Misi Pertama

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

   Dalam danau biru yang berlumut warna kuning ditepiannya tersebut, sedang terjadi temu kangen sekaligus sebuah pembicaraan yang kadang abstrak antara Veliana dengan kelompok kelas terinya sedangkan Aditya dengan para anggota kelompok mirip badut sirkus tersebut.

" Kenapa kalian menyerang kami?. " Tanya Arif agak terkejut sekaligus menimbang kebijakan yang akan diambil kemudian.

" Kami diberi misi untuk menyerang kalian, maaf aku lupa itu timmu Edo sehingga kami menyerang dengan kekuatan penuh. Memangnya kalian tidak diberi misi apa-apa?, Dan kenapa sekarang tim kalian bertambah 2 orang bodoh lagi?. " Tanya Veliana sinis sembari menunjuk Louis dan Bones dengan perasaan bahwa bertambahlah orang- orang tak berguna dalam tim Edo.

" Tak apa, lainkalipun tak apa.... " Jawab Edo dengan segala hal yang menyebalkan yang membuat gigi Arif bergemertak karena hal yang amoral tersebut.

" Ohh perkenalkan ini Louis sedangkan ini adalah Bones.Sebenarnya darimana kalian mendapat misi tersebut?. " Tanya balik Yory dengan pengetahuan minim tentang hal tersebut.

" Jadi kalian tak tahu....? " Jawab Veliana terkejut kemudian menunjuk jam warna hitam ditangannya.

" Jam ini yang memuat segala peraturan,isi, serta misi yang harus kita lakukan supaya mendapat senjata atau makanan. " Terangnya membuat Arif tercengang.

" Jadi di jam tersebut kita bisa melihat misi kita sekaligus informasi mengenai labirin ini, termasuk peta keluar dari labirin ini." Jelas kembali Veliana namun kemudian membuat Bones mengeleng pelan.

" Mungkin saja peta tersebut hanyalah tipuan menuju tempat berbahaya, aku punya peta yang aslinya sekarang. " Ucap Bones dengan penuh kebanggaan dengan apa yang diperolehnya.

" Kenapa tidak kita bandingkan saja?, Bukankah mungkin ternyata sama?. " Usul Arif dengan cermatnya membaca keadaan.

    Danau berwarna biru tersebut kian bertambah asap berwarna birunya sedangkan perdebatan mengenai peta yang asli dan palsu segera akan terpecahkan.

" Lihatlah dan saksikan peta yang asli. " Teriak Bones sembari membuka peta yang telah dilipat sedemikian kecilnya.

   Dan...., apa yang mereka lihat adalah bahwa peta tersebut sama persis dengan peta yang berada di dalam jam milik Veliana.

" Sudah kuduga, ternyata aku ditipu.... " serapah Louis sembari memegang kerah Bones.

" Kukira aku dapat dengan mudah dibodohi oleh dirimu, apa yang akan kau lakukan sekarang, berteriak pada Fuhrermu!! " Sumpah serapahan tersebut bisa menjadi sebuah pergelutan yang sengit kalau tak dilerai oleh Arif.

" Hentikan kalian....! " Lantang sekali komando yang diberikan oleh Arif yang kemudian ditambah anggukan dariku.

   Melihat gertakan sekaligus anggukan tersebut, Louis kemudian mengurungkan niat untuk melibas Bones. Sedangkan Bones memasang mimik wajah menyebalkan sembari menata kembali pakaian terutama bagian kerah bajunya.

" Tak ada jaminan bahwa jam tersebut adalah benar... " ucap Arif mengurui sembari menatap Veliana dan kedua temannya.

" Namun juga, peta yang dibawa oleh kita juga dapat disangsikan keabsahannya. Aku merasa ada sesuatu yang sebenarnya terjadi " kemudian menatap Bones serta Louis yang berada didekatnya.

" Itu juga ada benarnya tapi sudahlah. Ohh ya bukankah kita belum berkenalan dengan dua tamu kita ini. " Redaku sembari berusaha mendekati kedua gadis yang nampak kuat dan tangguh tersebut.

" Siapakah namamu wahai ninja berpakaian hitam?. " Tanya Edo yang paling semangat untuk mengajukan pertanyaan.

" Anggun itu namaku, sedangkan yang ini adalah kakakku yang bernama Lolita. " Jawabnya sembari menatap lekat pada Edo yang dianggapnya genit tersebut.

" Anggun itu nama yang cocok untukmu, Lolita juga nama yang cantik. " Rayu Edo sembari tersenyum dengan pipi yang memerah karena tekanan rasa.

   Dalam perkenalan singkat tersebut masih sempat juga Edo meminta Nomor Hp serta nama akun Facebooknya, namun yang lebih penting daripada hal tersebut adalah Arif sedang memeriksa jam tangan hitam miliknya yang aku berikan sebelum datang ke kapal pesiar.

" Apakah kita mempunyai misi?. " Tanyaku ketika melihat Arif sibuk dengan jam tangan hitam tersebut.

" Belum, sepertinya kita memang tidak mendapat jatah untuk itu" Jawab Arif sembari meneliti setiap hologram yang muncul dari jam hitam tersebut.

" Kalian bingung ya, jika kalian mendapat sebuah misi maka kalian akan bertemu dengan hologram yang pertama kali ditemui dahulu. " Jelas Veliana sembari memutar badan menjauhi tim Edo.

" Katana namanya... " jawabku dengan Arif secara bersamaan sembari masa yang silam.

" Ya itu..., tetapi aku mohon pamit kepada kalian, karena sebenarnya ada misi kedua yang harus aku lakukan. " Ucap Veliana sembari melangkah hendak pergi juga.

" Ehh secepat ini?, Bukankah kita bisa beraliansi? " Tanya Edo agak kecewa sekaligus kesal juga.

" Sayangnya sistemnya sudah berbeda, aku sudah tak bisa beraliansi bila tak ada misi untuk itu, lagipula aku juga suatu tujuan disini. " Terang Veliana kemudian memerintahkan kedua temannya itu untuk segera bergegas pergi dari tempat tersebut.

" Kalian semua hati-hati, banyak tim yang lolos kesini. Dalam tim tersebut ada yang bersifat waras seperti kita namun ada juga yang senang membunuh demi kesenangan, tapi aku berikan satu buah petunjuk bahwa terdapat beberapa desa atau perkotaan yang berada dalam labirin ini sehingga kalian bisa beristirahat disana dengan lebih aman karena itu tempat netral. " Jelas panjang Veliana sebelum sebuah gas yang mereka gunakan untuk kabur menyala dan seketika Veliana dan kedua temannya menghilang tanpa bekas.

" Mereka benar-benar ninja yang misterius. "Celetuk Edo sembari melupakan rasa kecewanya melalui senyum ceria.

   Arif berfikir langkah apa yang akan mereka lakukan sekarang ini, namun akhirnya setelah pemikiran yang menimbang selesai diputuskanlah...

" Kita cari tempat penginapan dahulu, kita harus punya senjata supaya tidak mudah dikalahkan oleh musuh. Dan kita akan cari kota tersebut melalui jam hitam ini. " Ucap Arif sembari melihat jam tangan lengkap hologram yang kemudian ditonton oleh semua yang hadir disitu.

" Buka menu information,  dan kita temukan apa yang kita cari. Hanya 2 jam dari sini sebuah kota bernama Hylf yang merupakan tempat tinggal para kurcaci. " Ucap Arif sembari memandang jalan menuju kota itu.

" Jalan dengan penuh kewaspadaan, serta buat formasi ujung panah dengan Aditya sebagai pucuk sedangkan Edo dan aku akan berada  diposisi belakang. " Terang Arif sembari bergegas menuju kota tersebut dengan formasi yang telah diatur sebelumnya.

   Sebenarnya apakah benar ada sebuah kota berisi para kurcaci?, Ataukah memang benar ada sebuah misteri dibalik labirin yang mirip sebuah gua tersebut?

#TheBlackHistoryNewMind
#TungguBlackHistory
#Segerarilis

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro