Bab 12 Kegundahan Hati

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Mobil Avanza putih memasuki pekarangan kediaman Abi Abdullah, setelah mengantarkan Adiba pulang kerumahnya dengan selamat tanpa kekurangan apapun Naufal langsung mengemudikan mobilnya untuk kembali ke rumah. hanya membutuhkan waktu kurang lebih empat puluh lima menit, biasanya dengan waktu setengah jam saja sudah sampai dirumah. Namun saat ini jalanan kota bandung di sore hari yang padat oleh pengguna jalan membuat kemacetan di beberapa titik.

Khanza yang melihat mobil Naufal berhenti di depan pintu rumah langsung keluar begitu saja tanpa mengucapkan terimakasih, Naufal hanya bisa mengusap dadanya sambil merampalkan istighfar atas perilaku adik kesayangannya itu.

Ummi yang baru saja menuruni anak tangga melihat kedatangan putrinya dengan raut wajah yang sedih, langsung saja wanita yang hampir menginjak umur lima puluh itu menghampiri putri kesayangannya.

"Loh, putri kesayangan Ummi ko mukanya terlihat sedih, ada apa sayangku ceritakan pada Ummi?" Tanya Ummi Zulaikha sambil mengusap pipi Khanza.

"Kha-khanza hanya lelah saja Ummi, kalau begitu Khanza mau ke kamar dulu untuk membersihkan badan sekaligus melaksanakan kewajiban sebagai seorang muslimah. Pamit ke kamar dulu ya Ummi, assalammualaikum," ucapnya lalu mencium punggung tangan kanan Ummi Zulaikha sebelum meninggalkan ruang keluarga.

"Sepertinya ada yang tidak beres dengan Naufal dan Khanza, sebaiknya langsung bertanya ke Naufal saja," ujarnya.

Sementara Naufal baru saja memasuki rumahnya setelah mengucap salam, kedua tangannya penuh dengan membawa goodiebag belanjaan yang dibeli oleh Khanza dan Adiba ketika mereka bertiga pergi ke Mall, peluh membasahi kening dan pipinya. Tidak membuat ketampanan lelaki itu hilang begitu saja, Ummi Zulaikha yang mendengar ucapan salam dari ruang tamu langsung menghampiri putranya itu.

"Waalaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh, abang, loh ko kamu malah yang membawa semua belanjaan Khanza. Kenapa engga minta bantuan mang Ujang aja sih, kesian kan jadinya anak tampan Ummi kelihatannya sangat letih. Kalau begitu Ummi buatkan minuman dulu ya," ujar Ummi Zulaikha lalu meninggalkan Naufal yang duduk diruang tamu.

Adzan magrib berkumandang dimasjid kompleks kediaman Abi Abdullah, mata Naufal yang baru saja terpejam langsung terjaga kembali ketika mendengar panggilan dari sang pencipta.

Banyak sekali keutamaan sholat tepat waktu yang didapat, salah satunya kebaikan yang banyak.

Berdasarkan hadist riwayat Ahmad, dari 'Abdullah bin 'Umar radhiyallahu 'anhuma, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mengingatkan tentang sholat pada suatu hari, kemudian berkata,


Arab: مَنْ حَافَظَ عَلَيْهَا كَانَتْ لَهُ نُورًا، وَبُرْهَانًا، وَنَجَاةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ، وَمَنْ لَمْ يُحَافِظْ عَلَيْهَا لَمْ يَكُنْ لَهُ نُورٌ، وَلَا بُرْهَانٌ، وَلَا نَجَاةٌ ، وَكَانَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مَعَ قَارُونَ، وَفِرْعَوْنَ، وَهَامَانَ، وَأُبَيِّ بْنِ خَلَفٍ

Artinya: Siapa saja yang menjaga sholat maka dia akan mendapatkan cahaya, petunjuk dan keselamatan pada hari kiamat. Sedangkan, siapa saja yang tidak menjaga sholat, dia tidak akan mendapatkan cahaya, petunjuk dan keselamatan. Dan pada hari kiamat nanti, dia akan dikumpulkan bersama dengan Qarun, Firaun, Haman, dan Ubay bin Khalaf.

***

Ditempat lain seorang wanita tengah duduk disalah satu bangku restoran yang ada di Cihampelas walk, siapa lagi kalau bukan Fransiska. Perempuan itu tengah menunggu salah satu anak buahnya, merasa dipermalukan oleh Nathan dan teman-temannya membuat Fransiska memutuskan untuk membalas dendam terhadap perilaku mereka.

Senyuman Devils terlukis di wajahnya, rencana jahat sudah ada di dalam benaknya. Sudah saatnya untuk membuat Nathaniel jatuh kedalam pelukannya, selain untuk menguras semua hartanya. Fransiska ingin membuat Nathan bertekuk lutut padanya, seorang lelaki dengan memakai pakaian serba hitam duduk di depan Fransiska.

"Kamu telat lima menit Fathan, kamu sudah berapa lama bekerja dengan saya ? Bukankah sejak dulu saya paling tidak suka yang namanya menunggu!" Pertanyaan demi pertanyaan terlontarkan dari bibir manis Fransiska.

"Maaf bos, jalanan sore ini sangat macet. Dan sebelum kesini, saya disuruh dulu oleh ibu anda untuk mengantarkan beberapa berkas penting ke kantor."

"Baiklah untuk saat ini kamu saya maafkan, lain kali jika masih melakukan kesalahan yang sama apalagi sangat fatal jangan harap saya akan tetap memakai jasamu. Lebih baik saya menyuruh James untuk rencana besar ini," ujarnya.

"Lain kali saya tidak akan mengecewakanmu bos, sekarang katakan tugas apa yang harus dikerjakan ?" Tanya Fathan sambil menatap mata Fransiska yang sedang membahas rencananya itu. Fathan hanya menjadi pendengar, ini bener-bener gila.

****

Nathan baru saja sampai di kediamannya, seluruh penjuru rumah terlihat sangat sepi. bagaimana tidak, Mommy dan Daddy-nya pasti masih di kantornya masing-masing sedangkan adik bungsunya Grace pasti saat ini masih diperjalanan pulang dari tempat les biolanya.

Lelaki itu langsung memasuki ke dalam rumah, tujuannya saat ini adalah kamar Nathasya. Sepertinya malam ini lelaki itu akan menghabiskan malam panjangnya dengan tidur dikamar itu.

Aroma pengharum ruangan kesukaan Nathasya langsung masuk ke rongga hidung Nathan, selama ini Nathan memang selalu menyuruh pelayan untuk membersihkan kamar itu dan mengganti pengharum ruangan ketika sudah abis.

Nathan berjalan menuju tempat tidur Nathasya, matanya menelusuri setiap isi ruangan ini. Tata letak bahkan interior kamar ini sama sekali tidak diganti sejak kepergian Nathasya, hanya seprainya saja yang diganti setiap dua Minggu sekali. Nathasya memang pecinta warna pastel, Nathan meraih boneka gajah kesayangan kembarannya itu.

"Andai kamu masih disini, mungkin saat ini kita sedang menghabiskan waktu berdua bersama. Sejak kepergianmu, Daddy jadi penggila kerja. Selalu lembur tiap hari tanpa ingat waktu, tidak ada lagi yang cerewet ketika Daddy telat pulang kerumah. Tidak ada lagi suara cempreng ketika Daddy membelikan ice cream kesukaan kita, Niel sangat rindu kepadamu Thasya," lirihnya dengan nada sedikit tertahan karena Isak tangis.

Nathan memang lemah ketika mengingat kebersamaannya dengan Nathasya, tidak pernah terpikir dalam benak Nathan jika dia harus ditinggal begitu cepat oleh Nathasya. Jika boleh memilih lebih baik dirinya saja yang tiada dari pada Nathasya kesayangannya, dunianya sekarang sudah hancur. Separuh hatinya telah pergi, dalam hatinya saat ini hanyalah api dendam terhadap ibu kandungnya sendiri.

***

Seorang gadis baru saja selesai menjalankan ibadah solat Magrib di dalam kamarnya, sudah hampir satu jam hujan masih enggan untuk berhenti walaupun sebentar saja. Seakan langit tahu jika saat ini hati Khanza sedang gundah, setelah sampai rumah sebelum magrib Khanza memang langsung memasuki kamarnya.

Setelah melipat mukena dan sajadah yang baru saja dipakainya, dia langsung berjalan kearah saklar lampu. Hanya dengan satu sentuhan lampu kamar Khanza mati, dibukanya gorden kamar Khanza. Langit malam saat ini sangat indah walaupun turun hujan, Khanza membuka laptopnya dan mulai melakukan aktivitas yang membuatnya sedikit melupakan pertemuan dia dengan Nathaniel.


Khanza membuka YouTube dan mencari lagu kesukaannya, mungkinkan mendengarkan lagu dan mencurahkan isi hatinya dengan cara mengetik di aplikasi word mungkin akan lebih menenangkan hatinya saat ini.

Ting.. Ting..
Bunyi notifikasi masuk dari ponsel Khanza, namun ia masih enggan untuk membuka ataupun membalas pesan tersebut.

OSIS SMAN 3 Bandung

Ketos Firdaus : "Adiba dan Khanza sudah berapa persen bingkisan untuk acara ?

Dan untuk Yusuf susunan acara jangan lupa, lokasi udah fix ditempat panti asuhan yang di rekomendasikan sama Bu Nilam kan ?"

Adiba : "Semuanya udah beres, barang-barang untuk hampers anak-anak panti sudah Adiba dan Khanza beli.
Atau mungkin ada tambahan barang lainnya yang harus dipersiapkan oleh Nizam dan team ?"

Nizam : "Lah, kenapa jadi Nizam.
Kan yang satu bidang sama Adiba itu Yusuf iya engga 😂😂..

Woy Yusuf jangan diam-diam Mulu, mentang-mentang Khanza off data 😝."

Fitri : "Si Nizam suka bener ucapannya 😂😂.

Yusuf jangan diem Mulu woy, jangan bilang Yusuf lagi sama orang tuanya Khanza nih lagi bahas sesuatu 🤣🤣."

Adiba : "Firdaus, nanti Adiba kirim potonya ya untuk bingkisan anak yatim-piatu. Soalnya ini baru beres masukin hadiah tambahan untuk mereka dari dana bidang 1."

Yusuf : "Astagfirullah, awas aja Nizam dan Fitri besok jangan harap bisa ketawa lagi 😡🤬🤬."

Khanza hanya membaca notifikasi yang ada di layar utama ponselnya, ada sedikit hiburan saat membaca pesan tersebut. Jika saja mereka ada dihadapannya mungkin saat ini Khanza bisa melihat raut malu dari Adiba dan Yusuf, tapi bagaimana dengan hati Nizam ya saat ini. Apakah lelaki itu masih mencintai Adiba atau tidak, eh tapi kenapa dia yang pusing memikirkan kisah cinta segitiga Sahabatnya itu.

Fitri : "Ampun, calon suaminya Khanza ngamuk nih, Zam ! 🤣🤣🤣"

Nizam : "Ade takut bang, jangan marah-marah gitu. Awas nanti kalau marah cepet tua, kesian kan Khanza kalau suaminya malah udah tua sebelum waktunya 😂😂😂."

Ketos Firdaus : "Si Nizam suka jujur jadi orang 🤣🤣🤣...
Suf, ko mau sih temanan sama Nizam 😂😂. Awas ikut sengklek loh kalau main sama dia terus 😂😂."

Yusuf : "Terpaksa temenan sama dia juga 🤣🤣,, kalau kaga inget tragedi dulu mah 😂😂, iya engga zam ?"

Nizam : "Eh dodol lu, jangan bongkar segala woy. Awas aja tunggu pembalasan 😡."

Tatapan Khanza horor saat membaca kembali chat grup yang dikirim oleh Fitri dan Nizam, kenapa saat ini dirinya yang dibawa-bawa bersama Yusuf. Ah sial, ini nanti akan ada kesalah pahaman antara dirinya dan Adiba. Mulut lemes Nizam bener-bener emang, andai kalau Nizam itu perempuan udah Khanza aniaya tuh seluruh badannya.

Eh tapi nanti malah masuk ruang BK lagi, kan Khanza udah pengen jadi anak kalem selama kelas XII. Mungkin urusan Nizam lebih baik tidak usah diambil pusing, besok dirinya bisa menjelaskan ke Adiba jika perlu langsung jitak kepala Nizam saja. Khanza mengetikkan balasan chat grup tersebut.

Khanza Az-Zahra : "Eh, ada apa sih sampai 11 chat masuk dari grup ini. Maaf Khanza baru online, semua barang Alhamdulillah sudah siap. Mungkin tinggal angkut aja nanti H-1 acara kita bawa ke lokasi sekalian prepare persiapan, oh iya Yusuf jangan lupa nanti pembawa acara dan pembacaan ayat suci Alquran + artinya siapa ya ? "

Fitri : "Yusuf dan Adiba aja cocok tuh, apalagi kan Adiba selalu pakai kerudung syar'i duuhh cocok kalau dah kalian 🥺🥺."

Adiba : "E..eh.. apaan, mending Fitri dan Firdaus aja ya, jangan diba untuk kali ini ya 🙏🏼. Maaf semuanya."

Khanza Az-Zahra : "Setuju kalau Adiba dan Yusuf, lebih cocok kalian.

📨4pesan masuk belum dibaca.

Setelah membalas chat grup Khanza langsung mematikan data ponselnya dan meraih buku novel Habibie-Ainun yang menjadi salah satu kesayangannya, dalam kisah ini menceritakan perjalanan hidup presiden Indonesia pada masanya.

Banyak pembelajaran yang dapat Khanza ambil, selain cinta, kasih sayang, ilmu politik, mungkin diluar sana banyak anak-anak remaja seusianya lebih menghabiskan waktu membaca novel percintaan atau bahkan menghabiskan waktu bersama kekasihnya.

Namun tidak dengan Khanza, dia selalu menghabiskan waktunya di dalam kamar bahkan sehari bisa menghabiskan 1 novel untuk dibacanya. Setiap bulan Khanza selalu meminta dibelikan novel baru ke Abi atau abangnya Naufal, tapi dia juga selalu menyisihkan uang saku untuk membeli barang-barang yang dibutuhkan tanpa harus meminta pada kedua orang tuanya.

Saat tangannya membuka lembaran demi lembaran novel itu, matanya memanas saat membayangkan BJ. Habibie hidup diluar negeri bersama mendiang istrinya demi meraih cita-cita bahkan membuat bangga Indonesia, ingin sekali Khanza memiliki pasangan hidup seperti bapak presiden Indonesia itu.

bolehkah Khanza meminta pada sang pencipta, setiap orang pasti memiliki angan-angan. Namun saat ini yang harus Khanza lakukan adalah membahagiakan Ummi dan Abinya, dengan meraih prestasi belajar dan lulus dengan nilai yang sempurna. Khanza sudah memiliki tujuan setelah lulus nanti, tapi bagaimana dengan hatinya saat ini.

Apakah dia harus mengungkapkan isi hatinya pada Nathan, atau harus memendamnya saja. Mengapa harus ada perbedaan diantara keduanya, kenapa engga harus seiman dengan Nathan seperti halnya Yusuf. Lelaki itu jauh dari kata baik, tutur katanya, prilakunya, bahkan agamanya sangat baik. Beruntung sekali wanita masa depannya mendapatkan lelaki seperti Yusuf, tapi apakah dirinya akan beruntung juga seperti wanita itu yang memiliki pasangan hidup yang baik juga?

Cukup lama Khanza merenung sampai tidak sadar jika ketukan pintu terdengar dengan nyaring, Khanza menghapus tetesan airmata yang tidak sengaja terjatuh dari pipinya. Menormalkan kembali jantungnya dan nada suaranya, Khanza langsung berjalan kearah saklar untuk menyalakan lampu.

Saat lampu menyala berbarengan dengan pintu bercat putih itu terbuka, senyuman tulus dari wanita yang telah melahirkannya itu membuat Khanza sangat bahagia. Ia langsung menghampiri Ummi dan memeluknya dengan erat.

Finally bab 12 tuntas dengan 1907 kata 🤭🤭..

Banyak drama banget menyelesaikan bab ini 😁😁,, selain sibuk kerja dan sedikit keraguan untuk menuntaskan ini 😭😭😭

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro