Hadirnya Mafia

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

    Mata yang telah beristirahat kini telah segar kembali setelah pijatan mimpi malam yang menyenangkan kalbu, namun terlihat beberapa buah otot dalam tubuh manusia masih terlihat kaku serta tegang akibat berdiam diri terlalu lama.

" Ayo semuanya bangun, kita harus menyiapkan sarapan " kata Arif sembari melangkah turun dari tempat tidur.

" Kau terlalu naif, masih terlalu pagi untuk sarapan, lagipula biasanya kapal pesiar mewah sudah memiliki masakan untuk sarapan yang biasanya akan diantar oleh seorang pelayan " kata Edo setelah menguap beberapa saat akibat suplai oksigen yang kurang.

" Itu benar Arif, lebih baik panaskan badan dengan senam atau berlari kecil sembari menunggu pelayan menghidangkan sarapan " usulku menyetujui ide Edo yang lebih masuk akal lagipula tak ada bahan masakan disini.

" Heh..., kalian ini...! " Geram Arif sembari melangkah mengambil sesuatu dari dalam kopernya yang tadi malam diantar menuju kamar mereka.

   Ia segera membuka koper hitam antik miliknya kemudian merogoh isinya sembari mengira benda apa yang diraihnya.

  Setelah tersenyum beberapa saat kemudian ia mengeluarkan sekotak roti tawar dengan selai coklat yang tersedia dalam botol kecil yang berbeda.

" Kalian mau makan ini atau menunggu kelaparan " tanya Arif sembari membuka bungkus roti tawar dari plastik transparan.

" Tentu saja aku mau... " ucap Edo langsung menghampiri Arif dan disusul oleh aku yang mana liur telah berkumpul di mulut untuk mencicipi makanan sederhana tapi cukup enak tersebut.

   Dengan cekatan Arif mulai mengoles roti tawar dengan selai coklat untuk kami bertiga mengunakan sendok yang dibawa sendiri olehnya dari dalam kopernya,satu roti tawar untuk Edo telah siap dihidangkan setelah Arif memberikan roti tersebut dengan langsung disambar oleh Edo.

" Mmmm..... enak sekali roti buatanmu " ucap Edo sembari mengunyah kenikmatan menyantap roti tawar tersebut.

   Arif hanya tersenyum melihat tingkah Edo sembari membuatkanku roti tawar dengan rasa bangga akibat makanannya ternyata disukai oleh temannya.

" Terimakasih, roti tawar selai coklat memang cocok untuk sarapan " ucapku setelah menerima roti tawar bagianku.

" Rasa coklat apabila dikombinasikan dengan sedikit kacang mete maka akan menghasilkan letupan rasa gurih dalam mulut, apalagi bila kekentalan yang dibuat oleh coklat bisa lumer dalam mulut maka rasanya bisa bertahan beberapa saat dalam mulut walaupun makanan utamanya sudah lewat kerongkongan " jelas Arif seraya memakan roti tawar bagiannya dengan sedikit decakan dalam mulutnya.

" Kau ternyata ahli juga membuat makanan, kau layak jadi seorang juri makanan " canda Edo sebelum gerbang tempat masuk mereka terbuka

  Setelah gerbang terbuka, munculah sesosok manusia yang mengenakan pakaian pelayan masuk kedalam kamar nomor 211.

" Maaf membuat kalian menunggu, masakan untuk sarapan sudah siap... " ujarnya sembari masuk dengan membawa meja dorong untuk makanan.

" Disini telah tersedia makanan khas Indonesia, seperti Nasi goreng spesial dengan bumbu rahasia,Jus mangga,Ayam betutu untuk lauk, serta beraneka macam buah untuk kesehatan serta tak lupa pula gorengan dengan lemak baik didalamnya " ucapnya seketika setelah membuka wadah penutup.

  Peristiwa tersebut membuat liur Edo menetes akibat bau masakan yang tercium benar-benar telah memikat seleranya,sedangkan aku menutup mulut untuk menghindari tetesan liur seperti Edo.

  Dengan kesigapan yang diilhami oleh nafsu makan yang tinggi,makanan dalam meja dorong makanan telah diambil oleh Edo dan aku.

" Tunggu dulu....! " Teriak Arif seketika membuat Edo dan aku terdiam untuk beberapa saat sebelum memakan makanan yang telah diambil.

" Makanan itu telah diracun... " kata Arif sembari melotot pada pelayan tersebut.

  Aku dan Edo terkejut dengan perkataan Arif seraya membatalkan niat untuk memakan masakan karena takut bila itu benar beracun,tak lama kemudian Arif tersenyum kepada pelayan yang mengantarkan makanan.

" Penyamaran murahanmu itu, hampir saja menjebak kami " ucap Arif seraya mengamati setiap lekuk wajah dari pelayan berbaju layaknya seorang pelayan kapal pesiar.

" Bau seorang mafia telah tercium dari segala bentuk cerutu yang telah engkau hisap " kata Arif menatap tajam.

" Dan sebuah kesalahan bodoh telah engkau lakukan, yaitu tidak ada namanya gorengan dengan lemak baik didalamnya " ucap Arif sembari menaikkan sedikit kacamatanya.

" Apa yang engkau bicarakan...! " Teriak pelayan tersebut sembari menolak segala tuduhan yang diarahkan padanya.

" Buronan dengan nilai lebih dari 100 juta dollar,dengan membuat kebangkrutan sebuah perusahan judi ternama di dunia yang berada di Las Vegas,boleh jadi nyawamu tengah terancam dimana-mana " selidik Arif sembari melangkah mendekati pelayan tersebut.

" Apa yang sedang kau bicarakan...! "Teriak pelayan tersebut sembari merasa dirinya terancam.

" Dan namanya adalah...., " detik mendebarkan berlangsung.

" Louis Maxchivelli... " ucap Arif seraya memandang wajah pelayan dengan senyum penuh kemenangan.

   Dengan keterkejutan yang luar biasa,pelayan segera mengancam dengan pistol yang diselipkan di saku celana miliknya.

" Tampaknya kau kurang beruntung dengan memasuki sarang iblis " kata Arif berusaha mengintimidasi pelayan bernama Louis Maxchivelli.

" Tunggu dulu..., aku rasa tuan Louis ini orang baik " kata Edo dengan kepolosan super.

" Apa maksudmu...? " Tanya Arif tak mengerti jalan pikiran temannya.

" Dia menghancurkan bisnis judi, bukankah itu perbuatan yang baik " kata Edo berusaha menjelaskan argumentnya.

" Kalau yang aku tahu Louis Maxchivelli itu seorang penemu ya? " Tanggap diriku mencoba mengingat beberapa penemuannya.

" Orang itu sudah mati berpuluh-puluh tahun yang lalu! " Bentak Arif tak paham apa yang mereka pikirkan.

   Terdengar suara letusan pistol mengisi setiap inci dari gendang telinga mereka yang berada di ruangan tersebut.

" Diamlah semua...! " Bentak Louis mencoba menakuti ketiga orang yang gagal diracunnya.

  Namun ternyata sekitar beberapa saat kemudian sebuah jilatan penuh nafsu kelaparan dari Edo menyentuh Louis.

" Kau orang baik, tapi serigala juga butuh makan kan...? " ucap Edo didekat telinga milik mangsanya.

  Melihat semua usaha yang dilakukanya gagal, membuat Louis harus mengelurkan jurus terakhir yaitu akting mengiba.

" Maafkan aku, akulah yang bersalah telah mencoba membunuh kalian semua " ucapnya lirih sembari menjatuhkan pistol kemudian bersiap untuk menangis tersedu-sedu.

" Tolonglah aku,sekarang nyawaku sudah tak berharga lagi, bunuh saja aku disini... " ujarnya sembari menangis.

" Aku dimanfaatkan oleh bosku, dan akulah yang harus menanggung semua dosanya. Maka bila kalian berkenan bunuhlah aku kemudian kremasi aku setelah itu taruhlah abuku di lautan " ucapnya lirih tanpa tenaga.

" Kami tak akan membunuhmu " ucapku sembari mendengus kesal melihat drama murahan tersebut.

" Kalau begitu tolonglah aku " ucapnya belum selesai juga tangisannya.

" Apa yang bisa aku bantu? " Tanyaku sudah tak tahan melihatnya.

" Bawalah aku ikut kedalam permainan Hope Selection " ucapnya sembari bersujud memohon.

  Kami semua terkejut mendengar permintaannya, bagaimana mungkin sebuah tempat dimana tak seorangpun di dunia ini mau kesitu namun seorang mafia yang gagal dalam hidupnya malah ingin hidup dalam keputusasan Hope Selection...?

"Manusia memang selalu banyak keinginan, sebelum tanah menutup mulut mereka, manusia tak akan puas dalam hidupnya "

#Maaf habis libur selama Ramadhan
#Jadwal kembali seperti biasa
#Vote And Comment
#Thanks for Your Inspiration

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro