Bab 24

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Ubah warna background WP-mu ke warna hitam


Happy Reading^^

______


Joe mengetuk-ngetuk meja, sesekali ia akan mengalihkan pandangan pada kertas yang tersebar memenuhi lantai dan permukaan meja. Menyentuh salah satu kertas dengan tulisan yang lebih mirip coretan asal.

Lima belas menit yang lalu, Joe bertemu Edward yang tengah berada di rumahnya. Tujuan awal Joe datang ke sana untuk mengumpulkan bukti-bukti lain, tetapi nasib justru memperlihatkannya punggung seseorang berjaket kulit di lantai dua. Kesempatan untuk Joe mengetahui semuanya. Pelan-pelan menaiki tangga agar Edward tidak menyadari bahwa ia sedang dibuntuti.

Memperhatikan lelaki itu menyentuh salah satu buku yang berada dalam lemari di kamar. Lemari mendadak bergeser, sebuah tempat bertingkat tersembunyi di baliknya. Bertoples-toples benda aneh mengambang, bulat, dan berwarna serupa mata. Joe mengelus perut, mewanti-wanti dirinya agar tak muntah begitu salah satu toples tersenggol sikut Edward ketika mengambil sesuatu, membuat isinya menggelinding ke sana kemari, salah satunya ke dekat kaki Joe yang berdiri di dekat pintu.

"Tidak ingin bergabung, Tuan Joe?" Edward berbalik spontan, menodongkan senjata ke arah Joe yang belum siap. "Apa kau bersenjata?" tanya lelaki itu, sebelah tangannya sibuk menarik bungkusan sebesar alat musik pianika.

Gelengan kepala menjadi jawaban Joe, ia mengangkat kedua tangan hati-hati. Tahu betul senjata apa yang ada di genggaman Edward, salah sedikit saja dadanya bisa berlubang, atau kepala yang mendadak memiliki mata ketiga dengan isi otak tercerai-berai.

Terdengar desahan kecewa, Edward menyimpan kembali Dead Rose, mengoper benda di tangan kirinya ke tangan yang tadinya memegang revolver. Berjalan santai melewati Joe yang masih bergeming.

"Arogan sekali! Aku akan menyeretmu kembali ke penjara." Joe menarik tubuh Edward sekaligus, mengunci leher pria berambut hitam itu dengan tangan kekarnya.

"Tuan Joe sangat bertenaga sampai saya tidak bisa bernapas." Tangannya mengarah pada wajah yang mulai memerah. "Apa kau benar-benar ingin menyeretku atau membunuhku?"

Joe melepaskan kuncian tangan, bergerak menutup pintu dan bersandar di sana guna menghalangi jalan Edward. "Berhenti berteka-teki orang pintar! Katakan apa kau pelakunya?"

Ini kedua kalinya Edward merasakan kekuatan gorila milik Joe, mengelus leher yang memerah, jika beberapa detik lagi saja kuncian itu tidak lepas, Edward akan kesulitan untuk melawan Joe, sebenarnya ia malas meladeni orang itu. "Sebelum menanyakan kepada orang lain, tanyalah dulu manusia-manusia di tempatmu sendiri," kata Edward, "aku hanya berusaha melindungi keluarga. Apa salahnya dengan itu, huh!"

Edward mengambil kesempatan saat Joe tengah mencerna perkataannya, melompat dari jendela lantai dua kemudian kabur menggunakan mobil keluaran Inggris dan melesat dengan kecepatan tinggi.

Sial! Lolos lagi! Joe berniat mengejar dengan mulut yang tak berhenti menyumpahi Edward, tetapi kecepatan kaki melawan laju sebuah mesin? Tidak ada gunanya. Joe hanya bisa menatap kecewa ke ujung jalan di mana kendaraan yang ditumpangi Edward hilang di tikungan.

Anehnya, Joe merasakan ada sesuatu yang mengganjal ketika melihat raut wajah Edward. Dilihat dari sifatnya yang begitu besar kepala, lelaki itu pasti lebih memilih berduel dengan Joe dibandingkan bermain kucing-kucingan seperti ini,yang membuat Joe bertanya-tanya, dan kalimat yang menyatakan bahwa Edward hanya ingin melindungi Bella dan Evelyn sukses menimbulkan pertanyaan lain, hal apa yang mengancam keluarga Jeffere?

Memijit kening yang mulai terasa pening. "Apa pula yang kau pikirkan, Jeffere ...."  Joe menggores pena menulis nama Edward Jeffere di bagian paling atas, lalu satu tempat untuk seseorang, sejajar dengan nama Edward ditandai menggunakan simbol tanda tanya, menggambar cabang di bagian bawah tulisan Jeffere yaitu Bella serta Evelyn. Joe bergerak mengelilingi ruangan, bersidekap, mengingat kepingan-kepingan puzzle dari awal sampai saat ini.

Pertama, mayat di halaman belakang Jeffere dengan keanehan tanpa ada sidik jari Edward, tetapi di kuku korban terdapat DNA pria itu. Ini saja sudah jelas bahwa pelakunya bukan Edward, melainkan orang lain, atau ia sengaja melukai tangannya dengan bagian tubuh korban? Selama ini Joe mengulur waktu menahan sementara Edward agar bisa memecahkan kasus ini. Namun, Lovanko dengan seenaknya menjebloskan orang yang berada di bawah tanggung jawab Joe, berdalih bukti-bukti yang memberangkatkan sudah jelas tampak. Kedua, mayat putra keluarga Steve, masih tidak ada bukti-bukti yang memberatkan Edward, tetapi lagi-lagi kasus ditutup begitu saja oleh Lovanko dan anehnya Carlos tidak bisa menuntaskan tugas seperti biasa, seolah-olah pria itu tidak begitu peduli.

Joe menatap flashdisk di dekat ponsel, cekatan ia menyalakan laptop, membuka salah satu file video yang didapat dari sekuriti perumahan Chapel Hill, memilih rekaman pada tanggal dua puluh lima Juli. Sudut pengambilan memang tidak tepat, terhalang batang pohon, kameranya pun berkualitas kurang baik. Heran, padahal Chapel Hill merupakan perumahan yang standardnya lumayan. Joe mempercepat video hingga menit ke dua puluh, mengusap matanya, ia tidak salah lihat? Di balik batang pohon itu Joe melihat siluet badan memakai overall hitam berjalan ke rumah Jeffere, basah kuyup! Menyandarkan punggung ke sandaran kursi   kayu jati. Joe tidak mempercayai apa yang rekaman itu tunjukan. Mayat bocah di kolam itu bukan perbuatan Edward, melainkan putrinya, tetapi tidak mungkin Carlos tidak mengecek sampai seperti ini, apa mantan polisi itu punya hubungan dengan keluarga Jeffere atau ada alasan lain? Ditambah Bella pun bungkam perkara itu.

Joe memberi bulatan merah pada nama Evelyn, lantas menarik garis panah ke samping dan membubuhkan nama panti asuhan Blackwood Angel seperti yang dikatakan Carlos beberapa waktu lalu. Selanjutnya menekankan ujung pulpen pada nama Bella. Tingkah wanita itu mulai aneh semenjak kepulangannya dari kantor polisi, mengajak Joe makan malam tiba-tiba. Kala itu seutas pita biru membuat Bella merasa tidak nyaman. Joe mendengar kabar bahwa istri Edward itu dikirim ke RSJ, ada yang salah di sini---ia membubuhkan tanda silang di nama Bella---mental wanita itu patut diselidiki.

Meninggalkan kegiatannya sebentar, lantas menempelkan benda yang barusan berdering keras. "Halo." Joe menyimak ucapan seseorang di seberang lewat ponsel.

Menerima informasi bahwa Edward telah kabur saat pemindahannya ke penjara dan kendaraan yang ditumpangi narapidana itu terjun ke sungai, satu polisi kritis dan satu orang lagi terluka lumayan parah. Joe  menduga hal itu, ia pun baru saja bertemu Edward, dan sebuah pertanyaan yang sekarang berseliweran di benak Joe. Kenapa bisa sampai jatuh ke sungai? Jalan menuju rumah tahanan tak melewati jembatan.

Joe pula meminta bantuan lawan bicaranya untuk memeriksa pita biru yang sekarang ada di tempatnya, meski bukan lagi seorang polisi, tetapi rasanya aneh jika Joe tak menyelesaikan masalah pelik ini sampai ke akarnya. Tersenyum senang, begitu mendengar kalimat setuju dari ponsel. Menutup alat komunikasi dan menaruhnya di tempat semula, fokus kembali pada kertas di meja sana.

Berarti diketahui musuh dari Edward termasuk dua orang polisi yang membawanya, Joe sempat menanyakan pada penelpon tadi bahwa yang memerintah pemindahan itu adalah Lovanko, itu pun sama persis seperti perkataan Carlos. Perkiraan Joe pun mengatakan bahwa Carlos secara tidak langsung ikut terjun ke dalam benang kusut ini.

Langsung simbol tanda tanya tadi diganti nama Lovanko. Sekarang mulai terlihat alur permainan mereka, yang jelas Joe harus mengamati kedua kubu yang terlihat tengah bertikai, terutama Lovanko. Apa yang ia butuhkan dari seorang pemilik toko bunga? Lovanko tak ada masalah ekonomi, berhubung jabatannya tinggi, rasanya agak mustahil. Mungkinkah sesuatu terjadi di masa lalu keduanya? Joe melempar pena ke atas meja, menikmati sensasi mengikat dan pusing di kepala.

Joe memejamkan mata saat sinar lampu menusuk mata. Ada dua kemungkinan Edward akan muncul lagi selain di rumahnya, antara menemui Bella atau si nakal Evelyn. Mengingat kedekatan ayah dan anak itu, Joe yakin Edward pasti pergi ke panti asuhan. Ya! Ia akan mengintai ke Blackwood Angel malam ini! Joe mantap melangkah tak lupa meraih yang tersimpan rapi di dalam lemari besi persenjataan pribadinya.

Membuka pintu mobil, Edward kembali dari dalam rumahnya membawa sebuah bungkusan dari selembar kain. Meminta Carlos menancap gas secepat mungkin guna menjauhi rumah kecil yang penuh kenangan di belakang sana.

"Aku tidak tahu lagi jalan pikiranmu, Ed." Carlos memutar kemudi ke kiri begitu sampai di pertigaan, melirik singkat ke arah Edward yang tengah menggosok-gosok senjata revolver. "Datang kepadaku dengan pakaian basah serta kotor, meminta donat, sekarang pula menjadikan aku supir untuk mengantarkanmu pulang."

"Maaf." Menyimpan kembali senjata api itu di balik jaket kulit. "Hanya kau yang kukenal ... lagi pula kau senang, bukan? Ikut bermain seperti saat kau masih ...." Menahan tawa, arah pandangan Edward tertuju pada perut Carlos.

Carlos menghela napas pelan. "Baik-baik, ke mana tujuan selanjutnya, Tuan Jeffere?" tanyanya berlagak seperti bawahan orang kaya, meluruskan punggung serta berusaha membuat perutnya mengempis dengan cara menarik napas dan menahannya.

"Menjemput Bella di rumah sakit jiwa."

Carlos memberhentikan mobil tiba-tiba, menengok ke arah Edward sambil bertanya bagaimana ia bisa tahu lokasi istrinya itu, padahal Carlos belum menceritakan kondisi terakhir Bella di kantor polisi---ia sempat melihat wanita itu sebelum pulang dan kondisinya sangat memprihatinkan.

Orang sinting! Carlos memaki setelah memahami apa yang diucapkan Edward meski tanpa bersuara. Jangan lupa ingatkan ia agar tidak berurusan dengan para Jeffere lain di luar sana, Carlos benar-benar dibuat menggeleng heran.

Carlos mengiyakan, menuruti saran orang di sampingnya, ia memacu kendaraan dalam batas kecepatan normal tidak seperti ketika meninggalkan rumah Edward, tidak ada jaminan bahwa lebih cepat akan lebih baik, bukannya sampai dengan selamat, malah terjerat masalah baru berupa tilang. Lagi pun Edward sudah aman dari kejaran Joe, untuk saat ini.


Tidak ada catatan hari ini, saya mau tidur sebentar sambil ngelonin Evelyn yang baru selesai ngamuk.

Selamat menikmati!

Papay!

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro