bab 11 Merindukanmu

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

~Jika saja kamu masih ada di dekatku, ingin sekali ku ceritakan semuanya. Tentang aku dan dia, semoga kau tenang disana. ketika dunia kita sudah berbeda hanya doa yang selalu aku panjatkan untukmu.. Aku merindukanmu.. ~

Pelayan menata makanan pesanan mereka diatas meja, setelah tugasnya selesai langsung meninggalkan meja itu. Khanza mencengkram pisau dan garpu yang dipegangnya, kalau saja Khanza menghampiri lelaki yang bukan mahram pasti akan mendapat teguran langsung dari keluarganya. Apalagi saat ini sedang ada abangnya, bisa saja nanti lelaki itu langsung bilang pada sang Abi pasti akan tambah repot.

Nathan yang tengah asik berbincang dengan kedua sahabatnya tidak fokus pada sekelilingnya, mereka bertiga memutuskan untuk meninggalkan restoran tersebut. sebelumnya keluar restoran Dave menghampiri meja kasir untuk membayar bill, Nathan dan David menunggu di depan restoran sambil memainkan ponselnya masing-masing. 

Tatapan David tertuju pada wanita yang sangat dikenalnya, lalu menyenggol tangan Nathan. Nathan yang merasa tangannya disenggol langsung menatap sahabatnya dengan penuh tanya, David memberikan kode untuk melihat kearah meja sebelah kanan yang berada di depan restoran Justus Steak. Lidahnya terasa kelu ketika tatapan keduanya beradu, rasa bersalah memasuki relung hati Nathan. 

"Eh, itu Khanza sama siapa? bukannya dia belum punya pacar yah, ko akrab banget sama cowok itu?" tanya David. 

"Mungkin sahabatnya kecil, yaudah yuk cabut!" ajaknya. 

"Hei, tunggu lah Nat, kenapa engga coba untuk menghampirinya aja," elaknya.

"Lain kali saja, lagian besok juga disekolah bertemu." Nathan berjalan meninggalkan restauran itu tanpa memperdulikan kedua sahabatnya yang mengatakan sumpah serapah padanya. 

Memang salahnya sendiri terlalu membuka hati pada cewek manapun di sekitarnya, inilah akibat yang dibuat olehnya sendiri. Sakit memang tapi tidak berdarah, itulah yang saat ini Nathan rasakan. kilasan kebersamaan dengan Khanza memenuhi benaknya, apakah harus sesakit ini ketika melihat wanita yang dicintai bercanda gurau dengan laki-laki lain. jika iya, kenapa jatuh cinta harus sesakit ini.

Nathan sampai diparkiran basement, sementara dari kejauhan seorang wanita cantik berlari menghampiri lelaki itu. Dress berwarna hitam brokat tidak lupa ada corak bunga yang menambah nuansa elegan saat dipakai olehnya, lelaki manapun akan menatapnya dengan pandangan sulit diartikan.

Tangan kiri yang terbebas langsung meraih tangan Nathan yang akan meraih memegang gagang pintu mobilnya, senyuman dibibir tipisnya langsung terukir saat lelaki itu tidak menolaknya sama sekali. Sedangkan David dan Dave yang baru saja sampai di basement hanya bisa bersiul tidak jelas, maklum mereka saat ini seperti nyamuk kalau udah melihat orang bermesraan di depan mata mereka. Woyy ingatlah disini masih ada jomblo ngenes 😭😭.

Siapa lagi kalau bukan Fransiska, Daniel hanya bisa memutar bola matanya. Daniel dan David hanya bisa tersenyum sinis melihat kelakuan Fransiska yang terbilang cari perhatian dari Nathaniel, sudah jelas-jelas jika Nathan tidak sama sekali merespon perempuan itu.

"Nat, ini sudah waktunya kita balik kayaknya. Lagian besok harus ke gereja pagi-pagi sekali, ketemuan di tempat biasa ya biar bisa berangkat bareng-bareng," ucap Daniel dengan senyuman pada sahabatnya itu.

"Oke, nanti kabari lagi aja di grup. Lagian sekarang ada perlu dulu mau ke suatu tempat yang akan membuat hati ini lebih tenang," ucapnya lirih.

"Yasudah hati-hati dijalan, oh iya turunin aja itu cewek disebelah pas pertigaan lampu merah. Kayaknya udah cocok buat mangkal di sana," ledek David membuat mereka semua tertawa kecuali Nathan dan Fransiska yang memandangnya dengan tatapan sinis.

"Enak aja kalau ngomong, itu mulut engga disekolahkan bukan!" Ketusnya.

"Udahlah Sis, sekarang kamu masih mau disini atau pulang?" Tanya Nathan yang enggan menatap bola mata lawan bicaranya itu.

"Temenin nonton bioskop yuk! Ada film baru yang sangat cocok sama kita, ayo kita ke lantai atas," ucap Fransiska sambil menarik tangan Nathan.

"Kayaknya kita nyamuk deh, yaudah yuk guys kita pulang. Jangan ganggu orang pacaran, awas Nat! Nanti malah kena labrak sama Samuel," ucap Daniel dengan terkikik.

"Yaelah Daniel, tinggal bilang aja kalau si Fransiska ini butuh belaian dari Samuel jadi dia melampiaskan nafsunya ke Nathan," ucap David.

Fransiska yang mendengar ucapan David merasa sangat geram, gadis itu melepaskan tangan Nathan. Lalu dengan cekatan menghampiri Daniel untuk menamparnya, sebelum tangan kanan gadis itu sampai di pipi tampan Daniel dia langsung mencekalnya. Sementara ini adalah kesempatan bagus Nathan untuk kabur dari jeratan Fransiska, lelaki itu langsung membuka pintu mobilnya dan duduk di depan kemudi.

Sementara David langsung memasuki mobil BMW Hitam milik Nathan meninggalkan Daniel yang sedang menahan tangan gadis itu, dengan cepat Nathan langsung mengemudikan mobilnya meninggalkan basement. Fransiska yang melihat mobil Nathan meninggalkan tempat itu hanya bisa menghentak-hentakkan kakinya, sorot matanya menatap sinis Daniel.

****

Setelah selesai makan dan semua persiapan untuk bakti sosial sudah di dapat mereka bertiga meninggalkan restoran tersebut, Khanza berjalan lebih dulu meninggalkan Naufal dan Adiba. Tangan kanannya merogoh slingbagnya mencari ponsel dan headset yang ada didalamnya, setelah mendapatkan apa yang dicari Khanza langsung menscroll aplikasi musik langsung memutar salah satu lagu yang dinyanyikan oleh artis luar negeri.

https://youtu.be/CHVhwcOg6y8


Naufal melihat adiknya diam hanya acuh saja tanpa ingin tahu apa yang ada didalam pikirannya, lagian Naufal ingin membebaskan adiknya untuk melakukan apapun itu. Biar Khanza tidak merasa terkekang oleh aturan-aturan yang dibuat olehnya, saat ini Khanza sudah dewasa dan bisa memilah sendiri mana yang baik dan tidak untuk dirinya.

"Adiba, semuanya sudah kan, tidak ada yang tertinggal lagi?" Tanya Naufal setelah memasukan semua barang belanjaan yang dibawa oleh Adiba dan dirinya.

"Su-sudah sepertinya kak, kalaupun ada yang tertinggal lagi biar nanti saja. Lagian langit kelihatannya sudah mulai petang, takut dicariin sama Ummi dan Bunda nanti," ucapnya dengan senyuman.

"Ayo kita pulang, nanti kakak yang akan mengantarkan kamu pulang."

Adiba hanya menganggukkan kepalanya, Khanza memasuki mobil lalu duduk dikursi penumpang tanpa memperdulikan kakak dan sahabatnya. Pikirannya saat ini hanya tertuju pada satu nama, siapa lagi kalau bukan Nathaniel.

****

Setelah mengantarkan sahabatnya ke basecamp Nathan pamit untuk pulang terlebih dahulu, bukan rumah tempat tujuannya saat ini. Melainkan suatu tempat yang membuat hatinya lebih tenang, Nathan mampir ke sebuah toko bunga terlebih dahulu untuk membeli bunga lili putih kesukaan wanita yang sangat disayanginya.

Setelah mendapatkan apa yang dibutuhkan, Nathan kembali ke mobil meninggalkan toko tersebut, senyuman manis terpancar di wajah tampannya. Kerinduan yang mendalam terhadap wanita  itu, hanya membutuhkan waktu sepuluh menit untuk sampai ditempat tujuan.

Nathan keluar dari mobil dan tidak lupa dengan bunga lili putih berada di tangan kanannya, kacamata hitam bertengger di hidungnya. Langkah kakinya menyusuri setiap makam yang ada di tempat pemakaman umum tersebut, kakinya terhenti di satu makam yang bertuliskan nama Nathasya Setiawan.

"Hai, apa kabar kamu disana. Ingatkah sebentar lagi adalah hari lahir kita, tapi kamu malah sudah tenang berada di sisi tuhan. Maaf tahun ini akan seperti tahun sebelumnya, mungkin hanya Niel yang akan merayakan ulang tahun dan hari kepergianmu sendirian lagi. Tidak bersama Daddy, oh iya sampai lupa. Kalau Niel bawakan bunga kesukaanmu, semoga kau senang Thasya," lirihnya.

Hatinya sangat perih ketika harus mengingat kepergian tragis kembarannya itu, andai Daddy-nya tahu jika kematian Thasya itu tidaklah wajar. Ingin sekali mengikhlaskan kepergian Thasya, namun sangat sulit. Wajah pucat pasi dan senyuman untuk terakhir kalinya itu selalu terbayang-bayang, jika boleh Nathan membenci orang yang telah melahirkannya mungkin sudah dilakukan olehnya sejak kepergian Thasya untuk selama-lamanya.

"Datanglah ke dalam mimpiku malam ini Sya, akan aku ceritakan semuanya dalam mimpi itu. Genggamlah erat tangan ini seperti saat terakhir kamu menggenggamnya untuk terakhir kali  sebelum kamu pergi kepangkuan bunda Maria, I Miss you." Nathan mencium pusara Nathasya dengan penuh cinta.

Nathan menegakkan tubuhnya dan meninggalkan pemakaman umum, tangisnya pecah saat sudah sampai di dalam mobil. Bolehkah dia bilang jika tuhan tidak adil, mengambil cinta pertamanya itu. Tangannya meraih dashboard untuk mencari Liontin yang selalu dipakai oleh Nathasya, sebelum menutup mata untuk terakhir kalinya. Nathasya memberikan kalung Liontin kupu-kupu dan boneka kesayangannya yang diberikan oleh Nathan sewaktu ulang tahun mereka genap sepuluh tahun.


Boneka itu selalu Nathan bawa kemanapun lelaki itu pergi, di dalam mobil ini banyak sekali kenangan bersama Nathasya. Walaupun Daddy-nya sudah memberikan hadiah mobil baru tetapi dia enggan untuk memakainya, hadiah mobil ini diberikan oleh Grandpa saat usia cucu kembarnya sepuluh tahun.

Sudah cukup untuk kesedihan hari ini, Nathan harus bangkit membalaskan dendam terhadap meninggalnya Nathasya. Sudah saatnya dia bangkit untuk menuntaskan niat hidupnya, senyuman devil terbit di wajahnya. Rahangnya mengeras, menahan seluruh rasa sakit hatinya.

Mobil BMW hitam meninggalkan pemakaman itu, tatapannya fokus kearah jalanan. Malam ini dirinya akan menginap dirumah Grandma yang tidak jauh dari pemakaman umum itu, ada misi tersembunyi yang harus diselesaikan dalam waktu tepat nanti.


1322 finally akhirnya bab ini selesai juga 🥺🥺,, setelah ngilang update lagi 😂😂..
Maafkan penulis ini yang masih terus menghilang 🥺🥺, jangan lupa puasa dibulan Dzulhijjah ya guys 🤗🤗.

Bogor, 11 Juli 2021


Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro