Assassin Or Hero | 3

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Di ruangan yang kini sedang dijadikan sebagai tempat untuk rapat, Pro hero yang mengajar di Yuuei berkumpul. Tidak lupa juga dengan Koro-sensei beserta muridnya.

Mereka kini tengah mendiskusikan sebuah topik tentang 'kelas khusus' yang kedepannya akan di tempati oleh kelas 3E.

"Saya pribadi setuju dengan usulan tentang dibuatnya 'kelas khusus'. Sekalipun mereka adalah anak didik yang sudah terlatih. Sebagai wali mereka, saya masih mengkhawatirkan mereka terutama karena ini adalah dunia baru yang dipenuhi dengan manusia superpower. Dan dengan alasan ini, berbagai pelatihan serta pengembangan potensi yang mereka miliki masih harus dilaksanakan. Dan saya membutuhkan tempat untuk melaksanakan hal itu."

Koro-sensei berbalik melihat ke arah muridnya.

"Baik aku, Karasuma-sensei, dan Irina-sensei sudah menyetujui hal ini. Ini adalah sesuatu yang akan menjadi tempat kalian di masa depan. Karena itu, kami juga membutuhkan persetujuan kalian. Kalian di perbolehkan untuk berdiskusi sebentar."

Dengan berakhirnya kalimat yang Koro-sensei ucapkan. Semua murid kelas pembunuhan saling memandang. Dan seakan mengerti dengan tatapan mereka. Isogai, sebagai ketua menyampaikan keputusan mereka kepada orang-orang yang ada di ruangan ini.

"Koro-sensei, dan para sensei yang ada disini. Bisa beri kami waktu sekitar 10 menit untuk mendiskusikan ini di luar?"

Gurita kuning yang menjabat sebagai wali kelas sekaligus target pembunuhan itu mengangguk, "Tentu saja."

••••

Disclaimer :
.
Ansatsu Kyoushitsu by Yusei Matsui
.
Boku no Hero Academia by Kohei Horikoshi
.
Warning :

Fanfiction, Out of Character, Assassin, Hero, Action, Typo, etc.
.
.

Original Story by Yukaellroux

.

~ Happy Reading ~

.
.
.

Selama sepuluh menit- Isogai, Kataoka, dan semua murid di kelas pembunuhan itu berdiskusi. Memikirkan beberapa kemungkinan yang akan terjadi nanti. Dan dengan itu, banyak pertanyaan yang akan di ajukan sebelum menyetujui.

Diskusi selesai. Mereka masuk kembali ke ruangan itu.

Tikus putih memulai percakapan, "apa kalian sudah memutuskan?"

Isogai memandang anak-anak di kelasnya dan mengangguk. Lalu menoleh dan memandang orang-orang yang ada di depan.

"Sebelum memberi keputusan final. Kami ingin memberikan beberapa persyaratan untuk diajukan. Apa diperbolehkan?"

"Silahkan."

Ikemen-nya kelas pembunuhan itu mengambil napas terlebih dahulu sebelum berucap.

"Pertama. Kami tidak ingin terlalu dikekang dengan peraturan yang ada disini. Selagi peraturan itu tidak menghambat kami, kami akan mematuhinya.

Kedua. Kami hanya ingin di ajar oleh guru kami- Koro-sensei, Karasuma-sensei, dan juga Bitch-sensei. Tidak dengan guru yang lain.

Ketiga. Aku mendengar jika sekolah Yuuei memiliki jurusan pendukung yang berspesialisasi dalam pembuatan peralatan untuk membantu calon hero di sekolah ini. Berhubung beberapa dari kami adalah ahli teknisi, apa boleh kami mengajukan kerjasama dengan murid kalian untuk pembuatan peralatan itu."

Karena anak-anak dari kelas pembunuhan tidak ingin terlalu bergantung dan melenceng (terlebih karena mereka menyadari jika mereka hanyalah orang asing di dunia ini), mereka mengajukan persyaratan yang sedikit dan terbilang sederhana. Yah, walaupun ini hanya persyaratan yang hanya diberikan pada sekolah Yuuei saja.

Untuk pemerintah dunia, keamanan publik, dan Pro hero tertentu. Persyaratan yang diajukan berbeda. Tidak sedikit dan tidak sederhana. Karena para murid kelas pembunuhan dan para guru (minus Koro-sensei) akan membantu dan memenuhi misi yang diberikan pada mereka. Terlebih persyaratan yang mereka ajukan juga mereka diskusikan dengan ketiga guru yang selama ini mengurus mereka.

Mendengar persyaratan yang diajukan membuat beberapa guru yang memperhatikan tersenyum, begitu pula dengan kepala sekolah Nezu. Tikus putih itu sudah menduga tentang persyaratan yang akan mereka ajukan.

"Semua persyaratan yang kalian ajukan, kami terima.

Untuk yang pertama, karena kalian memang bukan murid resmi kami. Kalian tidak akan terkekang oleh peraturan dari pihak kami. Jadi tenang saja.

Yang kedua, karena sejak awal kalian sudah mempunyai guru dan pembimbing sendiri. Kami tidak akan ikut campur. Tapi jika di perkenankan, sesekali kami ingin guru kalian membimbing para murid kami nanti.

Untuk permintaan yang ketiga. Kami sangat memperbolehkan kalian untuk melakukan kerjasama dengan murid kami. Kami juga ingin kalian untuk membimbing murid kelas satu jurusan pahlawan kami."

Kalimat per kalimat Nezu ucapkan. Mengundang senyuman kecil dari pada murid.

Isogai kembali berbicara, "Ya tentu saja. Selama tidak menghambat pelatihan kami, kami bersedia membimbing murid kalian. Ide ini juga bagus untuk perkembangan kami nanti. Untuk ini, kami menerima keputusan tentang 'kelas khusus'."

Isogai berhenti dan tersenyum, lalu melirik ke arah Kataoka. Wakil ketua, untuk mengajukan pertanyaan.

"Ada satu hal yang ingin kami tanyakan. Selama beberapa waktu ke depan. Kami akan tinggal dimana?"

"Tentang itu. Untuk tempat yang akan kalian tinggali, akan diputuskan oleh pihak pemerintah dan keamanan publik saja. Tapi, untuk menghindari rasa penasaran yang akan terjadi nanti. Aku akan membuat asrama yang tak jauh dari gedung sekolah. Dan mungkin tak akan semewah yang akan di bangun mereka." Ucap Nezu.

Hawks membuka mulut, bermaksud melanjutkan kalimat dari Nezu. "Ya, tempat tinggal kalian akan dibangun di wilayah Yuuei. Fasilitas-fasilitas yang kalian minta kepada kami termasuk kamar pribadi akan diurus oleh pihak pemerintah. Dengan desain yang persis seperti keinginan kalian."

"Ah, iya. Sensei-san, kami dan pihak Yuuei juga sudah mengosongkan lahan untuk pelatihan mereka." ujar Hawks.

Koro-sensei dengan senyuman khas-nya berucap, "Ah, arigatou gozaimasu."

"Kalau begitu, karena kalian sudah menyetujui untuk masuk sebagai kelas khusus. Kalian akan masuk ke sekolah saat tahun ajaran baru akan di mulai. Sekitar tiga bulan dari sekarang."

Dengan pemberitahuan itu. Nezu memulai penutupan rapat yang diadakan. Dan setelah itu, semua orang bubar dan pergi ke arah tujuan masing-masing.

- Assassin Or Hero -

Di sebuah gedung kecil tempat mereka tinggal (Karena mereka akan memiliki kamar pribadi di fasilitas yang sedang dibangun, mereka meminta agar tempat tinggal yang dekat dengan sekolah di buat kecil saja). Para murid tengah bersantai-santai, usai menjalani pelatihan beberapa jam yang lalu.

Salah satu murid dengan mata produsernya berkata, "Aku tak menyangka pelatihan yang kita jalani sepuluh kali lebih kejam dari pelatihan kita sebelumnya."

"Walaupun masih terbilang mudah untuk kita, tapi tetap saja rasanya membuat kita lelah." komentar Kimura, si pelari paling cepat di kelas pembunuhan.

Karma tertawa kecil melihat beberapa temannya yang sedang mengeluh itu. Padahal menurutnya, pelatihan yang ia jalani tidak ada apa-apanya. Dan sangat mudah untuk dijalani.

"Nagisa yang fisiknya lemah saja tidak mengeluh tuh. Berarti pelatihan kita saat ini sama mudahnya dengan latihan yang kita jalani di dunia dulu."

Mendengar hal itu, semua anak laki-laki mulai protes dengan ucapan Karma. "Itu karena kau dan Nagisa berbeda dengan kami-!!. Kalian itu paling berbakat dalam hal ini. Jadi diam saja!!"

Nagisa terkekeh melihat teman-temannya. Ia berdiri, lalu berjalan, bermaksud untuk keluar dari kamarnya dan ingin berdiam diri di luar.

Saat akan mencapai pintu keluar, sebuah suara menghentikan langkahnya. "Nagisa!!"

Shiota Nagisa. Seorang laki-laki yang memiliki potensi untuk menjadi seorang pembunuh itu menoleh. Mendapati Kayano, gadis yang memiliki rambut hijau menghampiri dirinya.

"Ada apa, Kayano?" tanya Nagisa.

"Iie, aku hanya merasa jenuh dan ingin pergi ke halaman depan. Dan kebetulan aku melihatmu."

Suasana hening saat mereka sampai dan duduk di teras. Tak berniat melanjutkan obrolan.

Baik Nagisa maupun Kayano. Mereka melihat ke arah bulan sambil bernostalgia tentang kehidupan mereka di dunia lamanya.

Kehidupan yang dipenuhi dengan suka duka. Tak lupa juga dengan semua moment yang mereka lewati.

Persaingan akademis dengan murid gedung utama di kunugigaoka, pelatihan tak masuk akal dari Koro-sensei, wisata bersama, dan berbagai misi yang mereka jalani. Setiap moment-nya berharga bagi Nagisa dan Kayano, dan mungkin anak-anak di kelas beserta ketiga guru.

"Aku terkadang selalu berpikir. Apa setelah kita masuk ke dunia ini, kita bisa keluar lagi." ujar gadis dengan nama asli Yukimura Akari.

Untuk sekilas, Nagisa menoleh pada Kayano, dan melihat lagi ke atas. Ia menjawab, "Aku juga. Aku sedikit tak suka dengan sistem yang ada di sini. Tapi walau begitu, aku menyukai dunia ini. Ya walaupun masih ada diskriminasi. Ahh, di dunia mana pun seperti nya diskriminasi akan tetap ada ya."

Tak terasa waktu yang mereka jalani di dunia baru ini sudah memasuki dua bulan. Dan dalam waktu yang terbilang tak sedikit itu. Nagisa, Kayano, dan semua murid kelas pembunuhan melatih mereka sendiri dengan sangat keras. Melatih otak, fisik, mental, dan melatih keahlian masing-masing (seperti Okuda yang mencoba belajar tentang kimia dan berbagai racun atau Yada yang memperhatikan sosialisasi masyarakat di dunia ini).

Suara aneh datang menghampiri, Nagisa dan Kayano yang sudah mengenali tentang suara itu menoleh. Mendapati Koro-sensei yang sedang berjalan ke arah mereka.

"Nurufufufu. Nagisa-kun, Kayano-san. Maaf jika sensei mengganggu waktu mesra kalian. Tapi hari sudah malam, gunakan lah waktu luang ini untuk beristirahat."

Warna merah merona terpampang di wajah kedua murid gurita itu. Merasa malu dengan ucapan sang guru yang mereka hormati.

Kayano berjalan mendahului keduanya sambil bergumam, "Apa-apaan dengan ucapan Koro-sensei itu. Huh!"

Nagisa menghela napas, dan pergi meninggalkan Koro-sensei yang terkekeh melihat kelakuan kedua muridnya itu.

Sambil melihat ke arah langit, Koro-sensei berucap. "Aku.. jadi merindukan-Nya."

••••

Kalo boleh jujur saya gak terima. Saya jadi kesel ngeliat adegan di atas. Maapin ges, tapi aku ni Karmagisa Hardshipper.

Apa saya bikin ff tentang mereka ya, Karmaxfem!Nagisa.

Yahh, liat saja nanti.

Penjelasan soal asrama :
Buat asrama yang dibuat gak jauh dari sekolah. Saya gak ngebayangin asrama itu kaya asrama buat murid Yuuei nanti. Tapi lebih ke penginapan kecil yang satu kamar bisa buat beberapa orang (kaya tempat penginapan pas Anak AC wisata dan ngejalanin misi di Kyoto). Jadi ya, suasananya kek penginapan bernuansa Jepang. Konyol memang. Tapi yaa, gapapa lah.

Jangan lupa kasih bintang dan komentar yak. Dan tunggu chapter selanjutnya. Sankyu.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro