23. (Dihapus Sebagian)

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

"Perempuan itu bukan tanggung jawabmu, Dru! Subang itu masih berada di Indonesia, kabari saja keluarganya!"

Kalimat itu kembali terngiang di telinga. Kalimat yang kulontarkan beberapa tahun lalu manakalah Dru lebih memilih untuk merawat Friska di rumah sakit ketimbang pulang ke rumah.

Dan sekarang, hal serupa kembali terulang.

Aku menunggu kepulangan Dru dengan perasaan cemas karena ia tak bisa dihubungi, nyatanya ia malah berada di rumah sakit, menemani perempuan lain.

Layaknya Déjà vu ...

Haruskah aku menyeruak keluar dan menyusulnya ke sana? Menyetir layaknya orang gila? Seperti yang dulu?

"Ness? Nessa?" Panggilan itu terdengar berulang. "Kamu masih di sana?"

Menelan ludah, aku bersuara, "Bagaimana kamu bisa ada di sana bersama Friska?"

"Ceritanya panjang. Aku nggak bisa mengatakannya di telepon. Nanti saja akan kuceritakan semuanya kalau kita sudah bertemu. Oke?" Dru menjawab.

Aku menggigit bibir. Jawaban yang nyaris mirip.

"Dru ...." Aku memanggil dengan suara tercekat. "Katakan di rumah sakit mana kamu berada. Aku akan menyusulmu ke sana." Dan aku pun membuat keputusan yang sama. Seperti beberapa tahun yang lalu, kali ini pun aku akan melakukan hal yang serupa. Menyusul suamiku yang tengah menemani Friska, entah karena apa.

"Akan kususul," ulangku. "Aku nggak akan mundur."

***

Dru menarik diri lalu kembali menatapku dalam. "Ness, maaf kalau aku harus mengatakan ini."

Keningku mengerut. "Apa?" perasaanku dilanda was-was sekarang. Menelan ludah, pria itu berbisik, "Please, berhenti saja, ya. Yayasanmu, atau apapun yang berurusan dengan bantuan hukum, tolong limpahkan saja pada orang lain."

"Dru, please ...." Aku mengerang sembari menarik diri dari rengkuhan Dru. Pria itu kembali menahan tubuhku dengan hati-hati agar aku tetap berada di rengkuhannya. "Aku serius, Ness. Berhentilah mengurusi yayasan lagi. Tak bisakah kamu menjadi satu-satunya yang paling aman untukku?" Ia berbisik.

Aku kembali mengerang lirih. "Dru, please, jangan seperti ini ...."

Dan ketika tatapan kami berita, terlihat bahwa Dru serius dengan ucapannya. Ia serius memintaku berhenti mengurusi yayasan.

Seketika aku merasa putus asa.

***

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro