D e l a p a n

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

8. Perempuan pantas untuk dihargai

Pagi hari sekali, Kiara sudah memegang testpack di tangannya. Dengan kekuatan hatinya, ia masuk ke dalam kamar mandi dan mencoba mengeceknya.

Ia keluar. Menunggu beberapa menit untuk tahu garis itu akan bertambah atau tidak.

Ia memejamkan matanya. Saat membuka, hatinya mendadak hancur, air matanya tumpah begitu saja.

Benda itu terjatuh. Kiara menggeleng, "Gak mungkin," lirihnya tak percaya.

Kenzo yang baru saja pulang dari masjid dan akan mengambil minum di dapur, langsung dikejutkan dengan suara jatuhan itu.

Langkah kakinya mendekat. Diraihnya benda itu, kemudian menatapnya.

Kenzo bukan anak kecil yang tidak mengerti benda seperti itu. Di sana dengan jelas menunjukan dua garis.

Itu artinya … Kiara hamil.

Kenzo hendak menyimpannya ke saku celananya. Namun, hal itu kalah cepat dengan tangan Kenzie.

Yap, cowok itu baru saja turun dari tangga.

"Mau apa lo?" tanya Kenzie.

"Lo gak harus tanggung jawab sama ini, Bang. Gue tau semuanya, gue denger omongan lo sama Kak Ayla," kata Kenzo.

Tatapan cowok itu mengarah pada Kiara yang masih diam. Gadis yang sudah siap dengan seragam sekolahnya itu menunduk takut. "Lo, Kak. Jangan merasa jadi orang paling tersakiti, lo gak mikirin perasaan Abang gue?" tanya Kenzo.

"Dia harus tanggung jawab sama bayi lo itu. Lo jahat, Kak," sambungnya.

Kenzie menatap benda di tangannya. Matanya memanas, hatinya tak rela, tapi bayi di dalam kandungan Kiara tidak bersalah.

"Gue kasih uang tabungan gue semuanya buat lo, tapi tolong jangan minta pertanggung jawaban Abang gue."

Kenzie menarik lengan Kenzo agar berdiri di belakangnya. "Jangan ikut campur!"

"Apa? Kenapa? Dia itu jalang! Dianya aja yang mau-maunya disentuh sama cowok."

Plak

Itu bukan Kenzie, bukan juga Kiara. Tapi Ayla, gadis itu entah sejak kapan sudah menyaksikan.

Tangan Ayla mendarat sempurna mengenai pipi adiknya. "Sekarang gue tanya, kalau gue yang ada di posisi Kiara, apa yang mau lo lakuin? Ngejar cowok brengsek kayak David buat nikahin gue?" tanya Ayla.

"Kenapa nggak?" Kenzo menatap Ayla menantang.

"Setiap perbuatan, harus didasari sama tanggung jawab juga. Dan lo! Lo yang bikin ini semua jadi rumit, kenapa harus Abang? Kenapa lo malah jerumusin Abang lo sendiri?" tanya Kenzo menatap Ayla.

Ayla diam. Kenzo benar, ia yang membuat semua ini menjadi rumit. Andai saja ia langsung menghubungi Kenzie saat itu juga, semuanya tak akan serumit ini.

Ayla benar-benar pengecut, ia terlalu penakut.

"Cukup! Gue gak pernah masalah sama ini. Mau ini anak gue atau bukan, gue bakal terima Kiara gimanapun keadaannya."

Ayla dan Kenzo sontak menatap ke arah Kenzie.

Kenzie sudah sangat pusing selama sebulan ini. Jangan lagi! Jangan lagi mereka berdua menambah beban Kenzie.

"Lo yakin? Ngorbanin waktu main lo? Sekolah? Belum lagi media pasti bakal tau soal ini cepat atau lambat. Lo mau reputasi Papa hancur?" tanya Kenzo.

Kenzie menggeleng, "Lo tau? Apa yang bakal gue lakuin nanti, gak sebanding sama apa yang udah Kiara lakuin ke Ayla."

"Dia udah gak perawan! Come on, Bro!"

"Perawan ataupun nggak, semua perempuan pantas buat dihargai." Kenzie langsung menarik pergelangan tangan Kiara dan pergi begitu saja meninggalkan Kenzo dan juga Ayla.

Ayla diam di tempatnya. Apa keputusannya salah? Apa ia harus mencari David agar cowok itu bertanggung jawab atas Kiara?

Tapi … bukankah itu sama saja ia menjerumuskan Kiara pada lubang yang sama?

"Lo jahat, Kak. Lo pertaruhin masa depan Abang lo sendiri. Bukan cuman itu, gue yakin setelah ini keluarga kita tercoreng jelek di masyarakat. Bukan cuman sekitar sini, tapi satu Indonesia." Kenzo langsung pergi meninggalkan Ayla.

Ayla diam, gadis itu menunduk. Apa yang harus ia lakukan? Mengapa semuanya menjadi terasa serba salah?

***

Kiara menatap kosong ke arah jalanan. Kenzie mengajaknya ke tukang bubur. Ia yakin Kiara tak nyaman berada di rumah untuk saat ini.

Bubur di dalam mangkuk masih gadis itu aduk-aduk tanpa dimakan sedikitpun.

Tangan Kenzie terulur menggenggam tangan gadis itu, "Gue minta maaf."

Kiara menatap Kenzie.

"Gue minta maaf sama sikap gue ke lo selama ini. Lo tau? Lo itu terlalu sempurna, lo bikin gue iri."

"Lo bisa bikin Nyokap sama Bokap gue bangga sama prestasi lo di sekolah. Jujur, gue gak suka denger itu. Papa selalu bandingin gue sama lo," kata Kenzie.

Cowok itu menarik napasnya pelan, "Lo juga terlalu kuat, Ra. Lo selalu bersikap seolah semuanya baik-baik aja di depan nyokap lo."

"Lo juga—"

Kenzie menarik tangannya kembali. Cowok itu mengepalkan tangannya kuat.

Berusaha mengumpulkan segala keberaniannya untuk mengungkapkan apa yang selama ini ia rasakan. "Lo juga berhasil bikin gue jatuh cinta. Dan gue benci itu, gue benci karna gue gak pernah bisa ngomong itu secara langsung."

Kiara terperangah. Gadis itu menatap Kenzie tak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar.

Tangan Kenzie kembali menggenggam tangan Kiara, "Gue gak peduli sama semua yang terjadi, Ra. Izinin gue jadi Ayah dari anak yang lo kandung sekarang. Kita tutup rahasia soal anak lo rapat-rapat."

Kenzie mencium punggung tangan Kiara lembut. Ia menatap Kiara lagi, "Lo mau kan nikah sama gue? Gue mungkin belum punya apa-apa, Ra. Gue juga masih numpang sama orang tua, tapi gue janji, secepatnya gue bakal usahain biar kita bisa hidup berdua. Walaupun cuman kontrakan kecil, seenggaknya gue sama lo bisa hidup bahagia. Sama anak kita."

"Kita lewatin semuanya bareng-bareng. Lo mau, kan?" tanya Kenzie.

Kiara masih diam. Jujur hatinya tersentuh mendengar ungkapan Kenzie.

Ia kira, Kenzie benar-benar membencinya selama ini. Ternyata—tidak.

"Aku bukan cewek baik, Kak. Aku—"

"Hei … gue tau lo, lo bukan cewek kayak gitu. Gue gak masalah," potong Kenzie.

Kiara menunduk. Masih ada orang yang mau mengorbankan masa depannya hanya untuk gadis seperti Kiara?

Ayolah, ini seperti lelucon menurutnya. Tapi ini nyata, tapi jauh dari dalam lubuk hatinya Kiara merasa, Kenzie melakukan ini hanya karna ingin balas budi soal Ayla.

TBC

Alurnya gak sesuai ekspektasi? Okey, Makasih udah yang mau stay baca:)

Ada yang ingin disampaikan untuk Kenzie

Kenzo

Kiara

Ayla

See you!

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro