- Squid Game -

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Ini chapter spesial yang gada hubungannya sama alur cerita ya gais. Btw saya ga nonton filmnya, saya cuma mainin gamenya aja di roblox, jadi maaf kalo ada kesalahan dalam istilah atau semacamnya.
.
.
.

"Ne, Minna, apa kalian sudah menonton film yang akhir-akhir ini ramai dibicarakan?" ujar Kaminari dengan semangat.

Semua orang menoleh, tertarik dengan kalimat yang diucapkan Kaminari. Istirahat sejenak selepas selesai berlatih bersama kelas 1B, lalu membicarakan tentang sebuah film bersama mungkin akan menyenangkan. Karena itu, mereka semua bergabung dalam percakapan.

"Ooh~ film 'itu' kan? Yang menceritakan tentang permainan atau semacamnya?" tanya Kirishima memastikan.

"Kalau tidak salah namanya ..."

""Squid Game!!""

Uraraka, Hagakure, Ashido, dan beberapa murid lainnya menjawab dengan semangat.

"Terdengar seru, mari kita mainkan besok."

Iida selaku ketua kelas, dengan gaya robot berucap, "kalau begitu aku akan meminta izin pada Aizawa-sensei." setelah itu dia beranjak dari tempat dan bergegas menuju tempat berdirinya Aizawa, Vlad, dan Koro-sensei yang sedang berbincang.

Kendo, yang juga merupakan ketua kelas juga bergegas meminta izin untuk kelasnya. "Iida-san, tunggu aku ikut."

.
.

"Sensei!!"

Panggil Iida dan Kendo bersamaan, membuat sang guru yang dipanggil menoleh.

"Ada apa?"

"Sebelumnya, maaf menganggu pembicaraan sensei. Kami ingin meminta izin. Besok, kami ingin memainkan sebuah game yang akhir-akhir ini ramai dibicarakan, sambil berkompetisi. Apa boleh kami menggunakan lapangan untuk dijadikan tempat bermain game?" tanya Iida mewakilkan dengan Kendo yang mengangguk membenarkan ucapannya.

Aizawa dan Vlad berpandangan sebentar. "Apa yang kalian bicarakan itu tentang Squid Game?" tanya Vlad.

"Ha'i, sensei."

"Baiklah, tapi hanya sampai jam 3, tidak lebih dari itu," Aizawa memutuskan.

Koro-sensei yang sedari tadi diam mendengarkan mulai terpikirkan sesuatu.

Ia berucap, "Iida-kun, Kendo-san, apa boleh kelas khusus bergabung dalam permainan itu? Hanya sebagai penembak dan penjaga di stage pertama."

Iida dan Kendo saling melirik, lalu memandangi anak-anak dikelasnya. Seakan mengerti dengan tatapan dari dua ketua kelas, mereka mengangkat ibu jari mereka, tanda jika mereka menyetujui.

Iida dan Kendo tersenyum dan secara bersamaan mereka menjawab, "ha'i!!"

****

~ Assassin Or Hero ~
— Special Chapter —
.

'Squid Game'
.

Disclaimer :
.

Ansatsu Kyoushitsu by Yusei Matsui
.
Boku no Hero Academia by Kohei Horikoshi
.

Original Story by Yukaellroux
.

Happy Reading
.
.
.

Pada hari Minggu, dengan langit yang cerah. Dengan udara pagi yang segar, semua murid yang akan memainkan game— satu-persatu mulai berdatangan.

Okajima, yang mendapat beberapa tugas dari sang wakil ketua memperhatikan murid kelas 1A dan kelas 1B yang satu-persatu mulai berdatangan.

Sepuluh menit kemudian, anak yang sebelumnya belum datang kini telah tiba, dengan baju kepahlawanannya. Okajima yang memang sudah meminta tolong pada Iida dan Kendo untuk menganggap ini sebagai latihan dan meminta mereka menggunakan baju pahlawan mereka, mulai berjalan menghampiri mereka.

Okajima melihat-lihat para murid, sebelum Mineta mencuri perhatiannya.

Sedikit kesal, ia mengikuti arah pandang Mineta. Sedetik kemudian, wajahnya memerah, melihat pakaian yang dipakai perempuan kelas 1A.

Dengan wajah mesumnya, ia memperhatikan perempuan itu, sungguh perbuatan yang cabul sekali.

Bakugou, si bom berjalan mulai kesal, dan berkata dengan kejamnya. "Oi, hage!! Cepat bicara, sebelum aku ledakan wajah bodoh mu itu."

Okajima tersentak, menyeramkan! Ya, walau Kataoka lebih menakutkan, pikirnya.

Sedikit panik, ia bergegas berbicara. "Ekhem! Sebelumnya, terimakasih banyak sudah mengizinkan kami bergabung. Dalam game ini kami hanya ikut di stage pertama saja sebagai juri. Selanjutnya, akan di beritahu di tempat bermain."

Selesai berbicara, ia mengajak mereka ke lapangan di mana mereka akan melaksanakan permainan pertama.

Pagi itu, Okajima berjalan terlebih dahulu dengan santai, tanpa tahu bahaya yang akan menimpanya karena melupakan tugas penting yang diterimanya.

***
"Are, kenapa banyak orang disini?" tanya Mineta terheran.

Tidak hanya Mineta, sebagian murid di kelas A dan kelas B pun terheran. Bagaimana tidak? Mereka melihat berbagai wajah yang sudah tidak asing lagi. Seperti Shinsou dari kelas umum dan Hatsume dari kelas pendukung.

Midoriya dan Uraraka yang benar-benar penasaran menghampiri Hatsume. "Hatsume-san, kenapa kalian ada disini?"

Hatsume berbalik, "Oh~! Midoriya-kun! Selepas pelajaran kemarin, kami semua menemukan sesuatu berwarna coklat ada di meja kami, kami menduga ini adalah semacam tiket undangan seperti di film itu. Waktu kutanya pada guru, mereka tidak berkomentar."

"Tiket?! Apa ada yan—"

Sebelum menyelesaikan ucapannya, seseorang berteriak.

"Kepala Sekolah?!" ucap Awase.

Mendengar itu, seketika murid menoleh pada tikus putih, selaku kepala sekolah mereka.

"Murid-murid, maafkan aku yang ikut campur pada kegiatan yang seharusnya hanya kalian yang bermain. Kemarin aku mendengar dari Aizawa dan Vlad jika kalian akan mengadakan sebuah permainan. Karena itu aku merasa kenapa tidak semua anak kelas satu mengikutinya. Permainan akan semakin ramai jika banyak pemain kan? Apa kalian tidak keberatan?" tanya Nezu.

"Ah, iie, kami tidak keberatan. Kami~ hanya sedikit bingung."

Nezu tersenyum dan berucap, karena banyak peserta aku meminta para staff untuk menyiapkan tempat, nikmatilah.

.
.
.

Koro-sensei membuka suara. "Yosh, kurasa semua yang ada disini sudah mengetahui game apa saja yang akan di mainkan. Jadi, sebelum dimulai, sensei akan memberitahu beberapa hal terlebih dahulu. Di permainan yang pertama, yang akan menjadi penjaga adalah Ritsu-san—

"Halo, minna!! Mohon bantuannya ya!" dengan tubuh kotak-Nya, Ritsu menyapa di kejauhan.

—lalu murid di kelas khusus yang akan menembak. Dan di permainan ini, kami mengizinkan kalian menggunakan quirk, asal tidak menyerang peserta lain. Sekian."

Gurita kuning itu menyudahi kalimatnya, lalu menyingkir tanda permainan akan segera di mulai. Baik kelas 1A, 1B maupun kelas lainnya, satu per satu dari mereka mulai berbaris.

Lampu merah muncul pada tubuh Ritsu (Kotak Moe). Para murid mulai bersiap-siap untuk berlari.

Green Light —

Tepat setelah lampu hijau muncul, mereka berlari dengan beberapa menggunakan quirk, seperti Bakugou dengan quirk ledakan, Todoroki menggunakan esnya, atau Iida dengan keunikan 'Engine'-Nya.

~'Kukuma kuci tiang semnida'~

A/n ; Aduh gais maap banget kalo lirik lagunya kek gini. Saya ga nonton filmnya, dan emang saya dengernya kaya gini nder. Trus waktu dapet ni ide, saya langsung ketik dan ga riset dulu. Makanya ngaco :v, maap ya.

Red Light

Dor! Dor!

Dor!

Dor! Dor! Dor!

Dor! Dor!

Suara suara terdengar dari senjata yang mengeluarkan peluru dan mengeliminasi pemain.

Banyak siswa dari berbagai jurusan yang terlempar keluar dari permainan.

Green Light

~'Kukuma kuci tiang semnida'~

Setelah banyaknya pemain yang tereliminasi, hampir seluruh pemain berhati-hati dan memperhatikan quirknya.

Waktu permainan kian menipis, membuat beberapa orang mulai tidak sabar, seperti Bakugou.

'Kukuma kuci tiang semnida'

Suara ledakan terdengar, dan terlihat juga sebuah es menyebar secara vertikal.

"AHAHAHA, baru kali ini aku melihat persaingan antara bom dan dispenser." Suara terdengar di alat komunikasi milik kelas pembunuhan.

Sebagian anak kelas 3E terkekeh mendengar penuturan Karma yang terlalu jujur.

Nagisa berkomentar, "itu perkataan yang cukup kejam, Karma-kun," walau begitu Nagisa tetap terkekeh.

Lampu merah menyala, lalu suara tembakan terdengar di berbagai arah, mengeliminasi banyak pemain.

"ARRGHH!!! KUSO GA!!"

"Ahh, padahal sebentar lagi aku lolos."

Terdengar beberapa suara dari murid yang mengeluh karena tereliminasi.

"Oh?! Dia keluar," ujar Itona sambil menggerakan sniper miliknya dan fokus menembaki orang-orang yang terlihat bergerak.

"Siapa?"

"Bom berjalan. Ah, sepertinya alat pendeteksi ini harus ku tingkatkan."

Lampu hijau menyala, nyanyian khas terdengar. Di waktu yang kurang dari satu menit, semua murid yang bermain berusaha untuk menang.

Mari kita beralih ke salah-satu siswa.

"Tidak ada aturan yang melarang melepas pakaian pahlawan, 'kan?"

Disaat semua orang berlari dengan cepat, perempuan itu melepas sarung tangan dan sepatunya, lalu melemparnya.

Red Light

"Karena aku tidak terlihat, aku bisa berlari walau lampu sudah berubah menjadi merah. Maafkan trik licik ku, minna."

Perempuan itu berlari kencang dan beberapa detik kemudian ia sampai pada garis finish dan memakai kembali sarung tangan dan sepatunya.

Kembali beralih ke beberapa detik yang lalu.

Mimura dan Okuda, selaku murid kelas pembunuhan yang kerap kali mendapatkan tugas untuk mengintai, mendapatkan keanehan.

"Heh?! Kenapa ada sarung tangan dan sepatu yang melayang sendiri?" tanya Mimura.

Tak perlu banyak waktu bagi kelas pembunuhan untuk menemukan jawabannya. Sudah dapat dipastikan jika sarung tangan dan sepatu yang melayang dan mendarat di depan garis finish, adalah milik seorang murid dengan keunikan tembus pandang.

Dan disaat itu pula, setelah mendengar pertanyaan yang diajukan Mimura, Okajima merasakan bahaya mendekatinya.

"O.KA.JI.MAAAAA!!!!"

.
.
.

Hari itu, setelah teriakan marah dari murid kelas pembunuhan yang ditujukan pada Okajima. Juara pertama di permainan Green Light, Red Light adalah Hagakure.

Setelah permainan pertama selesai, juri digantikan oleh guru lain dan kelas pembunuhan kembali ke asramanya.

.
.

""OKAJIMAAA!!!""

Teriak beberapa murid kelas pembunuhan pada Okajima yang kini sedang diikat dan digantung di atas pohon yang tinggi.

Bagi sebagian murid kelas pembunuhan, untuk hari ini, tak ada yang lebih menyebalkan dari Okajima.

Dan bagi Okajima, selamanya, tak ada orang yang lebih menakutkan dari Kataoka.

"Aku 'kan sudah bilang, jangan masukan orang yang memiliki quirk tembus pandang atau menghilang!!" ucap Kataoka dengan frustasi.

"Ahh~!! Maafkan aku, tadi aku akan berbicara pada seseorang yang bisa tembus pandang. Tapi aku terlena dengan penampilan sek— hiihhh, maafkan aku, maafkan aku!!"

— Tamat —

Oke, saya tau ini gaje, gaje banget pokoknya. Tergaje dari pada chapter lainnya. Dahlah.

Jangan lupa vote dan komen ya, sankyu

Yukaellroux
~15 Oktober 2021~

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro