SPOILER MALAM LAKNAT (2)

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Malam masih terlalu dini ketika Malik terjaga dari tidurnya yang paling lena yang pernah dia rasakan sepanjang usianya. Tubuhnya benar-benar rileks luar biasa. Setiap inci sel dan saraf tubuhnya seolah tersegarkan dengan terpenuhinya hasrat ragawinya atas tubuh Rindu. Ya, berkali-kali bergumul dengan banyak perempuan, nyatanya hanya Rindu yang berhasil membuatnya merasa genap.

Ya, hanya Rindu.

Mengingat nama itu, mata Malik segera membuka lebar dan tangannya menggeragap mencari seseorang di sebelahnya. Laki-laki itu spontan melenting bangun ketika tangannya tak menemukan siapapun. Matanya yang tajam segera mencari ke seluruh penjuru kamar. Masih dalam keadaan full naked, laki-laki itu bangun hendak menyalakan lampu agar matanya leluasa mencari keberadaan Rindu, meskipun Malik tahu bahwa perempuan itu tak mungkin keluar dari kamar ini karena kuncinya dia sembunyikan.

Belum lagi Malik menggapai stop kontak di dinding, hatinya melega seketika ketika matanya menangkap sesosok tubuh yang tertidur di sofa bed yang ada di bawah jendela kamarnya. Malik tersenyum dan berjalan mendekati tubuh itu yang Malik yakin bahwa dia adalah Rindu.

Ya iyalah Rindu, memangnya siapa lagi perempuan yang beberapa saat lalu menjerit di kamar ini karena kebrutalan Malik menggempur pertahanan diri untuk menjaga kemurnian dirinya, yang akhirnya harus berakhir sia-sia, karena Malik dengan brengseknya berhasil menenggelamkan diri ke dalam kehangatan dan kelembutan tubuh gadis itu dengan perkasa, mengabaikan jerit kesakitan Rindu dan bahkan tertawa bahagia ketika mendapati bahwa dialah laki-laki pertama Rindu.

Malik menunduk ke arah Rindu yang tidur dengan gelisah. Tubuh gadis itu hanya mengenakan bathrobe yang tersedia di kamar mandi. Dan itu bathrobe Malik tentu saja. Rupanya gadis ini sudah ke kamar mandi setelah Malik selesai tadi.

Selesai?

Malik tersenyum miring ketika terlintas kata selesai, karena Malik benar-benar tak ingin malam ini selesai begitu saja. Maka dengan tenaganya yang masih saja penuh Malik membungkuk dan meraup perempuan itu untuk dibawanya ke atas ranjang kembali.

Rindu membuka matanya dengan keterkejutan yang kentara ketika Malik sudah meletakkan tubuhnya di atas ranjang. Perempuan itu hendak melenting bangun, tapi terhalang oleh keberadaan Malik yang membungkuk tepat di atasnya, menempatkan diri dengan posisi yang pas diantara kedua kaki Rindu, sementara kedua tangan Malik menyelipkan diri di antara jari-jari tangan Rindu dan memakunya di sisi kepala gadis itu.

"Mau kemana, Sayang?"

"Kamu?! Menyingkir segera dan aku akan keluar dari kamar laknat ini!" Rindu yang masih marah dan muak dengan Malik segera menyalak galak agar dia tak kalah aura dengan Malik.

Malik tertawa. "Ini kamarku kalau kamu lupa, Rin! Dan kamu tidak sedang dalam kapasitas untuk memerintah aku, apapun kondisinya."

Rindu sungguh ingin membunuh laki-laki ini kalau saja dia punya kesempatan dan kekuatan.

"Pergilah! Aku tak mau lagi kamu memperlakukan aku dengan jahat!" Rindu kembali mendorong laki-laki itu.

Malik tersenyum sinis. Laki-laki itu mendekatkan bibirnya ke dekat telinga Rindu dan berbisik dengan suara serak penuh penekanan.

"Tak ingin kuperlakukan dengan jahat? Andai saja kamu setuju untuk meninggalkan Fariz dan menjadi perempuanku satu-satunya, mungkin aku akan memperlakukanmu dengan jauh lebih baik. Dan kamu akan bisa menikmati penyatuan kita dengan jauh lebih nikmat dari yang kini bisa kau rasakan, Sayang," ujar Malik penuh pelecehan.

Napas Rindu mendengus marah. Tapi jelas Rindu tak ingin diinjak meski dia sadar bahwa posisinya sudah kalah dan hancur berantakan.

"Kau tahu? Aku tak pernah menyangka bahwa hanya seperti ini mental seorang Malik yang konon hebat dan digilai banyak perempuan! Karena yang bisa kau lakukan hanya menghancurkan perempuan dengan cara paling rendah yang pernah ada di dunia ini!" Rindu menggeram marah dengan terus berontak hendak melepaskan diri.

Tapi bukannya marah, Malik malah tertawa. "Kau pikir aku peduli dengan segala macam ocehan yang kau lontarkan? Tidak, Rindu! Aku tidak peduli! Karena yang penting bagiku adalah bahwa aku telah berhasil memilikimu sepenuhnya. Menikmati tubuhmu sesuka hatiku hingga kamu akan menyesal karena telah menolak tawaranku untuk menjadi perempuanku satu-satunya."

Dan kemudian yang dilakukan Malik adalah memiliki Rindu kembali dini hari ini. Memuaskan rasa dahaganya dengan menyatukan dirinya dengan tubuh Rindu, merasakan kehangatan dan kelembutan tubuh Rindu yang membuat jiwa raganya puas tiada tara.

Malam terus bergulir. Dan Malik masih terus menggempur kesombongan Rindu yang tetap tak mau hanyut oleh buaian nafsu yang ditawarkan Malik. Senikmat apapun, seindah apapun, Rindu akan mengabaikannya. Rindu tak akan membiarkan laki-laki itu tertawa karena berhasil membuai dirinya.

Tidak akan pernah!!!

* * *


Yang mau koment, berarti dia mengikuti Malik sejak awal update, hehee...


Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro