33rd

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Dari cara Aras bicara, Widya merasakan kesinisan. Ekspresi wajahnya tidak terlihat jelas, karena posisi Aras membelakangi cahaya lampu.

Widya tidak menyalahkan sikap Aras. Justru ia merasa sangat malu karena interaksi intimnya dengan Elang terekam jelas oleh Aras. Ia pun tidak akan membela diri, karena sudah pasti Aras tidak akan peduli dan tidak butuh penjelasan.

"Aku akan ingat itu baik-baik,"

Widya melepaskan sepatu dan meletakkan ke rak sepatu. Langkah cepatnya menjauhkan jarak dari Aras. Ia tidak yakin Aras dan dirinya akan mampu berkomunikasi tanpa terpancing kemarahan satu sama lain.

***

Widya tidak akan pernah bisa mengerti seberapa besar ia berkorban untuk pernikahan mereka.

Jika saja ia tahu akan jadi seperti ini, ia tidak perlu memutuskan Kalya.

Bagaimana mungkin ia bisa begitu bodoh, berharap Widya akan melihatnya sebagai suami.

Malah, Widya kembali bersama Elang.

Apa ia terdengar sedang menyesal?

***

Sebuah kotak delivery dari salah satu restoran fast food terbesar, diletakkan Aras di atas meja makan.

Ia berbohong mengatakan ia sudah makan malam. Tujuannya agar Widya tidak perlu dekat-dekat lagi apalagi sampai repot-repot mengusik kekesalannya lagi dengan menawarkan makanan.

Pesanannya berupa burger dan fried chicken mulai disantap. Dimulai dari burger yang sejak dibuka dari bungkusnya sudah mengundang rasa lapar.

Ia berpikir bagaimana bahagianya Widya berciuman dengan Elang, dan bagaimana Elang merasa menang karena melakukan penghinaan itu tepat di depan matanya.

Ia tahu Elang sengaja melakukannya.

Sejak dulu ia juga tahu Elang tidak menyukainya dan kerap menunjukkan ketidaksukaannya dengan melakukan tindakan yang bisa memancing kemarahannya.

Dan sekarang, Widya bersekongkol dengan Elang untuk melakukan perlawanan.

Seberapa kuat Widya dan Elang bersekongkol, ia akan menunggu waktu sampai batas maksimal hingga ia terpaksa membalas secara fisik.

Widya akan tahu bagaimana rasanya mencari masalah dengannya.

***

Pagi-pagi sekali Aras memulai aktivitas menyiapkan diri berangkat ke kantor. Selesai memakai kemeja, ia bergegas masuk dapur. Ia mencampur sereal cokelat dan susu hangat sebagai menu sarapan. Tidak ketinggalan secangkir kopi.

Widya mengambil langkah cerdas dengan tidak mencoba mengusik ketenangannya. Sekali saja ia memunculkan batang hidungnya, Aras akan memberikan pelajaran.

Lima belas menit berlalu, Aras meninggalkan dapur. Sarapannya diselesaikan secepat mungkin, menghindari kemungkinan bertemu Widya. Lebih baik mereka tidak bertemu dan bicara dulu sampai kemarahannya reda.

Aras menyambar kunci mobil seusai memakai sepatu.

Malam ini ia akan pulang larut malam.

***

Dapur dalam keadaan bersih saat Widya masuk. Namun keadaan dapur yang seakan seperti sediakala tidak dapat menyembunyikan fakta jika Aras baru saja masuk ke sana.

Sekalipun mangkuk dan cangkir kopinya sudah dicuci, namun jejak kotak sereal dan bungkus delivery fast food tertinggal di keranjang sampah.

Level kemarahan Aras sedang berada di puncak.

Namun Aras melakukan pelampiasan  bukan dengan memarahinya. Aras melakukan aksi senyap. Enggan berada dalam satu tempat dengannya.

Bahkan sarapan pagi itu pun ia siapkan sendiri.

Balasan seperti itu lebih buruk dari sikapnya yang biasanya. Batu itu kini mungkin jauh lebih keras dari sebelumnya. Jika ia mencoba melunakkannya, batu itu tidak akan pernah bisa meleleh. Ia akan tetap keras, sekeras hati Aras yang entah kapan bisa ia masuki.

Tidak akan pernah bisa.

Mau mencobanya pun percuma.

Setelah puas menghabiskan waktunya dengan merenung di dapur, Widya keluar dari sana tanpa membuat sarapan. Ia hanya sempat minum air putih dan sama sekali tidak makan. Rasa laparnya menghilang, menguap begitu saja. Mungkin ia akan mencoba membeli nasi kucing di angkringan yang ia lewati setiap berangkat kerja dan memakannya di basecamp.

Saat berjalan hendak meniti tangga, ia tiba-tiba teringat sesuatu. Untuk memastikan, ia melihat kalender meja di atas nakas.

Lusa adalah hari ulangtahun Aras.

Keluarga mereka pasti akan berkumpul bersama untuk merayakannya.

Sera mungkin akan menghubunginya untuk membuat semacam kejutan.

Apa yang akan ia lakukan?

***

Chapter depan minta diprivat oi! Siapin KTP! 😂😂😂😂😂😂😂😂

Just Kidding! 😄😄😄

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro