Sebuah Permintaan

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

   Lelaki berumur hampir kepala lima tersebut masih bersujud dilantai sembari memohon untuk ikut kedalam Hope Selection fase labirin.

   Entah apa yang ada didalam kepala bodohnya itu, seandainya bisa diganti mungkin salah satu dari kami akan meminta pergantian dengan pria tua mengenaskan bernama Louis Maxchivelli.

" Enyahlah...!,sebelum kami berubah pikiran " ucap Arif tegas sembari menatap tajam kepada Louis.

" Sebentar Rif... " kataku sembari melangkah mendekati Louis sembari menatap mata birunya.

" Sepertinya aku pernah mengenalmu " ucap Louis ketika kedua matanya lurus menatap segala sisi dari wajahku.

" Apakah kau anak dari Johan Elber " tanya sembari membuat wajah yang penuh dengan keterkejutan.

   Pria itu segera berdiri,kemudian dari pelupuk matanya mengalirlah setetes air mata lengkap dengan segala ekspresi tidak percaya sembari bergetarlah seluruh tubuhnya.

" Apa maksudmu? " Tanyaku justru tak mengerti akan semua hal yang diungkapkannya.

" Saat kau berumur 5 tahun, aku berkerja dengan ayahmu. Ingat saat aku selalu menyuapimu seporsi roti kering manis yang kemudian kau melahapnya dengan tergesa-gesa sehingga mulutmu menjadi kotor dan ayahmu memarahiku setiap kali hal itu terjadi " ucapnya seraya matanya berkaca-kaca bagai mutiara yang terkena tetesan air.

" Aku tidak ingat... "ucapku sembari mengeleng seraya berfikir mungkin dia salah orang, namun bila salah orang mengapa nama ayahku yang disebut?.

" Ahh....,nama kakakmu Yory Elbas kan? " Ungkapnya sembari mendekati diriku.

    Serasa bagai tertekan beban berat di tulang belakang, namun tetap tak pernah masuk di akal. Bagaimana mungkin seorang mafia Italia bisa tahu banyak soal keluargaku?.

" Kalau kau memang mengenalku, pasti kau tahu tanda kelahiran di badanku " ucapku sembari menatap pria bernama Louis seraya kemudian menoleh kepada Arif yang tak tahu harus berbuat apa.

   Louis kembali tersenyum kecil layaknya menemukan sebuah harta karun yang pernah ditinggalkannya, kemudian dia menunjukan isyarat untuk mendekat kepadanya dengan cara mengerakan tangan untuk isyarat mendekat.

" Di lehermu terdapat sebuah tahi lalat, bagian kanan kalau tidak salah " ucapnya sembari menatap atas untuk mengingat kejadian masa lalu yang pernah ia alami.

  Mendengar ucapan yang terkesan spontan namun patut dipikirkan, maka diriku langsung mengecek bagian leher bawah kanan dan menemukan apa yang dia katakan.

" Mungkin saja dia punya kemampuan indigo, atau memang dia memang pernah melihatnya " kata Edo berusaha untuk menyangkal segala pengakuan Louis namun sebenarnya memperkuat kesaksiannya.

" Sembah hamba kepada anda pangeran..." ucapnya sembari berlutut untuk memberikan sebuah salam kehormatan layaknya kepada anggota keluarga kerajaan seperti biasa.

" Ahh... aku paling benci adegan seperti ini... " ucapku sembari mengeleng tak setuju dengan segala perilakunya.

  Bagaikan melihat drama yang membuat hati terenyuh, maka hatikupun juga ikut terenyuh sebab sebuah adegan yang tak pernah aku banggakan sama sekali namun sebenarnya itu adalah sebuah kenyataan yang seharusnya sebagian besar orang ingin memimpikannya. Namun tidak halnya dengan diriku, semua hal tersebut sangat sensitif dan tak perlu dibahas lagi.

" Tuanku..., bawalah hamba menuju permainan Hope Selection sebab disana anak hamba terkurung dalam sel milik Minataour " ucapnya sembari mengiba bak mempunyai hutang beratus milyar.

  Arif tampak sedikit terkejut dengan ucapan Louis kali ini, sementara Edo semakin dibuat pusing oleh sebuah keputusan yang harus diambil mereka sekarang.

" Kau bilang Minataour? " Tanya Arif sekarang tampak antusias setelah hatinya beku berapa saat yang lalu.

" Apakah anda tidak tahu?, Fase labirin berarti anda harus mencari jalan keluar? " Tanya Louis berusaha untuk tenang kembali setelah adegan yang menodai kehormatannya sebagai seorang mafia kelas kakap.

" Iya aku tahu yang soal itu, yang aku maksud soal Minataour? " Tanya Arif semakin ingin tahu.

" Walaupun bisa dibilang bahwa labirin tersebut sebagai tempat persembunyian Minotaour namun sebenarnya sangat banyak sekali makhluk mitologi maupun makhluk buatan yang di bawa menuju kesana "
Ucapnya sembari mulai mengambil rokok mirip cerutu dari balik saku celananya dan mulai lupa kejadian sebelumnya.

" Ceritakan kepada kami..." mohon Arif sembari menampakan keingitahuan yang besar layaknya dibelikan sebuah buku ensiklopedia lengkap dan segera ingin membacanya.

" Disetiap jalan yang kalian lalui untuk mencari jalan keluar, terdapat berbagai macam makhluk mitologi kuno yang sangat menyeramkan apabila lepas ke daratan kita. Mulai dari hewan,dewi,iblis,bahkan tumbuhan beracunpun terdapat disana " terangnya seraya menyulut rokok dengan korek yang juga sudah disiapkannya.

" Bagaimana kau bisa tahu banyak soal hal itu? " Tanya Edo dengan segala pertanyaanya penuh di otaknya yang tak mampu ditranslatekan dengan kata di bibir.

" Konspirasi tuan..., jangan lupa bahwa acara ini mendapatkan sokongan penuh dari area judi ternama di seluruh dunia. Dan sialnya aku termasuk yang terseret didalamnya " jelas Louis sembari tersenyum kepadaku.

" Yang paling penting apakah kau punya peta labirin tersebut? " Tanyaku kepada Louis sang pengasuh dikala aku kecil.

" Konon belum pernah ada seorang manusiapun yang berhasil menjelajahi tempat tersebut seutuhnya " ucapannya membuatku sedikit kecewa.

" Tetapi tidak usah khawatir tuan, aku sudah memesannya lewat DeepWeb " tambah Louis namun justru membuat Arif kembali bertanya lagi dengan hebat.

" Maksudnya dari apa itu? " Tanyanya semakin kebingungan.

" DeepWeb adalah salah satu internet hitam dimana disana banyak sekali perdagangan senjata ilegal serta juga dokumen rahasia yang bebas diperjualbelikan dengan mata uang Bitcoin " terang Louis membuat Arif kembali menguras isi otaknya untuk menampung informasi baru yang didapatkan olehnya.

" Tunggu bukankah kau bilang tadi tak seorangpun yang pernah menjelajahi labirin tersebut? " Tanya Edo kembali bertanya pertanyaan yang memang patut ditanyakan.

" Aku bilang manusia tak pernah menjelajahi tempat tersebut, tapi makhluk lainnya pernah bisa masuk kemudian mengeksplorasi tempat itu " ucap Louis menimbulkan beberapa pertanyaa lainnya.

" Maksudnya...?" Tanya Arif kembali ke sifat polosnya.

" Seekor kecoa mutasi milik jerman pernah bisa mengeksplorasi tempat tersebut, dan semua datanya kini bisa dibeli di DeepWeb " jawab Louis seraya menghembuskan asap cerutu ke udara.

" Kebetulan sekali Pangeran..., hamba membeli data itu dan sekarang seorang kurir jerman tengah mengantar sebuah jam tangan berisi peta labirin tersebut kemari " ucapan yang hanya sedikit namun entah kenapa mengubah suasana hati menjadi lebih tenang dari sebelumnya.

" Betulkah hal tersebut...? "Tanyaku hampir tak percaya akan datangnya mukjizat ini.

" Ya..., memang dan kurirnya sebentar lagi akan datang ke kamar ini kalau aku menekan share location ini " ucapnya sembari memperlihatkan sebuah tombol berwarna putih diatas sebuah benda mirip remote.

" Dia adalah seorang Neo Nazi.... "

Dan kami tak percaya atas kemudahan yang diberikan Tuhan, kemudian menunggu si pengantar paket tersebut muncul di kamar ini...

#Sebuah ruang lain di Kapal yang sama

   Bendera swastika menunjukan kegagahannya dibalik ruang yang terbilang megah pula.

   Seorang pria berjas warna hitam khas tahun 40an masih sibuk dengan berbagai macam buku yang dibawanya, buku tersebut bersimbol lambang swastika dengan tulisan " Fuhrer" sebagai judul buku tersebut.

" Huh..., dimana si Italia itu?, Menyusahkan saja dia ternyata " ucapnya sembari melirik jam di dinding yang menunjukan pukul 8 pagi.

   Sebuah lampu berwarna merah di koper miliknya berkedip-kedip menunjukan sebuah pertanda tertentu, kemudian sang pria tersebut melihat jam tangan yang telah kehabisan baterai namun sesaat kemudian muncul hologram yang menunjukan kamar bernomor 211.

" Aku akan datang.... " ucapnya seraya bergegas pergi.

" Siasat paling ampuh dalam berperang adalah dengan tidak berperang "
Sun Tzu
(The Art of War)

#jangan lupa VOTE AND COMMENT SUPAYA SEMANGAT NULISNYA
#BAGI YANG MAU TANYA DI KOLOM KOMENTAR
TERIMAKASIH

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro