nezu berbicara.

"Hmm.. Semua orang yang bersangkutan sudah lengkap. Karena itu ...

"Mari kita mulai ..."

••••

Yo, Yo, saya update lagi..
.
Jangan lupa kasih bintang dan komen yak
.
Bye-bye

.
.
.

©Yukaellroux
~ 2 Juni 2021 ~

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro