Assassin Or Hero | 10

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Perbincangan serius mengenai serangan USJ beserta seseorang bernama Shigaraki berjalan dengan cukup lama. All Might, Midnight, para guru beserta seseorang dari pihak kepolisian mulai meninggalkan tempat, menyisakan Nezu si tikus putih serta Koro-sensei dengan wujud gurita kuningnya.

Ruangan yang tadinya terasa ramai seketika hening sampai pada akhirnya Kepala Sekolah Yuuei membuka suaranya.

"Sebagai Kepala Sekolah, aku sangat berterimakasih karena anak murid kelas khusus sudah membantu kami." Tikus putih itu terdiam sejenak, dan kembali berbicara. "Untuk seukuran remaja yang masih dalam pertumbuhan, mereka sudah sangat luar biasa. Jika bukan karena identitas yang wajib dirahasiakan. Aku ingin mereka menunjukan keahliannya untuk muridku pelajari."

"Terimakasih atas pujianmu, Nezu-sensei."

Nezu menatap Koro-sensei, lalu berucap, "ada suatu hal yang membuatku penasaran. Maaf jika pertanyaan yang akan kuajukan terlalu lancang, Koro-sensei. Sejak kalian menembus dunia ini dan melihat zona kami, kenapa kalian selalu menolak ajakan untuk menjadi pahlawan?"

Koro-sensei 'hmm' sambil terdiam. "Aku tak tahu apa alasan dari anak didik-ku dan kedua sensei lainnya. Tapi untuk alasanku sederhana. Jika pahlawan berada di zona putih dan penjahat ada di zona hitam. Berarti aku berada di zona abu."

Di waktu sekarang, aku tidak jahat juga tidak sepenuhnya baik. Karena itu, tidak pantas rasanya jika aku diperkenalkan menjadi seorang pahlawan." dan lagi, aku hanya ingin menjadi seorang guru yang bisa terus mengajari dan menjaga anak muridku yang sangat berharga. Sama seperti janjiku padanya.

Disclaimer :
.
Ansatsu Kyoushitsu by Yusei Matsui
.
Boku no Hero Academia by Kohei Horikoshi
.
Warning :

Fanfiction, Crossover, Out of Character, Assassin, Hero, Action, Typo, etc.
.
.

~ Happy Reading ~

.
.
.

"Festival olahraga ...?!"

"Aku jadi lupa kalau ini adalah sekolah."

Para murid berseru heboh, saat Aizawa mengumumkan pemberitahuan tentang event yang selalu diadakan oleh sekolah.

"Tunggu sebentar! Apa tidak bakal ada penjahat yang nantinya menyusup lagi ... ? Ini bakal baik-baik saja, bukan?" seruan lain muncul dengan suara yang terdengar khawatir. Wajar saja, beberapa waktu lalu, kelas mereka mengalami serangan dari pihak penjahat.

Aizawa bersuara, menolak perkataan salah-satu muridnya. "Justru sebaliknya. Karena barusan ada kejadian yang menimpa kalian, maka pihak sekolah yakin kalau event seperti ini bisa mengatasi krisis yang sudah berlalu."

Aizawa melanjutkan perkataannya. Ia juga tak lupa menjelaskan beberapa hal tentang rencana polisi yang ia dengar dan apa yang harus dipikirkan para muridnya. Ia juga memberitahu, bahwa event yang akan dilaksanakan bukanlah event yang bisa diberhentikan hanya karena para penjahat saja.

Festival olahraga yang diadakan oleh Yuuei adalah salah satu event olahraga terbesar. Di masalalu, memang 'olimpiade' yang dapat mencuri antusias para pecinta olahraga dari seluruh negeri. Namun sekarang, para penggemarnya sudah sangat berkurang. Dan yang telah menggantikan posisi olimpiade di jepang adalah festival olahraga yang diadakan oleh Yuuei.

"Para pahlawan papan atas dari seluruh penjuru negeri sudah pasti akan menyaksikan kita! Itu karena mereka akan men-scout kita!" ucap Yao-momo dengan sedikit serius.

"Ingatlah, waktu itu terbatas. Kalau berhasil membuat para pahlawan pro sadar akan keberadaan kalian, masa depan kalian sudah pasti akan cerah." ujar Aizawa.

Lalu ia melanjutkan ucapannya, membangkitkan gairah para muridnya. "Ini adalah kesempatan sekali dalam setahun kalian ... Dari total kesempatan kalian adalah tiga kali. Kalau kalian ingin menjadi pahlawan, ini adalah event yang tidak boleh kalian lewatkan!"

.
.

Istirahat Siang

"Maksudku, aku tahu kalau bakal diadakan, tapi ... " ujar Sato.

Dengan penuh antusias, Kirishima berucap, "Rasanya, aku jadi semangat."

"Jika kita berjuang dan berhasil mencuri perhatian pahlawan pro, masa depan kita akan cerah!" ujar sero tak kalah heboh.

Midoriya beserta Iida yang tak jauh dari mereka berkata. "Wow, semuanya sangat bersemangat ... "

"Bukannya kau juga begitu? Kau masuk ke Yuuei untuk menjadi seorang pahlawan, jadi tidak ada salahnya bersemangat!!"

"Cara memberi semangat Iida sangat aneh." Tsuyu berkomentar.

Midoriya yang mendengar ucapan Iida pun membalas. Tapi, sebelum sebelum menyelesaikan ucapannya, Uraraka, dengan raut wajah yang berbeda dari biasanya, mengalihkan perhatian kedua laki-laki itu.

"Deku-kun, Iida-kun ... "

" ! "

Dengan menampilkan raut wajah yang sangat tidak Uraraka sekali, gadis gravitasi itu berucap dengan serius. "Ayo hancurkan.  Festival sekolah itu."

""Whoa, Uraraka, wajahmu! Wajahmu!!""

"Ada apa dengannya? Uraraka seperti, bukan Uraraka saja."

"Semuanya!! Aku!! Akan!! Berjuang!"

Dengan raut wajah serta gerakan penuh semangat yang menggebu-gebu. Gadis itu berucap dan mengundang antusiasme sebagian para murid kelad 1A.

****

Hari festival

Hari yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba. Dengan semangat yang membara, para murid melangkah memasuki arena layaknya seorang ksatria.

Present Mic memulai dengan beberapa kalimat pembuka. Dilanjutkan oleh Midnight yang berperan sebagai wasit, untuk menjelaskan beberapa hal.

Tak lupa memanggil si pemilik quirk ledakan untuk maju dan berpidato sebagai perwakilan. Ia berucap, "Aku ... akan menjadi nomor satu!!" yang tentunya menuai banyak teriakan dari para murid. Dan dengan selesainya sambutan itu, Midnight memulai event dengan semangat.

"Jadi, mari bersiap ...

Ucapan itu membangkitkan rasa persaingan para murid.

... MULAAAAAAI!!"

— Assassin Or Hero —

Beberapa waktu kemudian, di tribun tempat kelas khusus menonton.

"Bagaimana dengan jalannya festival?"

"Sial, aku terlambat!!"

Terlambat datang, beberapa murid kelas khusus mendesah kecewa. Mereka menoleh pada laki-laki berambur hitam— Isogai yang menjawab pertanyaan.

"Kalian terlambat, festival sudah mencapai akhir. Tapi beruntungnya, kalian tidak melewati yang satu ini," jawabnya sambil melihat pertandingan antara Midoriya dan Todoroki.

Setelah beberapa menit berlalu, seseorang bersuara.

"Menurut kalian siapa yang akan menang dari mereka?" tanya Maehara.

"Kupikir ... mungkin Midoriya?" jawab Terasaka dengan ragu.

Okajima yang biasanya hanya berbicara seputar hal mesum berkomentar, "aku sependapat dengan Terasaka, tapi mungkin juga Todoroki yang akan menang, dia cerdas dan quirknya kuat. Dan, apa hanya perasaanku saja quirk yang dimiliki Midoriya mirip dengan All Might?"

"Iie," spontan, murid kelas E yang menonton, menoleh ke arah Takebayashi. "Quirk yang dimiliki oleh Midoriya memang kuat, tapi tubuhnya tidak sepenuhnya bisa beradaptasi dengan kekuatannya yang besar. Dan lagi, sekali lihat pun kalian sudah menyadarinya 'kan? Dia tidak bisa mengendalikan quirknya. Jadi kurasa, di pertandingan ini yang akan menang adalah Todoroki."

Dan kalimat yang Takebayashi ucapkan terbukti benar. Karena setelah ia mengucapkan itu, ledakan besar datang dari bentrokan kekuatan yang dikeluarkan Midoriya dan Todoroki. Setelahnya, pertandingan berakhir dengan kemenangan si pemilik manik heterokromia.

****

Setelah nonton Ansatsu untuk kesekian kalinya. Saya jadi ngerasa Asano sama Karma cocok juga. Tapi walo gitu, saya masi Karmagisa hardshipper. Karena Karma tuh gada jiwa ukenya gais, dia tuh dominan asli.

Jadi, karena Karma kepunyaan Nagisa, ASANO BUAT SAYA AJA. AHAHAHA.

Btw, jangan lupa kasih bintang dan komen ya, (gratis kok). Dan nantikan chapter selanjutnya.

Bai Bai

Sankyu

Yukaellroux
~10 Nov 2021~

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro